Tak Berkategori

Menengok Mendeng, Film Pendek Berbahasa Bakumpai Garapan SMKN 1 Marabahan

apahabar.com, MARABAHAN – Meski berdurasi tak sampai 6 menit, film Mendeng garapan SMKN 1 Marabahan cukup…

Salah satu scene film Mendeng yang mengisahkan pengrajin purun bernama Asmidah dan Anisa di Kecamatan Bakumpai. Foto: Istimewa

apahabar.com, MARABAHAN – Meski berdurasi tak sampai 6 menit, film Mendeng garapan SMKN 1 Marabahan cukup sarat makna dan deskripsi kearifan lokal.

Mendeng sukses menempati peringkat empat nasional kategori film pendek dokumenter dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2021 yang diumumkan pertengahan September 2021.

Film yang sepenuhnya menggunakan Bahasa Bakumpai ini, menceritakan kehidupan sehari-hari seorang pengrajin purun di Kecamatan Bakumpai, Barito Kuala, bernama Asmidah.

Asmidah sendiri hidup bersama suami dan tiga orang anak. Anak tertua Asmidah yang bernama Anisa merupakan penyandang tuna rungu.

Kendati demikian, keterbatasan itu tak membuat Asmidah membiarkan Anisa tidak memiliki keahlian menganyam purun yang sudah turun-temurun.

Pun dari hasil anyaman purun itu, Asmidah dapat membantu meringankan beban sang suami yang bekerja serabutan.

Selain meneruskan warisan tradisi, Mendeng juga memperlihatkan kemampuan pengrajin purun melakukan inovasi anyaman dan cara pemasaran.

“Mendeng adalah kata dalam Bahasa Bakumpai yang berarti berdiri,” jelas Mulyani, guru pembina seni SMKN 1 Marabahan, Sabtu (25/9).

“Penjudulan ini juga memiliki kesesuaian dengan tema bangkit berdiri dari pandemi. Di sisi lain, mendeng merupakan salah satu motif anyaman purun,” sambungnya.

Usung Anyaman Purun, SMKN 1 Marabahan Tembus Peringkat Empat Nasional Film Pendek FLS2N

Digarap Cepat

Proses penggarapan Mendeng menghabiskan sekitar 5 hari pengambilan gambar. Total 10 hari, ditambah proses editing dan pengiriman ke FLS2N tingkat provinsi.

“Awalnya kami berencana mengangkat film tentang madihin,” papar Muhammad Azhar Shodiq, sutradara film Mendeng.

“Bahkan film tentang madihin sudah rampung dan tinggal dikirim. Namun kemudian kami berpikir ada sesuatu yang kurang, sehingga film bertema madihin dibatalkan,” tambahnya.

Padahal keputusan mengubah ide cerita itu, diambil sekitar 10 hari sebelum deadline pengiriman kepada panitia lomba.

Akhirnya dalam waktu yang tidak begitu banyak, penggarapan Mendeng pun dikebut. Untungnya Asmidah dan Anisa tak mengalami kesulitan berarti dalam pengambilan gambar.

Sementara untuk music background, mereka tidak perlu repot mengurus perizinan copyright kepada pihak lain.

Semua music background diisi alunan musik panting yang dimainkan Muhammad Rizky Sya’bana, salah seorang tenaga pengajar di SMKN 1 Marabahan.

Tim Produksi Film ‘Mendeng’:

Executive Producer: H Hormuzi
Producer: Mulyani
Assistant Producer: Ananda Ramadhia Putri Syaifa
Director: Muhammad Azhar Shodiq
Assistant Director: Wahyu Chandra Fadhilillah
Director Of Photography: Dinar Aprianda
Assistant Camera: Ahmad Yazid Ihsani
Artistic: Muhammad Rifqi
Lighting: Nuzulul Abrar
Operator Audio: Muhammad Rifqi
Sound Report: Muhammad Rifqi
Script County: Aleydya El Maharani
Translator: Muhammad Jihat Akbar
Editor: Dinar Aprianda
Pilot Drone: Ahmad Yamani
Music Director: Ahmad Syauki, Muhammad Rizky Sya’bana