Hot Borneo

Mengenang Rika, Menwa Pertama yang Menembus Banjir Hantakan

apahabar.com, BARABAI – Awal 2021, banjir besar melanda Barabai, Hulu Sungai Tengah (HST). Lebih dari 68…

Rika dan kawan-kawan menjadi orang pertama yang menembus banjir di Alat dan Datar Ajab. Sampai kini pembunuh Rika belum juga tertangkap. Foto-foto: Gumaran untuk apahabar.com

apahabar.com, BARABAI – Awal 2021, banjir besar melanda Barabai, Hulu Sungai Tengah (HST). Lebih dari 68 ribu jiwa terdampak, 800 mengungsi, dan sedikitnya 9 meninggal dunia.

Hantakan salah satu kecamatan terdampak parah. Rumah-rumah hancur menyisakan puing-puing. Tim SAR gabungan relawan dan BNPB baru bisa memasuki Hantakan pada Jum’at (15/01) lantaran akses jalan berlumpur yang tidak bisa dilewati.

Gelombang arus dan debit air yang tinggi juga menyulitkan relawan untuk mengevakuasi warga yang terjebak di atas atap dan loteng-loteng rumah warga.

Terutama warga yang tinggal di tepi sungai dan area yang rendah, sebagian besar mereka harus menahan dingin dan lapar hingga bantuan tiba. Dari banyaknya relawan yang turun tangan, salah satunya adalah mendiang Rika Safitri (20).

Menariknya, tim Rika menjadi salah satu relawan yang menembus Desa Alat dan Desa Datar Ajab.

“Rika menjadi bagian relawan yang pertama menembus daerah yang terisolir,” ujar Staf Ahli Komando Menwa (Komenwa) Suryanata, Gumaran kepada apahabar.com, Jumat (8/4).

Di daerah atas kawasan Hantakan itu, Rika dan sejumlah relawan dari Stiper 619/Amuntai akhirnya berhasil menyalurkan sejumlah bantuan. Dari makanan, pakaian layak pakai, keperluan bayi, dan perempuan yang saat itu amat sulit didapatkan. Semuanya bantuan sumbangan donatur dari warga Amuntai.

Rika, kata Gumaran, dan timnya sangat berperan membantu mendata jumlah kerusakan, semua keperluan pengungsi, dan bantuan apa saja yang diperlukan.

“Aktivitas almarhumah saat bertugas bersama rombongan relawan lainnya menembus daerah terisolir mengantar bantuan kemanusiaan semoga menjadi amal jariyah,” pungkas Gumaran.

Sementara, Gumaran saat ini hanya bisa menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kematian Rika ke polisi yang kini masih berupaya merampungkan hasil autopsi.

"Semoga almarhumah diampuni semua dosanya, dan mudah-mudahan pelaku pembunuhan anggota kami segera ditangkap dan mendapatkan hukuman yang setimpal," pungkasnya.

Sebagai pengingat, jasad Rika ditemukan tak bernyawa di sebuah gubuk kebun warga Desa Haliau, Batu Benawa, Hulu Sungai Tengah (HST), jelang waktu berbuka puasa, Minggu (3/4) sore.

Sehari sebelumnya, Rika berpamitan untuk bertemu pria bernama Sandri di Barabai Darat. Di HST, Rika hendak mengembalikan sebuah handphone yang telah dibelinya.

Lokasi penemuan jasad Rika terbilang jauh dari permukiman warga. Tepatnya di tengah-tengah hutan Hangkingkin HST. Sederet kejanggalan mengiringi penemuan jasad anggota resimen mahasiswa 619 Amuntai ini.

Terlihat, kepala jasad sudah dikerumuni serangga. Ditemukan pula bercak darah. Celana PDL hijau yang dikenakannya juga sobek, hingga sebagian pahanya terlihat.

Misteri Pembunuhan Menwa di Barabai, Rika Diduga Dibekap Diam-Diam