Bisnis Digital

Menanti Kejelasan Bursa Aset Kripto, Tokocrypto: Masih Tahap Awal

Setelah peluncuran bursa aset kripto 28 Juli lalu, kejelasan pengaturan dan oprasional belum ada. CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis, mewajari hal itu.

Ilustrasi - layanan Tokocrypto. Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - Setelah peluncuran bursa aset kripto 28 Juli lalu, kejelasan pengaturan dan oprasional belum ada. CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis, mewajari hal itu.

Kata dia, proses penguatannya masih terus berjalan. "Kehadiran bursa kripto ini kan masih dalam tahap awal, jadi wajar," ungkapnya kepada apahabar.com, Kamis (10/8).

Di sisi lain, sepengetahuan Rawis, nantinya bursa akan berperan menerima laporan pencatatan transaksi yang terjadi di spot.

"Sebelumnya exchanger atau Calon Pedagang Fisik Aset Kripto melaporkan transaksi ke Bappebti," jelasnya.

Baca Juga: Kripto Bisa Bikin Untung, Tapi Jangan Asal!

Karena itu, menurutnya, kehadiran bursa tak akan mengubah secara fundamental proses yang sudah berlangsung selama ini.

Lalu, dengan hal itu, apakah peluncuran bursa aset menjadi perlu? Menurut Rawis, iya.

Hadirnya bursa berpotensi menghidupkan kembali pasar kripto di Indonesia. Hal itu, menurutnya, akan membuka jalan bagi masyarakat awam yang belum mengenal kripto.

Di lain sisi, bursa juga akan meningkatkan keyakinan masyarakat terhadap industri ini.

"Seharusnya akan lebih percaya diri karena telah dijamin oleh Bursa, Kliring, dan Pengelola Tempat Penyimpanan (Depository)," terangnya.

Lebih jauh, CEO Tokocrypto itu mengatakan, bursa akan berperan sebagai pusat perdagangan aset kripto dan mampu menciptakan likuiditas yang lebih tinggi.

Alhasil, minat dan aktivitas perdagangan juga akan ditingkatkan dengan mendorong pengembangan produk.

"Pada gilirannya dapat mempengaruhi sentimen harga aset kripto secara global," ungkapnya.

Biar tahu saja, saat ini, peluang pedagang aset kripto, seperti Tokocrypto masih sangat potensial.

Baca Juga: Bursa Kripto, Wamendag: Optimistis Kompetitif dengan Bursa Luar Negeri

Tokocrypto berhasil mencatat lonjakan pangsa pasar dari 23,4% pada awal tahun 2022 menjadi 43% hingga Juni 2023, menjadikan platform ini sebagai local exchange terbesar di Indonesia.

Hingga kini, Tokocrypto memiliki 3 juta pengguna terdaftar, dan mencatat prestasi mengesankan dengan rata-rata volume transaksi perdagangan kurang lebih US$ 300  juta per bulan sepanjang semester I 2023.

Tokocrypto telah bertanggung jawab sebagai entitas yang mengenakan pajak pada transaksi aset kripto.

Periode Januari-Mei 2023, jumlah total pajak yang telah disetorkan ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan dari transaksi para pengguna mencapai Rp 42,4 miliar.