Mengekspresikan Rasa Syukur kepada Alam dengan Menanam Bibit Pohon

Beragam cara manusia mengekspresikan rasa kepada alam. Salah satu di antaranya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karangasem yang melakukan penanaman sejumlah bibit.

Penanaman bibit pohon oleh Bupati Karangasem I Gede Dana dalam rangka hari Tumpek Wariga di Karangasem, Bali. (Foto: Antara)

apahabar.com, JAKARTA – Beragam cara manusia mengekspresikan rasa kepada alam. Salah satu di antaranya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karangasem, Bali, yang melakukan penanaman sejumlah bibit pohon sekaligus menjadi penanda perayaan Hari Suci Tumpek Wariga di Bali.

“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk lebih serius mentransformasikan spirit nilai Tumpek Wariga tersebut. Esensi dari perayaannya adalah ungkapan rasa syukur hadapan Ida Hyang Widi Wasa, telah melimpahkan kesuburan alam semesta,” kata Bupati Karangasem, Gede Dana seperti dilansir Antara, Minggu (11/12).

Baca Juga: Polisi Perketat Pintu Masuk Pulau Bali Pascabom Bunuh Diri Astana Anyar

Dalam prosesi yang berlangsung di Pura Bhur Bhwah Swah, Desa Adat Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Sabtu, Bupati I Gede Dana memimpin dengan melaksanakan perayaan secara sekala (duniawi) dengan menanam bibit pohon kelapa, pohon pinang, pohon nagasari dan jenis tanaman untuk kelengkapan upacara keagamaan.

Gede menyebut perayaan Tumpek Wariga yang jatuh 210 hari sekali atau 25 hari sebelum Hari Raya Galungan itu dilaksanakan sesuai instruksi Gubernur Bali Nomor 6 Tahun 2022 tentang perayaan Tumpek Wariga dengan upacara Wana Kerthi atau pemuliaan terhadap tumbuhan.

"Pemujaan pada Tumpek Wariga adalah persembahan kepada manifestasi tuhan sebagai Dewa Sangkara penguasa tumbuh-tumbuhan. Momentum ini sangat baik untuk manusia begitu pentingnya tanaman dan alam dalam arti yang sangat luas, sehingga menjadi harmoni dalam kehidupan ini," kata Bupati Gede Dana.

Baca Juga: Lingerie Jadi Bukti Baru Pemerkosaan WNA Filipina di Bali

Sekretaris Daerah Kabupaten Karangasem I Ketut Sedana Merta mengatakan penanaman bibit pohon dilakukan sebagai bentuk penghormatan umat manusia kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa atas anugerah terkait alam semesta yang telah memberi kesejahteraan kepada umat manusia.

"Pelaksanaan perayaan Tumpek Wariga ini merupakan wujud pelaksanaan ajaran Tri Hita Karana (tiga hubungan harmonis penyebab kebahagiaan), yaitu hubungan harmonis antara manusia dengan tuhan, hubungan harmonis antara manusia dengan manusia serta terutama hubungan harmonis manusia dengan alam (tumbuh-tumbuhan)," kata dia.

Sekda Sedana menuturkan bahwa makna terpenting dari perayaan Tumpek Wariga adalah rasa terima kasih yang sangat dalam terhadap kekayaan alam yang melimpah, dengan itu maka selain upacara penanaman bibit pohon, Pemkab Karangasem melanjutkan kegiatan niskala (non duniawi) dengan persembahyangan di dalam pura.