Kalsel

Menjangkau Korban Banjir Batola, Santri Senangnya Bukan Main Dapat Sarden

apahabar.com, BANJARMASIN – Rahmanudin (25) harus menunggu lama di atas perahu getek di Sungai Terantang, Barito…

Menjangkau Korban Banjir Batola, Santri Senangnya Bukan Main Dapat Sarden

apahabar.com, BANJARMASIN – Rahmanudin (25) harus menunggu lama di atas perahu getek di Sungai Terantang, Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan, Kamis (21/1/2021) siang.

Ia salah satu warga Lok Rawa, Kecamatan Mandastana, Batola, yang ikut terdampak banjir.

Udin, begitu ia disapa, menunggu para relawan yang lewat membawa bantuan sembako kepada korban banjir di sana.

Ia terus mengamati setiap perahu motor atau kelotok barang yang lewat. Dan kerap menyapa meminta bantuan.

Termasuk saat rombongan apahabar.com bersama MG Elang Banjarmasin yang melintas, Kamis siang.

Tim menyusur Sungai Terantang menggunakan tiga unit perahu motor. Membawa bantuan donasi dermawan untuk warga terdampak banjir di Batola.

Proses evakuasi bongkar muat dari perahu barang rombongan apahabar.com dan MG Elang Banjarmasin ke perahu getek untuk menjangkau lokasi terisolir banjir di Batola, Kamis (20/1/2021) petang. Foto-apahabar.com/Ahmad Zainal Muttaqin

Demi mendapat bagian, Udin berulang kali meyakinkan rombongan agar mendapat bantuan yang dibawa.

Ia meyakinkan rombongan yang dipimpin H Raihan dan Pimpinan Umum apahabar.com, Budi Ismanto, bahwa bantuan itu bukan untuk diri pribadi.

Melainkan untuk puluhan santri dan satriwati di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Falah, Batola yang sudah sepekan terjebak banjir.

Lokasi Ponpes Darul Falah itu sendiri bukan berada di pinggir Sungai Terantang.

Bukan pula berada di desa tempat Udin tinggal. Tapi berada di Jalan Gubernur Syarkawi, Batola.

Lokasinya sejatinya bisa dilalui melalui jalur darat. Akan tetapi, akses jalan nasional itu sulit dilalui karena tingginya air.

Akses jalan itu hanya dapat dilalui truk. Itu pun harus ekstra hati-hati.

Sementara Udin pergi meminta bantuan menggunakan getek ke Sungai Terantang, 20 menit dari ponpes.

Itu pun Udin harus melewati persawahan dan semak belukar, penuh nyamuk, memotong jarak.

Setelah berhasil meyakinkan rombongan, tim bersama Udin naik geteknya bergerak ke Ponpes Darul Falah.

Benar saja, air di sana hingga sepinggang orang dewasa.

Para santri pun dari kejauhan sudah menunggu di lantai dua ponpes.

Santriwati Ponpes Darul Falah, Jl Gubernur Syarkawi Batola, sudah sepekan terjebak banjir. Foto-apahabar.com/Ahmad Zainal Muttaqin

Bantuan pun diserahkan. Ada telor, obat salep kulit, gula, mie instan, hingga ikan sarden dalam kaleng serta banyak lagi.

Untuk yang terakhir itu, santri terlihat sangat gembira. Pasalnya, selama ini sangat minim sekali bantuan seperti ikan sarden.

Bahkan baru sekali, itu pun hanya mendapatkan empat bungkus mie instan, minyak goreng, kecap dan nasi bungkus.

Sementara kebutuhan mereka lebih dari itu. Ada 30 santri bertahan di Ponpes Darul Falah putra. Total ada 150an santri di sana.

Mereka tidak bisa pulang karena akses ke kampung halaman juga kebanjiran.

Mereka tak hanya berasal dari Batola, tapi penjuru Kalsel, bahkan ada dari Kalimantan Tengah (Kalteng).

