Politik

Mengukur “Syahwat” Politik Guru Khalil di Pilkada 2020

apahabar.com, BANJARMASIN – Pernyataan Bupati Khalilurrahman untuk maju kembali di Pemilihan Bupati (Pilbup) Banjar sontak mengejutkan…

Sempat menyatakan tak berhasrat maju lagi, Guru Khalil akhirnya menarik ucapannya sendiri. Foto-apahabar.com/Hendra Lianoor

apahabar.com, BANJARMASIN – Pernyataan Bupati Khalilurrahman untuk maju kembali di Pemilihan Bupati (Pilbup) Banjar sontak mengejutkan banyak pihak. Pilkada di Kota Santri tahun ini bakal berlangsung sengit.

Pengamat Politik dan Kebijakan Publik FISIP ULM, Taufik Arbain. apahabar.com/Robby

“Sangat menarik dicermati, kembalinya Guru Khalil [sapaan Bupati Khalilurrahman] untuk bertarung di Pilkada Banjar 2020,” ucap Pengamat Politik dan Kebijakan Publik FISIP ULM, Taufik Arbain saat berbincang ringan dengan apahabar.com.

Padahal, kata dia, sang petahana sempat mengurungkan niat untuk maju pada perhelatan pesta demokrasi lima tahunan itu.

“Sehingga, saat itu pula para politisi lain berlomba-lomba ingin maju dan memulai langkah mereka dari nol,” bebernya.

Tentu, sambung dia, sikap politik sang guru ini mengejutkan banyak pihak. “Artinya, syahwat berkuasa guru ini masih hot,” tegasnya.

Ia menduga, terdapat beberapa alasan Khalilurrahman maju kembali di Pilkada Kabupaten Banjar 2020. Salah satunya, sang guru melihat secara kapasitas, kapabilitas, investasi politik, dan cost politik para kompetitor yang masih berada di bawahnya.

“Kita mengakui kecerdasan politik guru Khalil adalah membaca peta untuk maju kembali,” bebernya.

Meski begitu, nama-nama kompetitor yang mencuat seperti H Rusli, Andin Sofyanoor, Made Taruna, Gusti Sulaiman Razak tak bisa dipandang sebelah mata. Nama-nama itu juga memiliki investasi politik yang cukup besar.

“Rata-rata, mereka memiliki cost politik yang signifikan. Mereka juga pernah berada di pemerintahan, baik di birokrasi maupun DPRD,” cetusnya.

Tak hanya itu, ungkap dia, kompetitor juga memiliki jaringan, entitas, dan komunitas massa tradisional yang cukup kuat.

“Terpenting, hampir semua calon itu memilih wakil dari kalangan tuan guru. Inilah pilihan strategis yang harus dilakukan para kandidat yang akan bersaing,” katanya.

Pilihan kompetitor itu, tegas dia, memiliki nilai yang sangat positif. Terlebih apabila guru Khalil benar-benar maju kembali.

“Karena kalangan tuan guru itu menggoda nuansa kebatinan pemilih di Kabupaten Banjar,” paparnya.

Apabila semua bakal calon memilih wakil dari kalangan tuan guru, maka secara otomatis suara pemilih di Kabupaten Banjar akan terbelah.

“Karena, semua wakil dari kalangan tuan guru yang dipilih para kompetitor itu mempuni dan menjadi pilihan alternatif masyarakat Banjar,” tambahnya.

Lalu, mampukah sang guru mengulang kembali kesuksesan menggaet calon wakil bupati dari kalangan pengusaha atau pemodal?

Menurutnya, sang guru pasti kembali memberikan janji kepada calon wakil bupati bahwa dirinya akan mengundurkan diri di separuh masa jabatan.

“Guru Khalil memiliki kapasitas, kapabilitas, pengalaman memimpin, memiliki loyalis di birokrasi. Dan, memiliki pemilih tradisional,” pungkasnya.

Sempat menyatakan tak berhasrat maju lagi, Guru Khalil akhirnya menarik ucapannya sendiri.

"Dimatangkan dulu lah. Kemarin sudah menyatakan tidak akan maju lagi. Namanya politik itu kan dinamis," ujar Guru Khalil usai rapat paripurna DPRD Banjar, Senin (20/1) kemarin.

Dalam beberapa kesempatan, Guru Khalil menegaskan tidak akan maju lagi dalam Pilkada. Terakhir, pernyataan itu dilontarkannya usai melantik ratusan pejabat di masa akhir-akhir diperbolehkan kepala daerah melantik pejabat, 1 Januari lalu.

"Enggak ada (unsur politik). Saya tidak nyalon lagi, jadi nggak ada kepentingan," tegas Guru Khalil dengan nada meninggi, kala itu.

Beredar kabar ihwal musabab Guru Khalil tidak nyalon lagi lantaran absennya dukungan keluarga. Usai sang guru kini 75 tahun.

Di pengujung Agustus 2019 lalu, seusai HUT Kabupaten Banjar ke-69, Guru Khalil harus dilarikan ke RS Dr Sutomo, Surabaya lantaran sakit yang dideritanya. Guru Khalil dikenal sebagai perokok berat.

Kendati demikian, sepertinya Guru Khalil memang masih bernafsu untuk kembali menjadi orang nomor satu di Bumi Barakat. Agar tidak disebut-sebut menjilat ludah sendiri, Guru Khalil mengulang-ulang kalimat bahwa politik itu dinamis.

"Yang namanya politik itu dinamis. politik ini nggak ada kata bohong," timpal Guru Khalil menjawab wartawan soal pernyataannya dulu.

Ada beberapa alasan yang menurut dirinya harus mempertimbangkan kembali untuk maju sebagai petahana. Salah satunya, klaim atas banyaknya masyarakat yang masih ingin dia maju untuk kemajuan Banjar.

"Banyak permintaan masyarakat, terutama di desa-desa dan di kecamatan-kecamatan agar maju kembali, dan saya masih mempertimbangkan," katanya.

Selain itu, Guru Khalil berkeyakinan banyak parpol yang masih ingin mengusungnya.

"Banyak partai yang mau mengusung. Karena partai-partai mengadakan poling di mana-mana, katanya (elektabilitas) saya masih tinggi, 65 persen," imbuh Guru Khalil.

Kabar Guru Khalil bakal mencalon ini mengemuka sepekan belakangan. Selentingan kabar, Rofiqi Ketua DPRD Banjar sekaligus Ketua Gerindra Banjar juga siap mendukung bersama Partai PKB.

Hal itu semakin kuat dengan adanya pertemuan Rofiqi dengan Bupati Banjar itu pada Selasa (14/1) malam. Dalam hal ini, Rofiqi enggan berkomentar apa yang tengah mereka perbincangkan pada malam itu.

Baca Juga:Mengejutkan, Guru Khalil Berniat Maju Pilkada Banjar

Baca Juga:Guru Khalil Tegaskan Arah NU Banjar di Politik Praktis

Reporter: Muhammad Robby/Ahc22Editor: Fariz Fadhillah