Uang Beredar

Mei 2023, BI: Uang Beredar di Masyarakat Rp 8.332 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas atau M2 mencapai Rp8.332,3 triliun pada Mei 2023.

Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta, Selasa (31/1/2023). Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas atau M2 mencapai Rp8.332,3 triliun pada Mei 2023.

M2 meliputi M1, uang kuasi, dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun. Uang kuasi merupakan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari Simpanan Berjangka dan Tabungan (rupiah dan valas) serta Simpanan Giro Valuta Asing.

Uang beredar tersebut tumbuh sebesar 6,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,6 persen yoy. 

“Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 9,9 persen yoy,” kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Senin (26/6).

Baca Juga: Jumlah Uang Beredar, BI: Tumbuh Melambat pada Maret 2023

Dia menjelaskan, pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan simpanan berjangka sebesar 7,9 persen yoy pada Mei 2023, naik dari bulan sebelumnya yang tumbuh 4,9 persen yoy.

Selanjutnya, giro valas mencatatkan pertumbuhan yang tinggi sebesar 22,6 persen yoy, namun angka itu turun dari pertumbuhan 29,2 persen pada April 2023. Selanjutnya, tabungan lainnya tercatat tumbuh sebesar 4,7 persen yoy, juga melambat dari pertumbuhan sebesar 6,9 persen pada April 2023.

Sementara itu, komponen uang beredar sempit tumbuh sebesar 3,4 persen yoy, di mana tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu tercatat mencapai Rp2.200 triliun atau tumbuh sebesar 0,4 persen yoy.

Baca Juga: Uang Beredar Februari 2023, BI: Meningkat Jadi Rp8.300 Triliun

Erwin menambahkan, perkembangan M2 pada Mei 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit. Penyaluran kredit pada Mei 2023 tercatat tumbuh sebesar 9,4 persen yoy, meningkat dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 8,1 persen yoy.

Sedangkan, aktiva luar negeri bersih juga tumbuh sebesar 9,2 persen yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 11,0 persen yoy. 

Di sisi lain, tagihan bersih kepada pemerintah pusat (Pempus) terkontraksi sebesar 19,8 persen yoy, setelah terkontraksi sebesar 25,3 persen yoy pada bulan sebelumnya.