“Alhamdulillah ada iwak sarden, himung (senang, red) banar kami. Sarden baru kali ini,” kata Rahmat asal Sungkai, Kabupaten Banjar, yang kini memilih mengabdi di Ponpes Darul Falah Batola itu.

Santri lainnya juga nampak sangat gembira, terlihat dari raut wajah mereka setelah menerima 100 ikan sarden kaleng.

Mereka sangat berterimakasih atas bantuan yang diberikan seraya memanjatkan doa agar tim diganjar balasan lebih oleh Allah SWT.

“Kada sia-sia kita membawa sarden, meski sangat sulit mendapatkannya di Banjarmasin. Terbukti santri kahimungan (gembira sekali, red) mendapatkannya,” ujar H Raihan yang menyerahkan bantuan.

Tim kemudian di bawa Udin bergerak ke ponpes putri. Letaknya 5 menit perjalanan menggunakan perahu getek tadi.

Warga RT 01 dan 02 dengan latar masjid yang terendam di Desa Lok Rawa, Kecamatan Mandastana, Kamis (21/1/2020). Foto-apahabar.com/Ahmad Zainal Muttaqin

Kali ini rombongan melewati jalan nasional yang terendam setinggi di atas mata kaki.

Sedangkan di lingkungan ponpes air sepinggang orang dewasa.

Di sana ada 20 santri bertahan, termasuk ustadzah dan bayi tiga orang.

Kebetulan tim juga membawa pembalut wanita dan susu untuk bayi.

Sama seperti ponpes putra, tim juga menyerahkan bantuan berupa telur, mie instan, gula, dan ikan sarden.

Mereka juga sangat senang sekali menerima ikan sarden. Jumlahnya juga sama, seperti yang diberikan tim di ponpes putra.

“Alhamdulillah bisa makan iwak (ikan, red),” celetuk santri dari lantai dua ponpes.

Berbeda di ponpes putra, khusus di ponpes putri itu, alat penerangan sangat sulit.

Aliran listrik dipadamkan, sehingga hanya mengharapkan lilin.

Tim kemudian memberikan lilin sebagai bekal persediaan mereka di malam hari.

“Kami tidak mengungsi, karena di sini aman, bahkan ada orang kampung disuruh ke sini, karena bangunan lebih tinggi,” terang Sarinah (30), salah satu staf pembantu di sana.

Selama ini ia mengaku baru kali hari Kamis itu mendapat bantuan. Sebelum rombongan apahabar.com dan MG Elang, ada bantuan berupa nasi bungkus dan roti serta obat-obatan.

“Harapan kami ada bantuan lagi yang datang ke sini. Di sini listrik dan air ledeng mati. Untuk air minum kami memasak air di banjir ini,” ujarnya.

Sarinah mengaku santri membutuhkan obat-obatan seperti obat sakit kepala, gatal-gatal, dan diare.

Selepas dari situ, Udin sangat berterimakasih kepada tim apahabar.com dan MG Elang.

Belakangan Udin mengungkapkan bahwa ia adalah alumni santri itu. Namun iba melihat santri tak tersentuh bantuan. “Saya sudah 6 tahun lulus,” kata Udin sembari mengarahkan geteknya.

Senyum Warga Desa Lok Rawa

Seorang emak di Lok Rawa mengamankan hewan ternaknya ke dalam karung agar selamat dari banjir. Foto-apahabar.com/Ahmad Zainal Muttaqin

Berada di bantaran Sungai Terantang yang memilik lebar tidak kurang dari 50 meter, warga Lok Rawa, Kecamatan Mandastana, Batola, kerap hanya mendapatkan gelombang dari setiap perahu yang lewat.

Padahal ada 400 kepala keluarga dengan total 1.044 jiwa di desa yang terpencar dalam 8 rukun tetangga itu.

Di sana warga sangat membutuhkan bantuan. Terutama untuk makan hari-hari.

Bantuan sangat minim, meski mereka sudah mendirikan posko. Namun kerap terabaikan.

“Hanya gelombangnya saja yang dapat,” celetuk emak-emak dan bocah di sana.

