Bisnis Smelter

Mengenal Stanley Qiu, Bos Baru Hillcon Berusia 23 Tahun

Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Hillcon Tbk (HILL) menjadi sorotan pelaku pasar karena memiliki direksi yang usianya sangat belia.

Direktur Teknologi PT Hillcon Tbk (HILL) Stanley Qiu. (Foto: Perseroan)

apahabar.com, JAKARTA - Beberapa waktu lalu, penawaran umum perdana saham (IPO) PT Hillcon Tbk (HILL) menjadi sorotan pelaku pasar. Bukan hanya karena IPO-nya sempat tertunda, namun yang paling menarik adalah hadirnya seorang direksi yang usianya sangat belia.

Ketika mengamati prospektus yang diterbitkan oleh perseroan, diketahui PT Hillton Equity Management sebagai mayoritas pemegang saham HILL dengan kepemilikan sebesar 81 persen.

Dari penelusuran pada website resmi perseroan diketahui para pemilik PT Hillton Equity Management merupakan figur yang masih terafiliasi satu dengan yang lainnya. Hillcon Equity diketahui dikuasai oleh Hersan Qiu, Caecilia Sulistiowati, Stanley Qiu, Steven Qiu, serta Winston Qiu.

Hersan Qiu diketahui sebagai pengendali sekaligus direktur utama Hillcon dengan kepemilikan 42,5 persen saham Hillcon Equity Management. Kemudian, Caecilia Sulistiowati, istri Hersan Qiu menduduki posisi komisaris yang juga pemegang 42,5 persen saham Hillcon Equity Management.

Baca Juga: Babak Baru Hillcon (HILL) selaku Kontraktor Tambang Nikel dan Batu Bara

Sementara itu, Stanley Qiu, Steven Qiu dan Winston Qiu menjadi pemegang saham 5 persen Hillcon Equity Management. Nama Stanley Qiu muncul sebagai Direktur di HILL cukup menggemparkan publik karena usianya baru 23 tahun.

Kiprah Stanley Qiu

Stanley Qiu diketahui mengenyam pendidikan Bachelor of Engineering dari Nanyang Technological University (NTU) Singapura pada 2022. Itu artinya Stanley Qiu baru lulus atau menamatkan pendidikannya, tetapi langsung mengemban posisi strategis sebagai jajaran direksi.

Dikutip dari CNBC Indonesia, Stanley Qiu diketahui menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) di HILL dan telah menjabat sejak bulan November 2022 lalu hingga sekarang.

Sebelum menjabat sebagai CTO, Stanley Qiu juga mencantumkan posisinya sebagai Research Officer untuk Machine Learning & Data Analytics Lab di NTU EEE. Posisi itu dilakoni Stanley Qiu selama 7 bulan sejak Agustus 2021 hingga Februari 2022.

Baca Juga: Buruan, Saham PT Hillcon Dibanderol Rp2.000/Lembar

Selain itu, Stanley Qiu juga tercatat aktif berorganisasi di kemahasiswaan NTU sebagai Publicity & Publication Officer. Tidak hanya aktif di organisasi mahasiswa, Stanley juga mencantumkan posisinya sebagai Vice President Publicity, Publications, IT and Welfare di GTD PINTU, sebuah komunitas pelajar Indonesia untuk NTU.

Pengalaman profesional Stanley Qiu juga terbentuk selama masa magangnya di Bridgetek Pte Ltd yang bergerak di bidang semikonduktor Singapura. Selama magang, Stanley Qiu fokus dalam bidang Embedded System & Machine Learning dan sejalan dengan jurusannya semasa kuliah di bidang Teknik Elektro.

Meski masih sangat muda, akan tetapi jurusan kuliah, pengalaman magang serta posisinya sebagai pemegang saham mampu mengantarkannya sebagai CTO di HILL, perusahaan yang akhirnya berhasil melantai di bursa.

Lelaki yang juga lulusan SMA Kolese Kanisius itu berpotensi memiliki kekayaan sebesar Rp203 miliar dari kepemilikan tidak langsung di HILL.

Siap Melantai di Bursa

PT Hillcon Tbk yang segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 1 triliun pada 2023.

Direktur Hillcon Jaya Angdika mengatakan belanja modal yang disiapkan sekitar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun. Dana tersebut berasal dari beragam sumber, antara lain dari hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) maupun institusi keuangan.

"Capexnya akan ada penggabungan dengan pinjaman dari institusi, capex sekitar Rp 800 miliar-Rp 1 triliun. Kita masih perlu dana yang lain, dari institusi keuangan seperti bank atau multifinance," terang Jaya dalam konferensi pers, Jumat (13/1).

Hillcon akan melepas saham sebanyak-banyaknya 442,3 juta saham biasa atas nama, atau sebanyak-banyaknya 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Baca Juga: Pengusaha Pribumi Terkendala Modal 'Bermain' di Bisnis Smelter

Adapun, harga penawaran tersebut Rp 1.250 - Rp 2.000 setiap saham. Dengan demikian, dana yang akan diraup calon emiten ini sebanyak Rp 884,6 miliar.

Seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada anak usaha Perseroan, yaitu PT Hillconjaya Sakti (HS) dengan rincian sekitar 55 persen untuk modal kerja HS terkait dengan biaya produksi, pengembangan, termasuk di antaranya biaya terkait bahan bakar, biaya overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat berat.

Sisanya sekitar 45 persen akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional HS di sektor nikel. Jenis alat yang akan dibeli, yaitu berupa alat berat (main fleet dan supporting fleet) beserta sarana penunjang lainnya.

Melalui IPO Hillcon diharapkan ikut memperkuat industri nikel di tanah air. Presiden Direktur Hillcon Hersan Qiu saat konferensi pers Jumat (13/1) menuturkan, rencana IPO Hillcon merupakan bagian dari upaya mengembangkan bisnis, menciptakan nilai yang optimal bagi Perseroan dan stakeholder serta demi mewujudkan ekosistem industri nikel Indonesia dan global.

Baca Juga: Cerita Kakek Terkaya RI di Bisnis Smelter Kalimantan: Mulanya Pedagang Kelontong

"Itu sebabnya, kami melakukan roadshow untuk menawarkan saham ke publik," kata Hersan.

Hersan berharap, Hillcon mampu menarik investor untuk menginvestasikan dana di Indonesia demi memperkuat perekonomian nasional dan pembukaan lapangan kerja.

Sebagai perusahaan infrastruktur pertambangan batubara, nikel dan pekerjaan sipil terkemuka yang menyediakan jasa konstruksi untuk sektor publik dan swasta, Hillcon memiliki ekosistem bisnis nikel yang lengkap.

"Ini seiring pertumbuhan penjualan mobil listrik dan peningkatan konsumsi nikel metal industri baterai," tandasnya.