Tak Berkategori

Mengenang Abah Guru Sekumpul (16), Sikap Beliau dalam ‘Politik’

apahabar.com, BANJARMASIN – Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul kerap ditemui tokoh-tokoh…

Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN - Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul kerap ditemui tokoh-tokoh politik, baik di daerah maupun nasional. Bagaimana sikap beliau?

Ada aturan tak resmi ketika orang-orang politik datang ke kediaman Abah Guru Sekumpul sebagaimana dikutip dari buku "Bertamu ke Sekumpul", yakni tidak diperbolehkan membicarakan permasalah politik praktis. Seperti, meminta dukungan untuk menduduki jabatan tertentu.

Orang-orang yang bertamu ke Sekumpul, menurut Ahmad Rosyadi -Penulis buku tersebut- seolah memahami itu. Sehingga ketika bertamu, tidak ada tokoh politik yang membicarakan politik praktis dengan beliau.

Banyak tokoh politik yang datang ke kediaman beliau. Di antara mereka adalah orang-orang nomor satu di partai tertentu di negeri ini. Semuanya dirangkul, semuanya didoakan. Namun Abah Guru sedikit pun tidak menyuarakan dukungan. Beliau tetap netral.

Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (13), Berguru pada 179 Ulama, Tersebar dari Banjar hingga Tanah Suci

Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (14), Keluarkan 1 Milyar di Setiap Minggunya

Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (15), Dua Ulama Ini Sudah Mengetahui Beliau akan Pindah ke "Sarang Perampok"

Kendati tidak berpolitik dan mendukung partai mana pun, Abah Guru Sekumpul tetap mengikuti proses politik. Hampir di tiap pemilu, beliau dan keluarga selalu menggunakan hak pilih dengan mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Hanya pada tahun 2004, Abah Guru mencoblos di kediaman melalui panitia pemilu yang datang ke rumah. Beliau pada waktu itu tidak bisa ke TPS, karena alasan kesehatan. Sehingga panitia-lah yang kemudian datang ke kediaman beliau.

Dalam buku yang sama disebutkan, Abah Guru Sekumpul pernah kedatangan tamu dari rombongan Lemhanas (Lembaga Ketahanan Nasional) pada tahun 2000. Beliau mengungkapkan kepeduliannya terhadap Bangsa Indonesia.

"Dua belas jam saya berdoa dan beribadah, enam jam untuk urusan dunia termasuk menerima tamu, dan enam jam untuk istirahat," ujar Abah Guru dikutip dari buku "Bertamu ke Sekumpul".

Baca Juga:Mengenang Abah Guru Sekumpul (5), Ejekan yang Menjadi Doa

Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (6), "Kebaikan" yang Dinilai Tak tepat oleh Sang Ayah

Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (7), Angin Menjadi Ribut Ketika "Dihukum" Sang Ayah

Abah Guru senantiasa mendoakan agar pemimpin negara dan daerah semuanya orang shaleh dan beriman menjunjung ajaran ahlussunnah waljama'ah.

Kenetralan dalam politik Abah Guru Sekumpul ini diteruskan jemaah beliau di Sekumpul. Seperti setiap Haul Abah Guru Sekumpul di 5 Rajab, area haul selalu bersih dengan APK (alat peraga kampanye).

Meski demikian, Sekumpul selalu terbuka untuk tamu haul dari berbagai latar belakang profesi.

Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (8), Pernah Dikeroyok di Usia Sekolah

Baca Juga:Mengenang Abah Guru Sekumpul (9), Melarang Murid Memberi Minum Saat Mengajar

Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (10), Sempat Mau Dibunuh Ketika Mengajar

Editor: Muhammad Bulkini