Mengenal Misogini: Sindrom Membenci Perempuan

Misogini adalah sindrom yang menyebabkan seseorang membenci perempuan.

Ilustrasi Misogini, Sindrom Membenci Perempuan (Foto: Hallo.Sehat)

apahabar.com, JAKARTA - Pernahkah Anda melihat seseorang yang selalu menyalahkan kaum hawa, bahkan sampai terkesan membencinya? Kalau demikian, boleh jadi orang itu mengidap sindrom misogini.

Mengutip Science Daily, misogini adalah sindrom yang menyebabkan seseorang membenci perempuan.

Hal ini berarti, orang tersebut seringkali menempatkan dan memandang wanita sebagai penyebab suatu masalah.

Sindrom ini kerap dilekatkan dengan hak istimewa pria, adat patriarki, dan diskriminasi gender.

Malahan, pada kasus tertentu, misogini dapat meningkatkan risiko kekerasan serta pelecehan seksual terhadap wanita.

Dalam budaya patriarki, lelaki seringkali dianggap sebagai sosok yang suka mendiskriminasi wanita.

Padahal, faktanya, sesama perempuan juga bisa menjadi misoginis – sebutan pelaku misogini. 

Lantas, sebenarnya faktor apa yang membuat seseorang menjadi misoginis? Bagaimana pula ciri-ciri yang mengindikasikan pelaku misogini?

Berikut informasi selengkapnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

Faktor Penyebab Misogini

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengidap sindrom misogini. Salah satunya, mengalami trauma masa lalu.

Seseorang bisa menjadi misoginis manakala pernah menjadi korban kekerasan oleh ibu atau pengasuhnya, mengalami perundungan oleh saudara atau teman perempuan, dihukum oleh guru wanita yang galak, atau menjalani hubungan asmara yang tidak sehat dengan seorang wanita.

Faktor lainnya menyangkut pola asuh semasa kecil. Misalnya, anak lelaki mendapat perlakuan berbeda dari saudara perempuannya: dia dididik dengan pola asuh yang keras, sementara itu, saudaranya diperlakukan istimewa.

Perbedaan perlakuan tersebut mulanya akan menimbulkan rasa iri di benak lelaki. Lantas, di kemudian hari, rasa iri itu bisa makin bertambah hingga menjadi misogini.

Adapun faktor penyebab misogini lainnya adalah pola pikir toxic masculinity. Anggapan pria tak boleh menangis, pria selalu lebih kuat dan tangguh ketimbang wanita, ataupun wanita sebagai objek seksual.

Ihwal itu membuat seglintir kaum adam tak bisa menerima kenyataan, bahwasanya ada wanita yang lebih sukses daripada dirinya.

Alhasil, rasa benci akan memenuhi benak pria dengan pola pikir toxic masculinity. Kebencian itu pun lambat laun berubah menjadi perilaku misogini.

Ciri-ciri Misoginis

Salah satu ciri yang menandakan seseorang mengidap misogini, yakni memperlakukan wanita secara kasar, berperilaku sinis, bahkan kerap merendahkan.

Ini berbanding terbalik dengan sikap mereka saat memperlakukan pria: ramah dan bersahabat.

Misoginis tak segan-segan untuk mengolok-olok, mengintimidasi fisik maupun emosional, atau bahkan melakukan pelecehan terhadap wanita, baik di lingkungan sosial atau dalam hubungan personal.

Orang yang berperilaku misogini biasanya juga sangat kompetitif terhadap wanita, di mana sulit menerima kesuksesan seorang perempuan yang dia kenal. Baginya, kaum hawa tak boleh lebih baik daripada pria dalam hal apa pun.

Ciri lain yang menandakan seorang misoginis, yakni sering menunjukkan sifat superior dan merasa jauh lebih baik ketimbang wanita.

Sifat tersebut membuat mereka sulit berkompromi, bahkan cenderung otoriter dalam suatu hubungan.

Parahnya lagi, seorang misgonisi kerap ‘menyamar’ menjadi sosok yang membela perempuan, namun nyatanya berusaha menjatuhkan.

Mereka malah merasa bahagia jika sosok perempuan disalahkan dalam sebuah masalah.

Kendati menunjukkan hal-hal tak lazim, sindrom misogini tidak digolongkan sebagai gangguan mental. Hanya saja, seorang misoginis cenderung membuat pasangannya terjebak dalam toxic relationship.

Bila Anda merasa tertekan saat menjalani hubungan dengan orang yang mengidap misogini, cobalah berkonsultasi dengan psikolog.

Juga, jangan ragu melapor kepada pihak berwajib manakala mengalami tindak pelecehan atau kekerasan akibat perilaku misogini.