Menjemput Idulfitri di Solo dengan Bersepeda

Ada beragam jenis pilihan transportasi publik yang dapat digunakan masyarakat yang ingin mudik di kampung halaman.

Dua pemudik asal Cikarang, Jawa Barat, Frans dan Widodo, memilih menggunakan sepeda untuk mudik ke Solo, Jawa Tengah, saat tengah beristirahat di Cirebon, Jawa Barat, Minggu. (Foto: Antara)

apahabar.com, JAKARTA - Ada beragam jenis pilihan transportasi publik yang dapat digunakan masyarakat yang ingin mudik di kampung halaman.

Namun dua warga asal Solo ini berbeda. Frans salah satunya, memilih mudik ke Solo dengan mengayuh sepeda yang dilakukannya dari Cikarang, Jawa Barat. Ia mudik dengan bersepeda bersama temannya, Widodo.

Dipilihnya mudik dengan bersepeda karena ia ingin mengampanyekan mudik yang sehat dan ramah lingkungan. Hal itu juga berkaitan dengan aktivitasnya dan hobinya dalam bersepeda. Selain juga meneguhkan identitasnya sebagai bagian dari komunitas pekerja yang bersepeda.

"Kita tiap tahun mudik dengan sepeda, jadi ini sudah jadi ritual (mudik) kami," kata Frans seperti dilansir Antara, Senin (17/4).

Baca Juga: Jelang Lebaran, Sebanyak 21.987 Penumpang Melakukan Penyeberangan di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk

Berdasarkan pengalamannya mudik, waktu perjalanan yang dibutuhkan agar sampai Solo kurang lebih tiga hari. Ia bersama Widodo memulai perjalanan pada pukul 5.30 WIB hingga pukul 18.00 WIB memutuskan beristirahat sejenak di kota yang disingahinya.

Adapun sejumlah barang persiapan yang dibawa cukup ringkas seperti ban dalam ganti, kunci T, beberapa baju ganti, dua botol minum, helm, kaca mata khusus untuk bersepeda, jaket atau kaos berwarna terang, sarung tangan, dan kaos kaki panjang.

Frans menekankan warna baju yang terang sangat bermanfaat untuk melindungi diri ketika melewati jalan yang mana terdapat pemudik lain yang menggunakan truk, motor atau mobil dengan batas kecepatan tinggi akibat mengejar waktu untuk sampai di tempat tujuan mudik.

"Warna bajunya harus terang, karena kalau sedang di jalan bisa terlihat (oleh pengemudi lain). Jadi, kita harus selalu waspada terhadap kendaraan lain," kata Frans.

Baca Juga: Masa Mudik Lebaran 2023, KAI Daop 1 Pastikan Tidak Ada Tiket Tambahan

Rekan Frans yakni Widodo menerangkan sejumlah persiapan yang dilakukannya dengan memastikan kondisi sepeda dalam keadaan benar dan aman digunakan selama mengikuti kegiatan mudik.

Sementara terkait fisik, keduanya melakukan sejumlah persiapan seperti melakukan pemanasan dengan menempuh jarak bersepeda kurang lebih 100 kilometer pergi pulang.

Persiapan tersebut dilakukan pada tiga bulan sebelum waktu keberangkatan yang ditentukan.

Baca Juga: Ratusan Mobil Mulai Padati Pelabuhan Bakauheni-Merak Minggu Malam

"Misalnya satu minggu kita 100 km pergi pulang untuk meningkatkan endurance (ketahanan) kita," kata Widodo.

Ia juga membeberkan biaya yang dikeluarkan selama perjalanan bisa mencapai satu juta rupiah per orang, termasuk untuk penginapan dan makan di jalan selama tiga hari.