Kalsel

Mengintip Kesiapan Bandara Syamsudin Noor Menangkal Corona

apahabar.com BANJARBARU – Guna menangkal corona, bandara mesti punya pengawasan yang tak abal abal. Lantas bagaimana…

Thermal Scanner atau pendeteksi suhu tubuh yang siap sedia mengawasi penumpang yang datang di Bandara Internasional Syamsudin Noor. Sumber-Nurul Mufidah

apahabar.com BANJARBARU – Guna menangkal corona, bandara mesti punya pengawasan yang tak abal abal.

Lantas bagaimana dengan sistem pengawasan di Syamsudin Noor, bandara kebanggaan milik masyarakat Kalimantan Selatan?

Guna menangkal corona, virus mematikan ini, sistem pengawasan di sana rupanya mulai ditingkatkan.

Pengelola bandara internasional itu terus memperketat pengawasan terhadap penumpang datang.

apahabar.com baru saja mengunjungi Bandara Internasional Syamsudin Noor. Sebelum itu penulis menghubungi Humas Angkasa Pura (AP) I untuk membuat janji temu guna memantau pengawasan penumpang di area kedatangan.

Penulis diizinkan masuk ke area kedatangan. Di sana sudah disiapkan alat yang disebut Thermal Scanner. Alat ini berfungsi memeriksa suhu tubuh penumpang yang baru tiba.

Tampak, tidak ada pengawasan spesial selain pantauan dari alat tersebut. Hanya ada petugas operator Thermal Scanner.

Petugas kesehatan tak tampak ada di lokasi. Hanya ada lalu lalang petugas kebersihan.

Menurut informasi Humas AP, sore tadi memang belum memasuki jam kedatangan. Kedatangan masih dua jam lagi.

Di saat bersamaan, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Banjarmasin sedang melakukan koordinasi. Begitu pula petinggi Angkasa Pura. Informasi ini penulis dapatkan langsung dari yang bersangkutan.

Koordinasi lantaran ditemukannya 2 WNI yang positif Corona. Dan perintah Presiden untuk memperketat pengawasan.

Penulis pun memahami kekosongan petugas di area pengawasan Thermal Scanner. Ditambah, baru akan ada penumpang datang dua jam ke depan.

Dari pantauan penulis, Thermal Scanner yang dipasang bekerja dengan sangat baik. Hal itu penulis ketahui saat beberapa kali mencoba dengan bantuan figuran yang berlalu lalang di depan alat pendeteksi tubuh tersebut.

Operator pun menjelaskan dengan ramah bagaimana jika terdeteksi suhu tubuh yang tinggi. Jika terdeteksi suhu tubuh di atas 38 derajat celcius, pasti akan diperiksa lebih lanjut.

“Dibawa petugas ke poliklinik KKP setelah itu dirujuk dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan,” jelas Operator Thermal Scanner, Lisda kepada apahabar.com, Selasa (3/3).

Sebelumnya, penulis sudah berkunjung ke poliklinik KKP. Di sana, terlihat banyak petugas kesehatan siaga. Pun, dengan sejumlah fasilitas yang menurut penulis sesuai kelas bandara internasional.

Selain itu, kemarin KKP juga langsung memperketat pemeriksaan di pintu-pintu masuk seperti bandara dan pelabuhan.

“Dengan pengumuman yang disampaikan presiden bahwa sudah ada warga Indonesia yang positif terinfeksi Covid-19 atau Corona, maka kami mengambil sikap memperketat penjaringan di bandara dan pelabuhan,” ucap Kepala KKP Banjarmasin Ruslan Fajar saat ditemui apahabar.com sore tadi.

KKP sendiri telah menggelar rapat mengenai rencana pengetatan keamanan tersebut. Salah satunya menyiapkan ruang sterilisasi dan tenda tabung di bandara.

“Ini sebagai pendukung Thermal Scanner yang ada” ucapnya.

Kepada penulis, fungsi ruang sterilisasi tersebut dijelaskan. Yakni, mengobservasi penumpang dengan suhu di atas 38 derajat celsius ketika melintasi alat pemindai Thermal Scanner di terminal kedatangan bandara.

Jika ditemukan gejala mirip corona, maka penumpang akan langsung dievakuasi ke rumah sakit rujukan. Di Kalsel sendiri, ada dua RS rujukan. Satu di Banjarmasin, sisanya di Pelaihari.

“Kalau dalam observasi gejalanya mirip terinfeksi corona maka penumpang akan dimasukkan ke dalam tandu tabung untuk dirujuk ke rumah sakit,” terangnya.

Tandu berbentuk tabung. Menurutnya akan aman bagi penumpang lain. Pasalnya, virus yang ada di dalam tubuh penumpang yang suspect diyakini tidak akan bisa menyebar jika berada dalam tabung itu.

“Tandunya berbentuk tabung dengan warna transparan. Unitnya sudah ada di KKP Banjarmasin. Sebentar lagi kita bawa ke bandara, tapi masih menunggu keputusan Angkasa Pura,” ujarnya.

KKP sendiri masih menunggu kabar dari otoritas bandara mengenai penyediaan tempat untuk ruang sterilisasi.

“Mereka (bandara) masih berkoordinasi dengan tim pengawas bangunan untuk penyediaan ruangan,” paparnya.

Lalu, apakah ruang strerilisasi dan tandu tabung tersebut akan efektif menjaring penumpang yang terinfeksi Corona ?

Diakuinya, untuk mengidentifikasi orang yang baru terinfeksi virus tersebut memanglah susah.

Pasalnya, jika hanya dalam satu atau dua hari setelah terinfeksi, penderita tidak langsung menunjukkan gejala terkait corona.

“Mungkin tiga sampai lima hari baru kelihatan gejalanya. Seperti badan panas, batuk dan lain-lain. Tergantung daya tahan tubuh. Kalau daya tahan tubuhnya kuat, bisa satu pekan baru ada gejala,” ucapnya.

Meski begitu, Ruslan menuturkan KKP Banjarmasin selalu berusaha menjaga pintu-pintu masuk di Kalsel. Supaya, virus corona tidak sampai masuk.

“Sejauh ini belum ada kami temukan orang yang terindikasi terinfeksi Corona,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Komunikasi dan Legal Bandara Syamsudin Noor, Aditya Putra Patria menyampaikan bahwa pihaknya pasti mendukung rencana KKP Banjarmasin dalam menyiapkan ruang sterilisasi di bandara. “Prinsipnya kita dukung,” jawabnya singkat.

Lebih jauh, mengantisipasi penyebaran virus, bandara juga menyediakan hand sanitizer untuk penumpang.

“Ada 21 hand sanitizer yang kami pasang. Mulai dari check in area dan di screening check point,” pungkasnya.

Kesimpulan didapat, dengan cepat tanggapnya Bandara Internasional Syamsudin Noor terhadap intruksi Presiden. Atau baiknya koordinasi KKP dan Angkasa Pura, masyarakat Kalsel tidak perlu kuatir corona masuk Banua.

Baca Juga: Heboh Virus Corona, Dinkes Banjarmasin Terbitkan Imbauan

Baca Juga: Isu Virus Corona, Masker di Banjarmasin Mencapai Ratusan Ribu Per Kotak

Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Fariz Fadhillah