Nasional

Menakar Potensi Ekonomi ‘Kalsel’ sebagai Calon Ibu Kota Negara

apahabar.com, BANJARMASIN – Presiden Joko Widodo kian serius untuk memindah ibu kota negara dari Jakarta ke…

Ilustrasi, Kabupaten Tanah Bumbu, strategis menjadi Ibu Kota Indonesia dari sisi geografis. Foto-merdeka.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Presiden Joko Widodo kian serius untuk memindah ibu kota negara dari Jakarta ke daerah lain. Belakangan Kalimantan Selatan (Kalsel) tepatnya Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) menjadi kandidat kuat.

Bahkan, sehari sebelumnya, Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor bersama tiga kepala daerah lainnya telah bertandang ke Kantor Staf Presiden dalam Diskusi Media Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara.

Lalu, bagaimana potensi ekonomi Kalsel sebagai calon ibu kota negara?

Pengamat Ekonomi Kalimantan Selatan,Dr. H. Mohammad Zainul. SE. MM mengatakan, konsekuensi logis sebagai ibu kota negara, tentu perekonomian Kalsel tidak hanya bertumpu pada sektor pertambangan dan perkebunan kelapa sawit.

Melainkan, mesti ditopang oleh sektor lain, misalnya sektor pariwisata dan industri manufaktur.

“Sektor pertambangan tidak menjanjikan sustanability, karena termasuk energi yang tidak terbarukan,” ucapnya kepadaapahabar.com, Selasa (7/5).

Kalsel, kata dia, harus mendorong sektor pariwisata agar bisa memberikan kontribusi yang besar dalam menggerakkan roda perekonomian daerah.

Demikian pula halnya di sektor industri manufaktur. Perlu menjadi perhatian, tegas dia, lantaran selain menjadi penyangga ekonomi, industri manufaktur juga secara langsung mampu menciptakan lapangan kerja yang luas.

Sehingga, bagaimana pemerintah mempersiapkan infrastruktur, termasuk ketersediaan pasokan energi listrik yang sangat besar.

Industri manufaktur, sambung dia, hanya bisa terwujud dan berjalan apabila disokong oleh infrastruktur dan ketersediaan energi listrik atau power station yang besar.

“Paling tidak harus ada garansi bahwa ketersediaan energi untuk menggerakkan power station itu tersedia dalam jangka waktu yang lama,” ujar Akademisi Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) ini.

Oleh sebab itu, dia menegaskan perlu adanya perhitungan yang tepat terkait deposit batubara. Baik mengenai jumlah maupun waktu penggunaan bertahan berapa lama.

“Baru muncul pembagian kebutuhan domestik dan ekspor,” tegasnya.

Menurutnya, kalau Kalsel ingin menjadi ibu kota negara, maka harus memberikan tawaran yang lebih hebat dibandingkan daerah lainnya. Mengingat, Kalsel termasuk daerah yang paling ideal dijadikan ibu kota negara.

Dia menyebutkan, ada beberapa persyaratan secara ekonomi yang telah dipenuhi oleh Kalsel. Pertama, lebih Kalsel sangat strategis, mewakili negara maritim. Lantaran berada tepat di tengah Indonesia. Kedua, akan memiliki bandara internasional.

Ketiga, memiliki potensi sumber daya alam yang besar. Keempat, akses jalan darat antar daerah dan propinsi telah tersedia. Terakhir, Ketersediaan lahan kosong yang masih luas.

“Kemudian, didukung dengan budaya masyarakatnya yang lebih terbuka dan toleran serta berbagai persyaratan lainnya,” tutupnya.

Baca Juga:Kepala Bappenas: Perlu Dukungan DPR dan Undang-Undang untuk Pemindahan Ibu Kota

Baca Juga:'Berebut' Status Ibu Kota, Empat Gubernur Diundang ke Jakarta

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Muhammad Bulkini