Tadinya, tim apahabar.com bersama MG Elang membawa bantuan menggunakan tiga perahu motor barang, hendak menjangkau warga di Jejangkit.

Namun, karena ada sejumlah emak-emak menggunakan jukung atau sampan menghampiri rombongan saat berhenti, akhirnya memilih mendatangi warga Desa Lok Rawa.

Bantuan paket yang diserahkan anggota relawan MG Elang Banjarmasin ke warga Desa Lok Rawa. Foto-apahabar.com/Ahmad Zainal Muttaqin

Di sana akses jalan darat menuju ke luar sulit dilalui. Ketinggian air di jalan bervariasi mulai dari selutut orang dewasa hingga sepinggang.

Sudah sepekan banjir minim sekali bantuan. Belum lagi aliran listrik padam.

Dan tim apahabar.com dan MG Elang Banjarmasin hanya sanggup menjangkau warga RT 01, 02, 03, dan 06. Karena akses sulit dilalui.

Bantuan berupa mie instan, susu bayi, gula, minyak goreng, dan kebutuhan pokok lainnya, hingga baju bekas lantas diserahkan.

Kepala Desa Lok Rawa, Abdul Kadir mengaku gembira. Karena selama ini bantuan sangat minim untuk warga terdampak banjir, termasuk dari pemerintah setempat.

“Kami meski sedikit, sangat berarti. Kami terima, tidak melihat jumlahnya. Yang terpenting bantuan untuk warga ada,” ujar Abdul Kadir.

Kadir mengaku yang dibutuhkan warga saat ini, selain kebutuhan makan adalah alat penerang listrik. Puluhan lilin pun diberikan tim untuk dibagikan ke warga.

Pimpinan Umum apahabar.com, Budi Ismanto menyerahkan paket bantuan kepada Kepala Desa Lok Rawa Abdul Kadir, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Batola, Kalsel, Kamis (20/1/2021) malam. Foto-apahabar.com/Ahmad Zainal Muttaqin

Sementara itu, Ketua RT 02 Jafri Zam Zam mengaku warga tidak membutuhkan nasi bungkus.

Melainkan obat-obatan seperti minyak angin, minyak kayu putih obat demam, diare hingga obat nyamuk.

“Kalau nasi bungkus tidak usah. Karena warga masih bisa memasak. Yang jelas kami butuh gula, minyak goreng, teh dan kopi, serta obat-obatan tadi,” timpal Jafri.

Untuk memasak mereka juga kesulitan mendapatkan pasokan gas.

Sementara itu untuk buang air besar warga juga kesulitan.

Seorang nenek warga RT 02 Desa Lok Rawa mengaku harus menggunakan jukung jauh dari pemukiman untuk buang air besar.

Sementara buang air kecil bebas di mana saja, terkecuali di dalam rumah.

Seorang nenek warga Lok Rawa kesehariannya menggunakan jukung selama banjir melanda. Foto-apahabar.com/Ahmad Zainal Muttaqin

Panggilan Nurani

GM Elang Banjarmasin sejak awal bencana banjir sudah turun membantu memenuhi kebutuhan logistik korban.

Tak hanya di Batola, tapi juga di Kabupaten Banjar, sejak 13 Januari lalu.

“Kalau sebelum-sebelumnya aktivitas kami di barisan pemadam kebakaran yang paling utama, menolong korban tenggelam. Tapi kalau untuk banjir sebesar ini, baru pertama. Sejak hari pertama kami sudah turun membantu,” ujar Raihan, pembina MG Elang.

“Tujuan kami membantu saja, dari hati kita untuk membantu warga. Kami masyarakat biasa, tidak ada kaitan politik apapun, kami terketuk hati nurani membantu,” tambah Raihan.

Pembina MG Elang Banjarmasin, H Raihan menyerahkan paket bantuan kepada Ketua RT 02, Jafri Zam Zam. Foto-apahabar.com/Ahmad Zainal Muttaqin

Bantuan itu kata Raihan berasal dari anggota, teman-teman di Banjarmasin hingga pulau jawa.

