Mengenal Tahun Kabisat, Bonus Sehari Setelah 28 Februari

Satu tahun umumnya terdiri dari 365 hari. Namun, ada tahun yang memiliki kelebihan satu hari alias berjumlah 366 hari. Itulah yang disebut sebagai tahun kabisat

Kalender Kabisat. Foto: Tribun.

apahabar.com, JAKARTA - Tanggal 28 menjadi pengujung Februari, namun dalam 4 tahun sekali, ada tanggal 29 Februari. Ya, jika umumnya setahun terdiri dari 365 hari, maka di periode tersebut ada kelebihan satu hari alias berjumlah 366 hari. Itulah yang disebut sebagai tahun kabisat.

Penetapan tahun tersebut berkaitan dengan waktu bumi mengelilingi matahari. Dalam setahun, bumi rupanya tidak mengorbit matahari tepat 365 hari, melainkan butuh waktu tambahan 5 jam, 48 menit, dan 46 detik.

Kalau kelebihan waktu itu dijumlahkan, totalnya berkisar 24 jam, yang berarti setara dengan satu hari. Jadi, pada kelipatan empat, bakal menghasilkan satu hari tambahan yang disebut sebagai tahun kabisat.

Tahun kabisat sendiri bukanlah barang baru dalam penanggalan masehi. Ini sudah eksis sejak zaman Romawi, tepatnya ketika Julius Caesar berkuasa. Dialah sosok yang mengubah sistem penanggalan sebelumnya.

Di bawah masa kepemimpinannya, Raja Julius Caesar menjadikan sistem pengkalenderan yang menggunakan pergerakan matahari sebagai pengatur panjangnya hari dalam setahun. Adapun tahun kabisat sendiri lahir dari pemikiran Sosigenes Alexandria.

Alexandria merupakan seorang astronom yang saat itu hidup di masa kepemimpinan Julius Caesar. Dia memperhitungkan bahwa bumi memerlukan waktu selama 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 5 detik untuk mengelilingi matahari dalam orbitnya.

Memang, sebenarnya penambahan hari di tahun kabisat tak mesti di bulan Februari. Namun, hal itu telah kadung mendarah daging, mengikuti keputusan raja-raja Romawi pada masa itu: menambahkan hari di bulan kedua ini.

Bulan Februari pada penanggalan Julius Caesar sejatinya dari awal memang berjumlah 29 hari. Namun, sistem penanggalan tersebut diubah oleh Kaisar Agustus, di mana memindahkan satu hari pada bulan Februari ke bulan Agustus yang tadinya memiliki jumlah hari 30 menjadi 31.

Nasib Orang Kelahiran 29 Februari

Mengingat tahun kabisat hanya terjadi tiap empat tahun sekali, lantas bagaimana dengan nasib orang yang lahir di tanggal 29 Februari? Rupanya, persoalan yang demikian sudah diperkirakan sejak abad ke-18.

Kala itu, seorang moralis dari Jerman menulis esai berjudul Consolations for the Unfortunates Born on 29 February. Dia menuliskan saran guna melakukan perayaan ulang tahun bagi orang yang lahir pada tanggal 29 Februari.

Orang yang lahir pada tanggal kabisat memiliki tradisi unik: mereka biasanya hanya menghitung umur saat berulang tahun pada tahun kabisat. Jadi, mereka berumur lebih muda empat kali dari orang-orang yang seumuran mereka. 

Semisal si A berumur 28 tahun, maka si B yang lahir pada tanggal kabisat memiliki umur 7 tahun. Sangat unik, bukan?