Penjelajah Waktu

Menguak Misteri 'Time Traveler', Penjelajah Waktu Nyata?

Pernahkah Anda mendengar kisah Andrew Carlssin? Namanya sempat mencuat pada tahun 2000, lantaran mengaku sebagai time traveler alias penjelajah waktu.

Time Traveler (Foto: The New York Times)

apahabar.com, JAKARTA - Pernahkah Anda mendengar kisah Andrew Carlssin? Namanya sempat mencuat pada tahun 2000, lantaran mengaku sebagai time traveler alias penjelajah waktu.

Pengakuan yang demikian bermula saat FBI menangkap Carlssin karena diduga melakukan insider trading. Pria itu pun membantah tuduhan FBI dengan dalih dirinya sudah mengetahui pasar saham masa depan.

Carlssin lantas mengungkapkan identitas aslinya, di mana berasal dari tahun 2256. Kendati banyak yang meragukan pengakuan itu, nyatanya dia benar-benar menghilang bak ditelan bumi, usai FBI membebaskannya.

Fiksi atau Nyata?

Kisah serupa yang menuturkan soal time traveler, seringkali menjadi premis dari karya fiksi. Pun begitu dengan di dunia nyata; tak sedikit orang mengaku atau mengeklaim punya bukti mengenai penjelajah waktu.

Melansir The Conversation, menjelajah waktu sejatinya merupakan tindakan yang melanggar kausalitas. Ini adalah sebuah aturan alam yang mengatakan "penyebab” terjadi sebelum “akibat".

Baca Juga: Langkah Mudah agar Terhindar dari Penularan Omicron XBB

Sejumlah ahli berpendapat bahwa perjalanan ke masa lalu mustahil dilakukan, mengingat jagat raya punya aturan kausalitas. Melanggar aturan itu bakal berdampak buruk bagi alam semesta dan seisinya. 

Di sisi lain, secara teori, sejumlah pakar tak menampik kalau menjelajah waktu benar-benar memungkinkan. Probabilitas yang demikian berkaitan dengan Teori Relativitas milik Albert Einstein.

Proses ‘Menjelajah Waktu’

Paul Davies dalam How to Build a Time Machine (2002) menjelaskan Teori Relativitas dari Albert Einstein secara eksplisit memperbolehkan sejenis dilasi waktu. Ini disebut juga mirip perjalanan waktu, sehingga memungkinkan perjalanan lintas masa.

Dalam teori itu, Einsten ‘membantah’ anggapan waktu adalah hal yang mutlak dan universal; berlaku sama untuk semua orang, tak peduli kondisi fisik mereka. Sang ilmuwan mengatakan bahwa interval terukur antara dua peristiwa, tergantung pada bagaimana seseorang bergerak.

Baca Juga: Tanda Awal Jantung Bermasalah, Cek Gejalanya

Misalnya, ada sepasang anak kembar bernama Sally dan Sam. Sally bekerja sebagai astronaut, di mana mengharuskannya terbang ke planet lain dan menetap selama satu tahun, lalu kembali ke bumi.

Setibanya di bumi, Sally menemukan bahwa waktu di tempat asalnya itu sudah berlalu sepuluh tahun lamanya. Bila dibandingkan dengan saudara kembarnya, usia mereka kini tak lagi sama: Sam sembilan tahun lebih tua dari Sally.

Davies menjelaskan, sebagaimana dikutip dari Scientific American, contoh itu menggambarkan jenis perjalanan waktu yang terbatas. Akibatnya, Sally telah melompat sembilan tahun ke masa depan di bumi.

Sementara itu, Stephen Hawking dalam sebuah studinya menuliskan, "it seems like law of physics conspire to prevent the violation of causality".

Baca Juga: Kenapa Perjalanan Pulang Terasa Lebih Cepat daripada Berangkat?

Sang penemu black hole ini justru yakin bahwa hukum fisika, relativitas kuantum, dan mekanika kuantum seolah berkonspirasi untuk melarang terjadinya time travel.

Demikianlah sekilas penjelasan mengenai fenomena menjelalah waktu. Lantas, percayakah Anda dengan misteri tersebut?