Info Kesehatan

Mengenal Penyakit Crohn, Sakit Perut yang Tak Bisa Dianggap Remeh

Penyakit Crohn, sebuah autoimun yang menyerang perut manusia dan menyebabkan nyeri tak tertahan. Genetik dan lingkungan menjadi faktor utama.

Crohn Diease atau Penyakit Crohn, peradangan pada perut yang menyebabkan nyeri. Foto: Freepik

apahabar.com, JAKARTA - Penyakit Crohn merupakan jenis penyakit radang usus (inflammatory bowel disease) di mana jaringan saluran cerna mengalami peradangan.

Penderita penyakit Crohn akan mengalami sakit perut, diare parah, kehilangan berat badan dan malnutrisi.

Nama 'Crohn' diambil dari ahli gastroenterologi kenamaan, Burrill Crohn. Dia bersama rekan kali pertama mendeskripsikan kondisi yang mereka temui sebagai penyakit pada 1932.

Seperti dilansir dari Mayo Clinic, belum ada obat khusus yang mampu menyembuhkan penyakit Crohn.

Baca Juga: 10 Makanan yang Dapat Memicu Migrain, Hindari sebelum Terlambat

Namun dengan pengobatan teratur, penderita penyakit Crohn dapat beraktivitas seperti orang sehat pada umumnya.

Crohn merupakan penyakit radang usus, yang menyebbkan peradangan pada saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga anus. Dan mempengaruhi usus kecil dan besar saat memecah makanan.

Banyak dari penderitanya mengalami gejala yang mempengaruhi kualitas hidup, termasuk sakit perut dan kram, diare, maag, kehilangan nafsu makan dan malnutrisi.

Penyebab Penyakit Crohn
Penyebab penyakit crohn. Foto: Freepik

Para ahli belum mengetahui dengan jelas penyebab penyakit ini. Namun banyak penelitian percaya bahwa genetik, fungsi sistem kekebalan tubuh, dan lingkungan berperan dalam penyakit ini.

Melansir Cleveland Clinic, walau tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor diketahui dapat meningkatkan risiko kondisi ini, di antaranya:

- Penyakit autoimun: Bakteri di saluran pencernaan menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel.

- Gen: menurut National Human Genome Research Institute, sekitar 1:5 orang didiagnosis memiliki keluarga dengan penyakit serupa. Sehingga genetik dapat mempengaruhi risiko terjadinya penyakit Crohn terjadi.

- Lingkungan: Terlalu banyak terpapar polusi udara, diet tidak sehat, mengonsumsi obat tidak sesuai dosis juga menyebabkan risiko penyakit ini terjadi.

- Merokok: Hal ini dapat melipatgandakan risiko penyakit Crohn.

Baca Juga: Scurvy, Penyakit yang Menyerang Tubuh karena Kurang Vitamin C

Penyakit Crohn dapat dialami semua orang. Seringkali terjadi pada akhir usia remaja, 20 atau awal 30 tahun.

Namun kondisi ini bisa dialami pad usia berapapun. Dan dapat dalami oleh laki-laki ataupun perempuan. Bahkan anak kecil juga dapat mengidapnya.

Gejala yang dirasakan

Orang yang mengidap Crohn mengalami periode terjadinya rasa sakit yang tidak menentu, terkadang berlangsung lama, atau dalam durasi singkat.

Hal ini disebut dengan periode flare up, dimana kondisi mengalami rasa sakit. Dan masa dimana rasa sakit tersebut menghilang, biasa disebut remisi.

Baca Juga: Awas, Polusi Buruk Dapat Memicu Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Penyakit ini merupakan jangka panjang dan termasuk kronis. Dan tidak dapat diprediksi kapan mengalami flare up dan remisi.

Beberapa gejala dari penyakit ini meliputi, sakit perut, diare kronis, perut kembung, demam, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, kondisi kulit yang tidak normal, serta pendarahan pada rektal.

Pengobatan yang dilakukan

Perawatan ini dilakukan bervariasi, tergantung pada penyebab dan seberapa parah penyakit tersebut.

Pada anak-anak, tujuannya untuk menginduksi remisi (waktu antara timbulnya gejala), serta mengurangi komplikasi seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Waspada! Penyakit TBC Bisa Kambuh karena Hal Ini

Beberapa obat-obatan yang dapat diresepkan oleh dokter, seperti obat anti radang, antibiotik dan pereda nyeri.

Namun pemberian obat ini tidak boleh sembarang dan harus sesuai resep dokter.

Jika mengalami diare dan sakit perut berkepanjangan, demam lebih dari dua hari harus segera melakukan pengobatan ke dokter ahli untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.