“Sekarangkan zaman medsos, saya tinggal posting, setelah itu tiba-tiba mengalir saja, kemudian masuk rekening. Ya kami salurkan,” ungkapnya.

Kali ini bantuan dikerahkan ke Batola, bersama apahabar.com yang menyalurkan donasi dari sumbangan warga Banjarmasin.

Raihan melihat yang dibutuhkan warga saat ini adalah makanan siap saji.

“Makanan siap saji, seperti ikan sarden, karena sudah bisa langsung di makan, telor kalau bisa telor asin, sehingga mereka tidak perlu memasak lagi,” timpal pria berkacamata ini.

Disamping itu, warga juga membutuhkan obat-obatan.

“Seperti salep kulit untuk warga yang gatal-gatal karena terendam air, obat diera, obat demam,” sebut Raihan.

Selain itu, lanjut dia, mereka juga butuh lilin, karena listrik mati.

“Sedangkan makanan bayi, susu, pampers dan juga maaf pembalut wanita, meski tidak banyak, tapi juga perlu,” terang dia.

Raihan dan kawan-kawan berharap, bantuan terhadap korban banjir terus mengalir hingga 10 hari pascabencana ini usai.

“Karena pasca ini yang perlu juga kita perhatikan. Jangan sampai setelah air surut, bantuan juga menurun, padahal warga sangat membutuhkan sekali,” harap Raihan.

Terimakasih Donatur apahabar.com

Bantuan para donatur apahabar.com untuk korban banjir telah disalurkan.

Penyaluran bantuan langsung diserahkan langsung oleh Pimpinan Umum apahabar.com, Budi Ismanto ke pada warga.

Pimpinan Umum apahabar.com Budi Ismanto menyerahkan paket bantuan kepada ketua RT 02 Desa Lok Rawa, Jafri Zam Zam. Foto-apahabar.com/Ahmad Zainal Muttaqin

Tepatnya untuk warga Lok Rawa, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Batola.

Budi mengaku miris melihat kondisi warga sekarang. Selain kesulitan mendapatkan pasokan kebutuhan hidup sehari-hari, banyak fasilitas masyarakat ikut terendam.

Seperti musala, masjid, fasilitas kesehatan desa, sekolah, hingga kantor desa.

“Yang paling kasihan itu warga terisolir ini, kemana mereka mencari kebutuhan hidup sehari-hari,” kata dia.

Saat ini, kata dia warga sangat membutuhkan sekali uluran bantuan para donatur.

“Kita berharap bantuan terus mengalir, karena kalau mengharap pemerintah susah,” sentil dia.

Tak lupa pria berkumis ini mengucapkan terimakasih kepada seluruh donatur apahabar.com yang telah memberikan bantuan berupa uang hingga pakaian layak pakai.

Namun ia juga berharap pemerintah bisa sigap menangani korban bencana ini.

“Dan yang lebih penting pascabanjir, banyak infrastruktur daerah yang rusak. Dan itu harus segera diperbaiki pemerintah,” tekan Budi.

Sebagai pengingat, banjir tahun ini merupakan yang terbesar di Kalsel.

Melanda 11 dari 13 kabupaten/kota, selama sepakan ini.

Sebanyak 56.857 warga terpaksa mengungsi. Sementara 59.662 rumah rusak.

Banjir turut merusak sejumlah infrastruktur, antara lain 21 jembatan, 110 rumah ibadah, 76 sekolah, dan jalan sepanjang 18.295 meter.

BPBD Kalsel mencatat 404.690 jiwa dari 127.374 kepala keluarga terdampak, meski di sejumlah daerah saat ini banjir berangsur surut.

Data Lembangan Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), luasan genangan banjir terbesar berada di Barito Kuala dengan 60 ribu hektar.

Kemudian Kabupaten Banjar 40 ribu hektare, Tanah Laut 29 ribu hektare, Hulu Sungai Tengah 12 ribu hektare, Hulu Sungai Selatan 11 ribu hektare, Tapin 11 ribu hektare, dan Tabalong sekitar 10 ribu hektare.