Wisatawan Indonesia

Menarik, Wisatawan Indonesia Andalkan Gadget untuk Rencanakan Liburan

Wisatawan Indonesia ternyata mengandalkan gadget untuk rencanakan liburan.

Ilustrasi. Foto-Net

apahabar.com, JAKARTA - Sebuah survei tentang perilaku wisatawan mancanegara mengungkap fakta menarik. Wisawatan Indonesia ternyata mengandalkan gadget untuk rencanakan liburan.

Dari riset yang dilakukan oleh "SiteMinder's Changing Traveller Report 2023" ini, disebutkan bahwa wisatawan Indonesia mengandalkan gadgetnya untuk terhubung dengan media sosial dan Online Travel Agency (OTA).

"Dari sini terlihat bahwa wisatawan Indonesia cukup bergantung pada teknologi dan gadgetnya. Karena 97 persen saja menggunakan media sosial untuk menentukan destinasi wisatanya," kata Regional Vice President SiteMinder untuk Asia Pasifik Bradley Haines dalam konferensi pers, Selasa (3/10).

Riset yang berlangsung pada Juli 2023 itu mengungkap bahwa 97 persen wisatawan Indonesia memilih destinasi wisatanya berdasarkan rekomendasi media sosialnya. Angka tersebut jauh melampaui tren wisatawan global yang hanya 70 persen menggunakan media sosial sebagai referensi tempat berlibur dan menghabiskan waktu luangnya.

Baca Juga: Mau Liburan ke Negeri Sakura? Kenali Dulu 4 Tradisi Orang Jepang

Pemanfaatan teknologi ini bukan hanya untuk mencari destinasi wisata melalui media sosial, tapi juga bagaimana membeli akomodasi liburannya. Bradley mengatakan, 73 persen wisatawan Indonesia memanfaatkan layanan Online Travel Agency (OTA) untuk mengurus akomodasi liburannya.

Selain memberikan rasa nyaman tanpa perlu berbelit-belit membeli langsung di tempat berlibur, wisatawan Indonesia cenderung menggunakan teknologi karena dapat memudahkan proses "check in" yang biasanya memakan waktu cukup lama.

Ilustrasi berwisata pada masa liburan sekolah. Foto: Kemenparekraf

Pemanfaatan teknologi yang lekat pada wisatawan Indonesia juga tercermin dalam hal komunikasi dengan akomodasi, sebanyak 46 persen wisatawan Indonesia memilih solusi komunikasi melalui gawai.

Angka itu melebihi persentase wisatawan global yang hanya 32 persen menyukai komunikasi dengan akomodasi hanya lewat gadget. Justru wisatawan dari negara lainnya lebih menyukai komunikasi tatap muka.

Karakteristik wisatawan Indonesia dalam laporan tersebut tampaknya mirip dengan wisatawan asal India dan China yang cukup memiliki ketergantungan pada teknologi khususnya dalam merencanakan liburan.

Dalam laporan itu juga disebut bahwa wisatawan Indonesia saat ini memiliki ketertarikan untuk mencari liburan dengan pengalaman yang otentik dan tidak lagi mementingkan jumlah lokasi yang didatanginya.

Sebanyak 66 persen atau 2/3 responden asal Indonesia menyukai pengalaman yang kaya akan nilai kelokalan untuk menciptakan liburan berkesan.

Wisawatan Indonesia Mementingkan Pengalaman Otentik

Senior Business Development Manager Siteminder Indonesia Rio Ricaro lebih lanjut menjelaskan artinya wisatawan Indonesia tidak lagi mengejar jumlah lokasi yang didatangi untuk berlibur namun saat ini lebih mementingkan pengalaman lokal untuk membuat memori baru di liburannya.

"Mereka saat ini lebih memilih untuk mencari pengalaman otentik saat berlibur, berinteraksi dengan orang lokal saat berlibur atau menikmati seninya. Misalnya kalau ke Bali mereka mau menikmati tarian kecak mereka akan fokus mencari hiburan itu dan tidak mencari destinasi lain selain itu," kata Rio.

Dengan temuan tren baru itu, harapannya industri akomodasi dan wisata di Indonesia bisa semakin melek digital dalam bisnisnya sehingga bisa meraih peluang yang besar dari kebiasaan masyarakat yang saat ini semakin bergantung pada gawai.

Survei ini diadakan pada Juli 2023. Survei ini diikuti oleh 10.000 wisatawan dari 12 negara termasuk 840 orang berasal dari Indonesia.