Kisah Inspiratif

Mengupas Kisah Pendiri Rumah Mode Chanel yang Kecil di Panti Asuhan

Dibalik kesuksesan rumah mode ternama asal Prancis yaitu Chanel, ada sosok perempuan hebat nan tangguh bernama Gabrielle 'Coco' Chanel.

Gabrielle Bonheur 'Coco' Chanel Perempuan dibalik Kesuksesan Rumah Mode Ternama Asal Prancis. Foto: Shutterstock

apahabar.com, JAKARTA - Dibalik kesuksesan rumah mode ternama asal Prancis yaitu Chanel, ada sosok perempuan hebat nan tangguh bernama Gabrielle 'Coco' Chanel.

Jika berbicara mengenai perjalanan fesyen dan rumah mode dunia, Chanel menjadi salah satu brand luxury yang tak bisa dilewati.

Lantas seperti apa sosok perempuan pendiri brand Chanel yang dikenal memiliki inovasi dunia feysen serta parfum Chanel No. 5 dan Chanel No. 19? Mari kita simak.

Terlahir dari Keluarga Tidak Mampu di Prancis
Gabrielle Bonheur 'Coco' Chanel Saat Muda. Foto: Pinterest

Terlahir dengan nama Gabrielle Bonheur Chanel, pada 19 Agustus 1883, di Saumur, bagian barat Prancis.

Tidak akan menyangka bahwa dirinya di masa depan akan menjadi seorang legendaris di industri fesyen.

Baca Juga: 'Mengayuh Waktu Membangun Kutai Kartanegara', Memotret Kisah Inspiratif Edi Damansyah

Ia terlahir dari keluarga yang miskin, dan sang ibunda meninggalkannya pada usia 11 tahun.

Tak hanya itu, setelah kepergian sang ibunda, ia harus menelan pil pahit, bahwa sang ayah (Henri-Albert Chanel) membawanya ke sebuah panti asuhan di desa Aubazine.

"Masa kecilnya cukup traumatis, dia tidak pernah melihat ayahnya lagi setelah kejadian itu," ungkap Picardie, penulis biografi 'Coco Chanel: The Legend and the Life', dikutip CNN, Kamis (5/10).

Hal tersebut tak lantas membuatnya patah semangat, nyatanya ia dapat mengubah kesedihannya menjadi sesuatu yang kreatif dan disenangi banyak orang.

Baca Juga: Cerita Pilu Korban Kebakaran di Banjarmasin: Tersisa Baju di Badan

Gabrielle kemudian bekerja selama beberapa tahun sebagai penyanyi kafe. Dan mendapatkan panggilan 'Coco'.

Beberapa sumber berasumsi panggilan itu karena lagu yang dinyanyikannya 'Qui qu'a vu Coco'. Namun, panggilan tersebut berasal dari singkatan bahasa Perancis 'cocotte'.

Pada 1913, ia pun bertemu dengan seorang pria kaya bernama Arthur "Boy" Capel dan menjalin kasih dengannya.

Hubungannya bersama Arthur membawa Gabrielle pada dunia mode, awal karirnya ia membuka toko topi kecil di Deauville, Prancis. Serta beberapa pakaian olahraga seperti sweter dan jersey.

Baca Juga: Kisah Idham Chalid, Sang Kiai Pejuang Kelahiran Kalimantan Selatan

Pada 1910 ia membuka butik pertamanya di rue Cambon, Prancis, dan memperluas rumah modenya ke Deauville dan Biarritz.

memperluas ke resor kaya Deauville dan Biarritz, dan menggunakan keberhasilan usaha ini untuk meluncurkan lini pakaiannya. Tidak lama kemudian dia berkembang lagi; 

Kebangkitan Mode Fesyen Chanel dan Perang Dunia II

Gabrielle Bonheur 'Coco' Chanel Perempuan dibalik Kesuksesan Rumah Mode Ternama Asal Prancis. Foto: GettyImages

Menilik busana pada zaman tersebut yang ribet, membuat Gabrielle membuat dobrakan baru, yang terinspirasi dari busana laki-laki yang sederhana dan terlihay nyaman.

Kemudian membuat sebuah konsep, 'kemewahan harus nyaman, jika tidak nyaman maka bukanlah kemewahan'. Oleh sebab itu, hingga saat ini desain Chanel terkenal akan kesan simpel namun tetap mewah.

Tanpa disangka, Pada 1920-an bisnisnya busana yang ia miliki melejit dengan omzet jutaan dan mampu mempekerjakan lebih dari 2000 orang.

Baca Juga: 5 Oktober HUT ke-78 TNI, Sejarah Panjang Sang Penjaga Keutuhan NKRI

Tak hanya mode busana, ia juga turut meluncurkan bisnis parfum hingga perhiasan yang banyak diminati.

Seperti parfume Chanel No. 5 dengan mengkombinasi melati dan beberapa aroma bunga lainnya yang lebih kompleks dan misterius daripada parfum beraroma tunggal pada saat itu. Sedikit funfact, angka 5 merupakan angka kesukaan Gabrielle.

Gabrielle harus menutup rumah busananya pada 1939 yang diakibatkan oleh Perang Dunia II.

Ia dicurigai memiliki afiliasi dengan kelompon Nazi, karena kedekatannya dengan seorang berkebangsaan Jerman.

Baca Juga: Kisah Daud Beureueh, Abdi untuk Bangsa Berakhir Jadi Pemberontak

Hal tersebut membuat citra diri dan brand nya tercoret dan membuatnya terpuruk. Namun pada 1954, ia bangkit kembali dengan mode terbaru, dan membuat desainnya kembali dicintai banyak orang.

Kepergian Sang Legendaris dan Kemajuan Dunia Fesyen
Gabrielle Bonheur 'Coco' Chanel. Foto: thejakartapost

Pada 10 Januari 1971 Gabrielle dinyatakan meninggal pada usia 87 tahun, di apartemennya di Hotel Ritz, Paris, Prancis.

Meskipun tidak pernah menikah dan memiliki keluarga, namun ia telah menghidupi dirinya dan ribuan orang serta memberikan warisan dunia fesyen yang begitu berharga.

Setelah kepergiannya, rumah mode Chanel pun dipimpin oleh Karl Lagerfeld (1983-2019). Dan terus berkembang dan memiliki pengaruh terhadap kebutuhan fashio perempuan.

Tak hanya menginspirasi dalam dunia mode, namanya terus menjadi inspirasi untuk buku, film serta teater musikal di tahun 1970, di Broadway Musical, yang diperankan oleh Ketharine Hepburn.