News

Mengintip Wajah Ekowisata Bekantan Lok Buntar Pascakebakaran Hebat 8 Tahun Silam

apahabar.com, RANTAU – Kebakaran hebat melanda Lok Buntar, Desa Lawahan, Kabupaten Tapin 2014 silam. Api berkobar…

Ekowisata Bekantan di Lok Buntar, Desa Lawahan, Kabupaten Tapin kembali hijau pascakebakaran hebat 2014 silam. Foto-foto: Aswat Tapin

apahabar.com, RANTAU – Kebakaran hebat melanda Lok Buntar, Desa Lawahan, Kabupaten Tapin 2014 silam. Api berkobar sepekan lamanya membuat satwa-satwa dilindungi seperti Bekantan tewas terbakar.

Delapan tahun berselang, atau tepat hari ini, Pemkab Tapin mulai kembali berupaya mengembalikan keasrian alamnya. Salah satunya menggandeng PT Antang Gunung Meratus (AGM), dengan menghijaukan dan merestorasi kembali lokasi ekowisata Bekantan.

Agaknya tak salah upaya yang dilakukan oleh Pemkab Tapin itu. Sebab, Lok Buntar yang berdekatan dengan operasional angkutan PT AGM di kanal Sungai Muning itu telah ditetapkan berdasarkan SK Bupati Tapin No. 188.45/060/KUM/2014 sebagai kawasan bernilai konservasi tinggi.

Pengembangan yang telah dimulai sejak beberapa tahun silam pun sudah menunjukkan hasil signifikan. Wujud kawasan ekowisata Bekantan mulai terlihat dengan berbagai fasilitasnya; plaza ekowisata, menara pandang, shelter, dermaga, nursery, papan informasi, deck, hingga jembatan.

“Kita terus berupaya untuk menjadikan Lok Buntar menjadi tempat tinggal yang layak untuk Bekantan,” ujar Jeni, Officer Ekowisata Bekantan Lok Buntar, Jumat (9/9).

Beragam fasilitas seperti plaza ekowisata, shelter hingga menara pandang ada di ekowisata Bekantan Lok Buntar.

Kendati saat ini kondisi lingkungan sudah mulai hijau, tapi upaya perbaikan lingkungan akan terus dilakukan. Ekowisata Bekantan ini memiliki luas 90 hektare. Diisi dengan belasan bakantan dan hewan serupa lainnya, seperti lutung atau hirangan, orang hutan atau uwa-uwa, dan 19 jenis burung seperti elang bondol atau bangau tong-tong.

“Tempat ini memang terus diperbaharui agar semakin layak jadi habitat bagi semua jenis hewan yang terancam punah,” ucapnya.

Terkait apakah akan dibuka untuk umum atau tidak, pihaknya masih harus berkoordinasi dulu dengan Pemkab Kabupaten Tapin.

“Sedang kita bangun komunikasi dengan Pemda bagaimana baiknya. Kalaupun nantinya akan dibuka untuk umum pasti akan ada pemberitahuan,” jelasnya.

Tak lebih dari 18 Bekantan yang tersisa di kawasan ekowisata Lok Buntar.Wajah

Sementara itu, Juara I Duta Lingkungan Kabupaten Tapin Tahun 2021, Aisyah Nabila saat mengunjungi ekowisata Bakantan merasa kagum dengan upaya restorasi habitat Bakantan di Lok Buntar.

“Ini baru pertama kali. Secara umum tempat ini sudah sangat nyaman bagi semua jenis hewan yang keberadaanya terancam punah,” ujarnya.

Aisyah mengatakan kondisi dan situasinya sudah tertata dan diperbaharui, pihaknya berharap agar masyarakat setempat agar tetap menjaga dan dilestarikan keasrian yang ada.

“Kita belajar dari pengalaman. Hutan lindung ini pernah terbakar sangat hebat. Saat ini sudah diperbaharui dengan sangat baik. Maka tugas kita semua untuk dijaganya,” ujarnya.