Hutan Bunuh Diri

Menguak Misteri Aokigahara: Hutan Bunuh Diri di Jepang

Hutan Aokigahara merupakan tempat bunuh diri paling populer di Negeri Sakura. Sekitar 100 orang setiap tahunnya meregang nyawa di sana.

Hutan Aokigahara menjadi lokasi bunuh diri terbanyak di Jepang (Foto: dok.anandabazar)

apahabar.com,JAKARTA - Sederet papan bertuliskan “hidupmu adalah hadiah berharga dari orang tuamu” atau “pikirkan tentang anak-anak Anda, tentang keluarga Anda” menjadi panorama lumrah yang menghiasi lebatnya pepohonan di Hutan Aokigahara, Jepang.

Penempatan tulisan yang demikian bukanlah tanpa alasan. Hutan berjuluk ‘lautan pohon’ itu merupakan tempat bunuh diri paling populer di Negeri Sakura.

Data yang dihimpun dari 1988 silam menunjukkan, sekitar 100 orang per tahun meregang nyawa di Hutan Aokigahara.

Bagi penduduk setempat, fakta tersebut barangkali tak lagi mengejutkan. Sebab, hutan yang berlokasi di bagian barat laut Gunung Fuji ini sudah sering dikaitkan dengan kematian sejak abad ke-19. 

Usut punya usut, kawasan itu pernah digunakan untuk melakoni ubasute – ritual mengasingkan kerabat yang sudah uzur ketika masa kelaparan dan musim kering melanda. Mereka sengaja dibiarkan mati di sana.

Tren Bunuh Diri dari Karya Fiksi

Popularitas Hutan Aokigahara sebagai lokasi bunuh diri kian meningkat selama beberapa tahun terakhir.

Diduga, pemicunya adalah kemunculan novel Tower of Waves (1961). Karya Seicho Matsumoto ini mengisahkan aksi bunuh diri sepasang kekasih di Hutan Aokigahara.

Tak cuma itu, ada pula buku bertajuk The Complete Manual of Suicide terbitan 1993.

Karya Wataru Tsurumi ini menggambarkan Aokigahara sebagai ‘tempat sempurna untuk meninggal dunia.’

Kedua novel tersebut laku keras di pasaran, di mana terjual jutaan eksemplar. Kesuksesan yang demikian agaknya juga menginspirasi Hollywood untuk membuat karya fiksi serupa.

Setidaknya, ada dua film yang terinspirasi oleh reputasi Aokigahara, yakni Sea of Trees (2015), yang dibintangi Matthew McConaughey, dan film horor The Forest yang dirilis pada 2016 lalu.

Dihuni Roh Yurei

Para spiritualis mengatakan bahwa pohon-pohon di Hutan Aokigahara dipenuhi dengan energi jahat yang terkumpul dari semua kasus bunuh diri di masa lalu. Selain itu, hutan ini juga dihuni oleh Roh Yurei.

Hantu Jepang ini, boleh dibilang berwujud mirip kuntilanak di Indonesia: sosok wanita berwajah pucat dengan baju putih panjang dan berambut hitam. Kehadiran Yurei  diduga menjadi alasan kenapa banyak yang melakukan bunuh diri di sana.

Orang Jepang percaya bahwa arwah mereka yang mengakhiri hidup di Hutan Aokigahara tidak akan bergabung dengan para leluhurnya, melainkan terjebak dengan penuh rasa marah. 

Sebab itulah, petugas setempat bakal menemani mayat dari orang-orang yang bunuh diri di Hutan Aokigahara agar arwah tersebut tidak marah.

‘Penjarahan’ Mayat

Di balik kisah pilu nan mengenaskan yang menyelimuti Hutan Aokigahara, ternyata masih ada yang berusaha mengambil ‘keuntungan.’ Adalah pemulung, sosok yang berkeliaran memungut barang-barang berharga milik jasad.

Malahan, jika menemukan jasad terlebih dahulu sebelum petugas, mereka akan mengambil semua barang berharga pada sosok tak bernyawa tersebut. Tindakan itu sebenarnya dapat memicu kemarahan Roh Yurei.

Demikianlah sekilas gambaran mengenai Hutan Aokigahara, tempat bunuh diri paling populer di Jepang. Tertarik melihat langsung lokasi mencekam ini?