Sisa Waktu Pengerjaan Proyek Dinas PUPR Banjarmasin, Mampukah Selesai Sebelum Tutup Tahun?

Jelang tutup tahun 2022, sejumlah proyek garapan Dinas PUPR Kota Banjarmasin terpantau masih belum rampung.

Salah satu proyek drainase yang digarap Dinas PUPR Kota Banjarmasin. Foto- apahabar.com/Riyad

apahabar.com, BANJARMASIN - Jelang tutup tahun 2022, sejumlah proyek garapan Dinas PUPR Kota Banjarmasin terpantau masih belum rampung. 

Kendati demikian, Dinas PUPR Kota Banjarmasin berjanji bakal melakukan percepatan agar selesai sebelum lewat batas waktu pengerjaan.

Seperti yang dilakukan oleh sejumlah pekerja yang lembur mengerjakan pemasangan beton di Siring Sungai Martapura atau bersisian dengan bangunan Pasar Besar Ujung Murung, Minggu (11/12) malam.

Pantauan media ini, pengerjaan masih berlangsung hingga Senin (12/12) kemarin.

Selain itu, akses Jembatan 1 Juli yang jadi penghubung Jalan Kelayan A dan Kelayan B juga ditutup sementara waktu karena ada perbaikan.

Lantai tengah jembatan yang didominasi kayu ulin itu, bahkan tampak dibongkar.

Beralih ke kawasan lain. Menjadi pemandangan umum, di sejumlah ruas jalan, pembenahan drainase juga digenjot. Dibangun lebih bagus, lengkap dengan trotoar. Tengok saja di kawasan Kuripan dan Jalan Haryono MT.

Kemudian, ada pula proyek lainnya. Misalnya, perbaikan lantai siring area panggung terbuka di Jalan RE Martadinata, yang lokasinya berseberangan dengan balai kota.

Begitu juga lantai dan pagar Siring Sungai Martapura di kawasan RK Ilir.

Seluruh proyek itu, digarap oleh Dinas PUPR Banjarmasin. Mayoritas, menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2022.

Pengerjaannya mulai dilakukan pada September lalu. Bahkan, ada pula yang baru digarap mulai Oktober, November dan Desember. Melihat waktu yang tersisa, sungguh sedikit.

Misalnya saja, untuk pembenahan drainase berikut pembangunan trotoar ada di 6 kawasan.

Totalnya, ada 6 proyek dan tersebar di 6 kawasan, di antaranya, Jalan Haryono MT, Jalan Pahlawan, Jalan Cempaka Sari, Jalan Gunung Sari, Jalan Banjar Indah dan Jalan Kuripan.

Ada pun total panjang drainase yang dibenahi itu mencapai 3.000 meter atau 3 kilometer. Dana yang dikucurkan, sebesar 7,5 miliar.

Sebagian, memang tampak rampung. Tapi sisanya, masih digarap. Contohnya, di kawasan Banjar Indah. 

Beralih ke jembatan. PUPR Banjarmasin melalui Bidang Jembatan, menggarap lebih dari sepuluh proyek jembatan.

Itu tersebar di 5 kecamatan di Kota Banjarmasin. Teranyar, Jembatan 1 Juli.

Kepala Bidang Jalan dan Jembatan, Dedy Hamdhani mengungkapkan, dari lebih 10 proyek jembatan yang digarap pihaknya itu, ada yang sifatnya perbaikan ada pula yang sifatnya pembangunan.

"Banyak, tapi bukan pekerjaan besar. Kecil-kecil dan perawatan saja. Tersebar di seluruh kecamatan," tekannya, kemarin.

Disinggung berapa biaya atau anggaran yang dihabiskan untuk seluruh proyek tersebut, Dedy, mengaku tidak begitu mengingat dengan pasti. Lantaran, kata dia, datanya ada di ruang kerjanya.

Demikian juga perihal pengerjaan lantai hingga pagar siring. Baik di kawasan RK Ilir, hingga kawasan Pasar Besar Ujung Murung.

Kepala Bidang Sungai di Dinas PUPR Banjarmasin, Rini Wardani, membenarkan bahwa proses pengerjaan masih berlangsung.

"Penggantian keramik lantai, hingga pemasangan pagar masih digarap. Saat ini kami masih menunggu pengiriman pagar yang kami pesan. Informasinya, hari ini datang. Dikirim langsung dari pabriknya," bebernya.

Rini menjelaskan, penggantian pagar di Siring Sungai Martapura menurutnya karena pagar yang semula ada, yang terbuat dari besi tipis itu sudah sangat keropos.

Sehingga, pagar pun diganti dengan material lain. Berbahan cor beton yang dicampur dengan fiber. Dia menilai, bahan ini mampu bertahan lebih lama bila dibandingkan pagar besi semula.

"Besi itu sepertinya cepat sekali keropos ya, hanya bertahan dua sampai tiga tahun. Sedangkan bahan yang dipakai sekarang, lebih kuat dan tak mudah keropos," jelasnya.

Adapun berbicara perihal anggaran yang digelontorkan untuk dua proyek itu, Rini mengatakan, nilai bervariatif.

Untuk pembangunan pagar Siring Sungai Martapura yang bersisian dengan Pasar Besar Ujung Murung, yang panjangnya hingga ke Jembatan Antasari, itu menggelontorkan dana sebesar Rp800 juta.

"Sedangkan kawasan RK Ilir, menurut Rini, menghabiskan biaya sekitar Rp1,5 miliar," tutupnya.

Melihat dari masih banyaknya pengerjaan, mampukah selesai secara menyeluruh di akhir Desember ini?

Masing-masing bidang, menyatakan mampu.

Bahkan, hal itu juga ditekankan oleh Kepala Dinas PUPR Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah. Dia bilang, pihaknya berupaya semaksimal mungkin menuntaskan pekerjaan.

"Itu, juga sudah menjadi komitmen di masing-masing bidang pada Dinas PUPR Banjarmasin," ujarnya yakin.

Lalu, melihat waktu pengerjaan yang sempit, juga menimbulkan pertanyaan lain.

Mulai dari mengapa banyak proyek yang dikerjakan justru dilakukan di bulan-bulan mendekati akhir tahun, bahkan adakah jaminan, bahwa mutu hingga kualitas proyek yang dikerjakan tidak berkurang?

Terkait hal itu, Suri menjelaskan, selain mayoritas lantaran perlu menunggu APBD-P diketok, juga terkendala berbagai hal.

Salah satunya, persiapan material bangunan.

"Karena saat akhir tahun, semua memerlukan bahan bangunan. Peralatan dan segala macamnya," ucapnya.

Kendati demikian, dia juga menjelaskan, di tahun mendatang, pengerjaan juga akan diupayakan bisa lebih cepat dimulai.

"Intinya tergantung APBD. Bila dananya sudah bisa ditarik, dan dimasukkan ke sistem informasi rencana umum pengadaan, kami bisa memposesnya melalui lelang," jelasnya.

Lalu, berbicara tentang mutu dan kualitas, Suri menegaskan bahwa setiap pengerjaan selalu dilakukan dengan pengawalan atau pengawasan. Jadi, pihaknya tidak serta merta membiarkan proyek berjalan dengan sendirinya.

"Semua pekerjaan. Tidak hanya pekerjaan yang dilakukan di akhir tahun," tandasnya.