Opini

Mengembalikan Proses Belajar Mengajar Tatap Muka di Tengah Pandemi

Oleh: Ahmad Marjuni ADA begitu banyak sektor yang terdampak pandemi Covid-19. Salah satu yang benar-benar terdampak…

Ilustrasi. Foto-Grid.id

Oleh: Ahmad Marjuni

ADA begitu banyak sektor yang terdampak pandemi Covid-19. Salah satu yang benar-benar terdampak adalah sektor pendidikan. Lantas, apa yang menyebabkan sektor tersebut terkena imbas dari pandemi ini?

Saya akan menjawab dari kacamata mahasiswa yang masih aktif belajar di kelas.

Dunia pendidikan kita identik dengan sekolah, di mana proses belajar mengajarnya dilakukan dengan bertatap muka secara langsung. Dalam hal ini murid dan guru dituntut untuk mendatangi sebuah tempat yang nantinya dijadikan tempat aktivitas belajar mengajar.

Namun, karena Covid-19 kegiatan belajar mengajar diganti dengan belajar via daring yakni guru dan murid sama-sama menghadap layar laptop atau smartphone. Ada juga yang sambil menonton televisi di TVRI seperti yang diprogramkan Menteri Nadiem.

Saat ini guru dan murid dihadapkan situasi baru yang tentu saja membuat repot. Mereka harus menyiapkan berbagai peralatan yang mendukung proses belajar mengajar gaya baru itu. Dan yang paling penting, adanya bahan pendukung utama yaitu kuota internet atau wifi.

Hal lain yang menyebabkan terhambatnya proses belajar mengajar yaitu tidak tersedianya koneksi jaringan data yang memadai. Memang tidak semua daerah memiliki koneksi jaringan yang bagus. Kadang seorang guru atau murid harus rela merogoh kantong lebih besar karena harus memasang fasilitas wifi.

Untuk yang ekonominya menengah ke bawah, mereka bahkan harus rela naik ke atas pohon, atap rumah, numpang ke rumah tetangga, hingga menempuh perjalanan jauh ke tengah kota guna memperoleh koneksi jaringan yang memadai.

Lalu apa solusinya?

Saya teringat perkataan seorang guru. Ia berkata, bagaimanapun canggihnya teknologi tak akan mampu menggantikan peran seorang guru di kelas. Ini terbukti sekarang. Saya yang sekarang juga masih aktif berkuliah di kelas, namun karena pandemi ini perkuliahan kami juga diubah ke daring. Jelas sangat-sangat berbeda antara tatap muka langsung dengan proses belajar mengajar melalui media daring ini.

Dengan adanya anjuran belajar mengajar daring, maka guru harus betul-betul mempersiapkan segalanya mulai dari koneksi jaringan, peralatan hingga media untuk mengganti pembelajaran tatap muka secara langsung.

Orang tua juga wajib mengawasi langsung proses belajar mengajar via daring ini. Karena hal positif yang bisa diambil ketika belajar daring adalah orang tua bisa ikut belajar dan memberikan pengawasan secara langsung kepada sang anak. Ini yang tidak bisa di dapatkan ketika belajar mengajar di kelas, karena tidak ada orang tua yang diperbolehkan mendampingi anak ketika berada di kelas.

Di sinilah kuncinya. Dengan kondisi seperti ini, para orang tua bisa lebih peduli dengan pendidikan si anak dan agar mereka bisa menggali pelajaran-pelajaran yang sudah diberikan guru di sekolah. Melalui les misalnya.

Les ini terbagi dua, ada yang seperti sekolah karena mengumpulkan para murid, tapi digelar di luar jam sekolah. Adapula yang les private, di mana hanya ada satu guru dan satu murid. Les ini bisa membuat proses belajar mengajar cukup intens, karena jika tak paham murid bisa langsung bertanya kepada guru.

Saya menekankan agar orang tua supaya menambah pelajaran anak di rumah, tentunya dengan les private selain belajar mengajar daring dari sekolah. Karena dengan cara ini, ilmu yang di dapat anak akan lebih berkesan dan menempel di kepala anak. Tentunya haruslah memilih guru yang baik, dan juga tetap mengikuti segala prosedur kesehatan selama pandemi belum berakhir.

Tulisan ini saya muat sebelum adanya kebijakan baru yang keluar dari kementerian. Jadi sembari menunggu kebijakan baru, marilah buat belajar mengajar dengan tatap muka bisa berjalan kembali agar murid lebih memahami ilmu yang disampaikan.

*
Penulis adalah Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin

===================================================================================

Isi tulisan sepenuhnya tanggung jawab pengirim.