Tak Berkategori

Mengintip Kiat Sukses Habib Hamid, Petani Jamur Tiram asal Martapura

apahabar.com, MARTAPURA – Penghasilan sebagai petani jamur tiram rupanya cukup menggiurkan. Dalam kurun sebulan, Habib Hamid…

Habib Hamid bersama Jamur Tiram yang sudah siap panen. Foto-apahabar.com/Ahmad

apahabar.com, MARTAPURA - Penghasilan sebagai petani jamur tiram rupanya cukup menggiurkan.

Dalam kurun sebulan, Habib Hamid Al-Habsyi, bisa meraup penghasilan Rp9 Juta. Sekarang, jamur tiram sudah mulai marak dibudidayakan orang di Indonesia.

Sejak 5 tahun silam, warga Sekumpul Ujung, Martapura Kota, Kabupaten Banjar, Kalsel itu menggeluti profesi sebagai petani jamur bernama latin Pleurotus Ostreatus belakangan itu.

Penghasilan sebanyak itu dengan estimasi harga jamur siap panen yang mencapai Rp22 ribu.

Sementara dalam seharinya pembibitan yang dilakukan oleh Hamid bisa mencapai 20 hingga 30 kilo.

Usaha yang digelutinya saat ini adalah usaha turun temurun. Yang berasal dari sang ayah hingga kakaknya.

"Dari bapak saya bahkan kakak saya juga seorang petani jamur. Pertama hanya coba-coba dan alhamdulillah ternyata hasilnya lumayan," ujarnya.

Dalam pembudidayaan jamur tersebut rupanya tidak memerlukan banyak karyawan. Dirinya hanya mempekerjakan dua karyawan untuk membantunya.

"Tapi kalau banyak konsumen yang memesan kita tidak menutup kemungkinan untuk menambah karyawan kita, karena kita membutuhkan banyak baglog (media untuk menanam jamur, Red)," ujarnya.

Jamur tiram di Kabupaten Banjar kebanyakan pemasarannya dilakukan di Pasar Subnuh Sekumpul. Di sana adalah sentral pemasaran jamur yang banyak dicari untuk dijadikan Jamur Krispi. Selain itu pemasaran jamur juga dilakukan di rumah makan dan cafe.

Asal tahu saja. Kalsel sebagai salah satu daerah penghasil telah memiliki sejumlah paguyuban atau komunitas jamur tiram. Salah satunya adalah Jamur Kalimantan Selatan (Jaksel).

Sementara proses pembudidayaan Jamur Tiram juga tidak begitu rumit.

Proses pertama untuk memulai pembibitan adalah pengayakan serbuk gergaji. Untuk memisahkan serbuk yang halus dengan yang kasar.

Kemudian serbuk tersebut dimasukkan ke dalam oven untuk proses sterilisasi. Setelah itu dimasukkan ke dalam plastik yang sudah disiapkan sebelum menjadi Baglog.

Jika berjalan sesuai rencana, dalam kurun 1 sampai dua bulan sudah akan keliatan hasilnya.

Meski begitu. Ia juga membagi sedikit tips. Jamur tiram sangat rentan terkena virus. Cara mengetahuinya adalah saat berumur 1 hari atau 1 pekan. Jika terlihat berwarna kehijau-hijauan maka bibit tersebut sudah terkena virus.

"Jika sudah begitu maka kita harus cepat memisahkannya dari ruangan pembibitan karena bibit yang virus ini akan menyebar ke bibit yang lainnya," ujarnya.

Jika dalam pembudidayaan jamur tiram hanya terkendala oleh musim kemarau. Yang mana temperatur suhu akan naik dan mengakibatkan kelembaban udara menjadi berkurang maka jamur akan rentan mati.

"Hal tersebut dapat kita atasi dengan menyiram jamur dengan cara mengembun saja, jangan sampai langsung terkena batang," pungkasnya.

Dalam bincang ringan dengan apahabar.com, Hamid berharap para pembudidaya jamur tiram agar semakin berkembang di Kalimantan Selatan khususnya di Martapura.

Rumah budidaya Habib Hamid di Sekumpul Ujung, Martapura Kota, Kabupaten Banjar, Kalsel. Foto-apahabar.com/Ahmad

Baca Juga:Ingin Kaya Sejak Muda, Intip Kiat Belajar Investasi ala Miliarder AS

Baca Juga: Kiat Komunitas Basnas Kalsel, Sulap Sampah Kampus Menjadi Uang

Reporter: AHC 15Editor: Fariz Fadhillah