Tak Berkategori

Melihat Komitmen Menteri Trenggono Jaga Keberlangsungan Ikan Endemik Kalsel

apahabar.com, BANJARMASIN – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki cara tersendiri menjaga keberlanjutan ikan gabus atau…

Karena begitu populer, populasi ikan haruan di Kalsel disebut-sebut semakin menurun akibat penangkapan secara berlebihan. Foto: Youtube/Haruan Sakit Channel

apahabar.com, BANJARMASIN – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki cara tersendiri menjaga keberlanjutan ikan gabus atau haruan yang disebut-sebut populasinya kian menurun.

“Ikan haruan (nama lain ikan gabus) merupakan ikan endemik lokal yang ada di Kota Banjarbaru. Saya kira memang sesuai dengan komitmen Pak Menteri Trenggono dalam pembangunan kampung budidaya yang ditujukan dalam dua hal yaitu untuk meningkatkan perekonomian daerah dan ketahanan pangan,” kata Plt Kepala Badan Riset dan SDM KKP Kusdiantoro, dilansir Antara, belum lama tadi.

Meski ikan gabus begitu populer di Kalsel, namun keberadaannya disebut semakin menurun akibat penangkapan secara berlebihan. Padahal, endemik satu ini dikenal memiliki permintaan pasar dan bernilai ekonomi tinggi.

KKP, ujar dia, melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) juga telah menggelar kegiatan Temu Lapang Percontohan Penyuluhan Perikanan Pembenihan Ikan Gabus dengan Sistem Jaring Bertingkat di Kota Banjarbaru, Kalsel, beberapa waktu lalu.

“Apalagi Kalsel merupakan salah satu sentra potensial komoditas ikan gabus untuk pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya,” ujar Kusdiantoro.

Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati menyatakan temu lapang ini merupakan rangkaian dari program percontohan penyuluhan perikanan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi, yang mulai dikembangkan di Kelompok Pembudidaya Perikanan (Pokdakan) Agrowisata Tiga, Juni hingga September 2021.

Menurutnya, percontohan penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha. Teknologi yang diterapkan pada percontohan pembenihan ikan gabus ini adalah induce breeding hormone oodev, yang memiliki manfaat mempercepat pematangan gonad (maturation) dan pematangan kembali (rematuration) pada induk ikan gabus sehingga ikan gabus dapat menghasilkan benih secara berkelanjutan.

Sistem jaring bertingkat memiliki manfaat untuk memperpanjang masa pengasuhan induk terhadap larva, karena ikan gabus termasuk parental fish.

Metode pengasuhan induk ini dilakukan dalam satu wadah, yaitu induk berada di jaring tingkat paling atas, sedangkan larvanya ada di jaring bawahnya. Sehingga pada saat penetasan telur tidak perlu lagi memisahkan induk dengan telur dan tingkat kehidupan larva akan semakin tinggi.

“Dengan adanya percontohan ini, saya mengharapkan terdiseminasikannya inovasi teknologi pembenihan ikan gabus bagi pelaku usaha, khususnya di Kalimantan Selatan dan terjadi difusi teknologi oleh kelompok yang melaksanakan percontohan pada pokdakan lain,” tambah Lilly.

Pada kegiatan temu lapang percontohan ini, dilaksanakan panen benih ikan gabus ukuran lima hingga tujuh sentimeter sebanyak 5.000 ekor, tiga hingga lima sentimeter sebanyak 4.000 ekor, dan larva ikan gabus sebanyak 2.500 ekor. Hal ini merupakan pencapaian demonstrasi cara yang dilakukan oleh penyuluh perikanan, agar teknologi tersebut dapat disebarluaskan pada kelompok lain di Kalimantan Selatan.