Menengok Budi Daya Padi Apung di HSS Bersama OJK dan Bank Kalsel

Desa Siang Gantung, Kecamatan Daha Barat, Kabupaten Hulu Sungai, merupakan salah satu lokasi percontohan budi daya padi apung di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Kepala OJK Kalsel, Agus Maiyo (dua dari kiri), Kadis Pertanian HSS, Muhammad Nur, Dirut Bank Kalsel, Fachrudin (pakai topi) saat menanam padi apung di Desa Siang Gantung, Kecamatan Daha Barat. Foto-bakabar.com

bakabar.com, BANJARMASIN - Desa Siang Gantung, Kecamatan Daha Barat, Kabupaten Hulu Sungai, merupakan salah satu lokasi percontohan budi daya padi apung di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Pengembangan padi apung di Desa Siang Gantung, dikelola oleh Kelompok Tani (Poktan) Bina Baru. Dalam pengelolaannya mendapat dukungan penuh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalsel dan Bank Kalsel, serta Dinas Pertanian HSS.

Kali ini, OJK Kalsel dan Bank Kalsel mengajak awak media yang tergabung di Forum Wartawan Ekonomi (FWE) menengok langsung seperti apa budi daya padi apung di Desa Siang Gantung. Hadir pula Dinas Pertanian Kabupaten HSS.

Kawasan Desa Siang Gantung merupakan wilayah rawa. Sangat tepat sebagai lokasi pengembangan budi daya padi apung. Apalagi dalam ujicoba kali pertama pada 2022 lalu, sudah berhasil.

Kepala Dinas Pertanian HSS, Muhammad Nur mengungkapkan awalnya tanam percontohan dengan media berupa tiga styrofoam dan berhasil.

"Lantas tahun berikutnya didanai Pemprov Kalsel, selanjutnya kemudian dana dari kabupaten," kata Nur, Selasa (3/12/2024).

Tahun ini, pengembangan padi apung di Desa Siang Gantung kembali mendapat suntikan bantuan. Kali ini dari OJK bersama Bank Kalsel.

Bantuan tersebut sebagai partisipasi mewujudkan swasembada pangan yang digalakkan Presiden Prabowo Subianto.

Kepala OJK Kalsel Agus Maiyo mengakui budi daya padi apung memang mahal di awal, karena menyediakan media tanam, berupa stryofoam.

Namun, media styrofoam yang mereka rekomendasikan sudah dihitung mampu bertahan sampai 10 tahun atau 21 kali panen.

"Teknisnya supaya (stryofoam) awet adalah dicat lagi, selain tahan air juga menghindari tikus dan serangga air," paparnya.

Media tanam tersebut sudah dilakukan pengkajian dan diuji. Berdasarkan hasil kordinasi dengan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan untuk PH 4-8 masih memungkinkan untuk varietas padi unggul, di bawah itu hanya varietas tertentu.

Untuk varietas unggul, pangsa pasarnya tidak main-main, maka wajarlah jika budidata padi apung gencar dilakukan.

"Kami juga kordinasi dengan Bulog bahwa ada pangsa ekspor yang bisa diisi padi apung, yaitu menanam varietas pilihan," jelas Agus.

Bantuan 1000 Stryofoam

Sementara itu, Direktur Utama Bank Kalsel, Fachrudin berharap produksi budi daya apung petani Desa Siang Gantung HSS bertambah meski musim hujan.

Sehingga nantinya produksi padi tak lagi hanya sekali setahun, yang ujungnya dapat meningkatkan taraf kesejahteraan petani.

Bank Kalsel memberikan bantuan untuk budi daya padi apung di Desa Siang Gantung ini menggunakan dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.

"Kita siapkan 1000 styrofoam. Kami berharap program ini berhasil dan menjadi solusi ketahanan pangan di Kalsel," sebutnya.

"Kami menginisiasi dan mendukung padi apung ini, tinggal bagaimana pengembangan lahan agar bisa lebih luas," tukasnya.

Program padi apung di HSS sendiri sudah berlangsung sejak 2022 hingga dapat meproduksi gabah kering sekitar 7 ton per hektare.

Kini telah menyebar di beberapa kecamatan, terutama di daerah-daerah rawa seperti Angkinang, Kalumpang dan Simpur, meskipun belum terlalu luas.

Saat ini memang masih tahap percontohan dan demplot-demplot. Namun, dalam perkembangannya tak hanya padi, budidaya sistem apung di HSS juga dilakukan pada tanaman sayuran seperti cabe, terong, dan tomat.

Hanya saja, untuk tanaman sayuran media yang digunakan tidak menggunakan styrofoam, tapi menggunakan media bambu, karena biayanya lebih murah dan bahannya banyak ditemui di HSS.

Sekadar catatan, wilayah Nagara Daha meliputi tiga kecamatan masuk penyumbang terbesar produksi padi di HSS. Namun, sejak dulu hanya bisa bertani pada musim kemarau, sebaliknya jika musim hujan daerah ini jadi lautan air, sehingga tak dapat berproduksi padi.

Diharapkan dengan sistem tanam apung ini tidak ada lagi kendala masyarakat di daerah rawa untuk memproduksi padi meski pada musim hujan.

Cara Tanam Padi Apung

Bagi yang warga yang biasa bertani, budi daya apung tergolong lebih enteng. Sebab tidak harus membajak sawah, sebaliknya cukup menanam dalam pot kemudian diletakkan di atas stryofoam yang direndam di sawah tergenang air. Bahkan, panennya hanya 3 bulan.

Sejatinya, budi daya padi apung bisa terbuat dari berbagai bahan seperti bambu, pipa pvc dan sejenis.

Namun sebagai permulaan, di Desa Siang Gantung menggunakan stryofoam.

Satu lembar stryofoam memliki 21 lubang. Tiap satu lubang menggunakan pot berisi tanah dan pupuk sebagai wadah tanam padi setelah pembibitan.

"Kalau bisa maksimal masa pembibitan itu 10 hari. Kenapa, karena pertumbuhannya di polybag (pot) lebih cepat," kata Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Daha Barat, Dwi Rahmadhany.

Dwi menjelaskan budidaya padi apung lebih mudah dibandingkan cara tanam konvensional. Sebab, setelah penyemaian (proses menyiapkan beni padi sebelum ditanam di sawah) langsung di tanam ke pot di atas stryofoam tadi.

"Ini berbeda dengan menanam tahunan. Biasa tiga kali pindah. Habis dari semaian, pindah ke pembibitan, Setelah pembimbitan dipindah ke wadah, lalu, dikembangkan, baru di tanam kan. Padi apung tidak," jelasnya.

Padi apung memiliki beberapa keunggulan, seperti: dapat menyesuaikan diri dengan perubahan ketinggian air, produktivitasnya relatif tinggi, dan terakhir toleransinya terhadap hama dan penyakit alias sanggup bertahan.

Baca Juga: Bank Kalsel Dukung Budidaya Padi Apung di Banua

Baca Juga: OJK Kalsel Dorong Optimalisasi Jasa Keuangan Bantu Budidaya Padi Apung di Banua