Sleep Apnea

Mengenal Sleep Apnea yang dialami Presiden AS Joe Biden

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden diketahui memiliki gangguan sleep apnea, sebuah permasalahan tidur yang menyebabkan berhentinya napas saat tidur.

Mengenal Sleep Apnea yang dialami Joe Biden. Foto: dok. istimewa

apahabar.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden diketahui memiliki gangguan sleep apnea, sebuah permasalahan tidur yang menyebabkan berhentinya napas selama beberapa kali saat terlelap.

Diperkirakan setidaknya 25 juta warga Amerika dan 936 juta warga berusia 30 hingga 69 tahun di seluruh dunia menderita sleep apnea (gangguan berhenti nafas ketika tidur). Kemungkinannya banyak orang yang tidak terdiagnosis. 

Dilansir CNN, Presiden Joe Biden diketahui mengalami permasalahan tidur ini, dan mulai menggunakan mesin Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), di malam hari untuk membantu sleep apnea.

Secara umum, sleep apnea lebih banyak menyerang laki-laki dibanding perempuan. Namun, tingkat tidur apnea pada perempuan meningkat setelah menopause. Gangguan ini sering dikaitkan dengan penyakit jantung dan masalah metabolisme seperti diabetes.

Sleep Apnea dan Tidur Normal. Foto: dok. cpapsupplies

"Sleep apnea terjadi ketika otot saluran napas dan menjepit saluran napas pada saat tertidur, yang mencegah untuk mendapatkan cukup udara, yang akan berhenti selama 10 detik atau lebih," ujar Jonathan Jun, spesialis pengobatan paru dan tidur di Johns Hopkins Sleep Disorders Center, dilansir Hopkins Medicine.

Baca Juga: Jangan Abaikan Insomnia, Lakukan Sesuatu agar Bisa Tidur Nyenyak

Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara sleep apnea beberapa kali terjadi pada penderita obesitas dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2, stroke, serangan jantung, dan bahkan memperpendek usia.

"Kami menemukan sleep apnea dikaitkan dengan risiko diabetes yang lebih tinggi dan permasalahan tidur ini dapat meningkatkan kadar gula darah," kata Jun menjelaskan.

Meringankan Sleep Apnea untuk Kualitas Hidup Lebih Baik

Mereka yang terdiagnosis Sleep Apnea sangat dianjurkan untuk melakukan perawatan, dengan Apnea-Hipopnea (AHI), yang mengukur jumlah pernapasan yang dialami per jam saat tertidur.

Adapun obstruktif sleep apnea diklasifikasi beberapa macam, yang terparah menunjukkan AHI lebih besar dari 30 per jam, AHI sedang di antara 15 dan 30, dan apnea tidur obstruktif ringan berarti AHI antara 5 hingga 15.

Penggunaan CPAP merupakan pengobatan pertama yang sangat efektif, seperti Joe Biden yang juga diketahui menggunakan alat tersebut.

Ilustrasi Foto Penggunaan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) Pada Seorang Pria. Foto: dok. medium

Mesin CPAP akan menyalurkan udara yang dilembabkan melalui hidung dan menciptakan tekanan udara untuk menjaga tenggorokan tetap terbuka dan mencegah jeda dalam bernapas.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan CPAP secara teratur mengurangi tekanan darah serta peningkatan kualitas hidup. Serta dalam beberapa studi menunjukkan bahwa pengguna CPAP memiliki risiko stroke dan serangan jantung dan glukosa yang lebih rendah.

Selain itu menurunkan berat badan juga dianjurkan untuk mengobati atau menghindari sleep opnea. Orang dengan lemak yang menumpuk pada leher, lidah dan perut sangat rentan terkena sleep apnea, beban ini mengurangi diameter tenggorokan dan menekan paru-paru.