Tak Berkategori

Megaproyek 4 Smelter Haji Isam, Prof Mutia Bilang Begini 

apahabar.com, BANJARMASIN – Rencana pembangunan empat unit smelter nikel di Tanah Bumbu mulai diwanti-wanti. Pemerintah maupun…

Haji Isam (kedua dari kanan) menyopiri Presiden Jokowi di Pabrik Biodiesel PT Jhonlin Agro Raya di Kalsel. Selesai pabrik minyak sawit, ia berencana membangun smelter sesuai visi pemerintahan menekan impor melalui hilirisasi barang mentah menjadi produk setengah jadi. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden

apahabar.com, BANJARMASIN – Rencana pembangunan empat unit smelter nikel di Tanah Bumbu mulai diwanti-wanti. Pemerintah maupun pemilik perusahaan diminta serius melakukan pengawasan, demi keberlangsungan lingkungan hidup bumi Kalimantan Selatan.

Hal itu disinggung Ahli Kimia dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Muthia Elma saat berbicara melalui telepon dengan apahabar.com, Senin (25/10).

Prof Muthia menilai pembangunan smelter nikel ini punya dampak positif dan negatif.

Dari sisi baik, ini tentu bakal menambah nilai investasi maupun pemasukan terhadap negara, terlebih di masa pandemi seperti sekarang.

Tapi, dia juga mengingatkan akan adanya potensi kerusakan lingkungan akibat tambang nikel.

"Nikel itu logam berat berat. Yang jadi masalah, kalau mulai ditambang otomatis nanti memunculkan lubang-lubang. Kalau tidak diantisipasi nanti larinya bisa ke lingkungan, khususnya air sungai," ucapnya.

Kata dia, peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini. Perlu ada kebijakan dan aturan yang jelas demi meminimalkan limbah dari nikel ini.

Nah, limbah itu yang harus diantisipasi seminimal mungkin dari sekarang, sesuai standar bahan baku dari Kementerian Lingkungan Hidup.

Sebab, lanjut Prof Muthia, air sungai sangat dibutuhkan dalam kehidupan makhluk hidup, baik ikan maupun manusia.

"Jangan sampai pemerintah hanya mengambil keuntungan atau kebutuhan personal sesaat, tetapi lupa dengan dampak yang dialami masyarakat setempat," ujarnya, mengingatkan.

Selesai Pabrik Biodiesel, Haji Isam Target Empat Smelter

Diwartakan sebelumnya, Pengusaha Andi Syamsuddin Arsyad bakal meluncurkan megaproyek instalasi pemurnian hasil tambang atau smelter. Tak tanggung-tanggung, empat smelter nikel ditarget rampung sebelum 2024.

Rencana pemilik konglomerasi bisnis batu bara dan sawit di Kalimantan, Jhonlin Group yang akrab disapa Haji Isam itu terlontar dari Komisaris PT Jhonlin Agro Raya, Andi Amran Sulaiman

"Pak Andi [Haji Isam] tadi bisikin saya 2023 smelter akan selesai dibangun empat unit," ujar mantan menteri pertanian RI ini di sela peresmian pabrik biodiesel Jhonlin oleh Jokowi, Kamis (21/10).

Lantas, sudah sejauh mana persiapannya?

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Dihubungi apahabar.com, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalsel, Nafarin mengaku Johnlin belum mengurus sejumlah persyaratan.

"Itu kan baru rencana di tahun 2022 mendatang," ucapnya, saat dihubungi apahabar.com, Senin (25/10).

Lagi pula, kata dia, rencana pembangunan empat smelter ini merupakan wewenang langsung oleh pemerintah pusat. Sebab, instalasi pemurnian bahan tambang merupakan proyek yang sifatnya strategis.

"Selama persyaratannya sudah lengkap, prosesnya tidak lama pasti selesai," ujarnya.

Nafarin masih belum bisa memperkirakan nilai investasi dari rencana Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Pun juga dengan spesifikasi empat smelter.

"Karena baru rencana. Kalau sudah ada realisasi di lapangan seperti konstruksi dan sebagainya, baru bisa kelihatan," kata Nafarin.

Terlepas dari itu, kepala DPTMPP Kalsel meyakini rencana proyek strategis ini bakal berdampak baik terhadap nilai investasi.

Selain itu, pembangunan empat smelter ini diharapkan bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

"Banyak tenaga kerja tentu akan terserap. Dengan hal ini, otomatis belanja masyarakat akan semakin besar lagi," tuturnya.

Di Kalsel sudah ada beberapa pabrik smelter. Sebut saja seperti di Kotabaru milik PT Silo dan Tanah Laut punya PT Delta Prima Steel.

"Tapi jalannya tidak maksimal. Kadang lancar, kadang tidak. Kondisi bahan bakunya belum kontinyu," tuntas Nafarin.

Selaku Komisaris Utama Jhonlin Agro Raya, Andi Amran Sulaiman menyampaikan pidatonya saat peresmian pabrik biodiesel milik Haji Isam.

Mulanya, mantan menteri pertanian ini memaparkan profil mengenai pabrik biodiesel yang dibangun Jhonlin.

Jokowi melakukan tinjauan semobil dengan Haji Isam, Mensesneg Pratikno, dan Menteri BUMN Erick Thohir saat peresmian Pabrik Biodiesel Jhonlin di Tanah Bumbu. Foto: Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Pabrik berkapasitas 1.500 ton per jam solar B30 tersebut dibangun selama dua tahun. Nilai investasinya disebut-sebut mencapai Rp2 triliun.

"Bahkan bisa dikembangkan menjadi B50 dalam waktu dekat," ujarnya, dikutip dari Youtube, Sekretariat Presiden.

Pabrik solar ramah lingkungan ini digadang sebagai pabrik terbesar dan pertama di kawasan timur Indonesia.

Pabrik biodiesel ini juga terintegrasi dengan kawasan industri PT Jhonlin Grup seluas 730 hektare.

"12 industri sekarang sebagian besar sudah selesai. Saat ini yang diresmikan dulu adalah pabrik biodiesel," ujarnya.

Selesai dengan pabrik biodiesel, Jhonlin berencana membangun empat unit smelter pada Januari mendatang. Target instalasi pemurnian bahan tambang ini sebelum 2024.

"Pak Andi [Haji Isam] tadi bisikin saya 2023 smelter akan selesai dibangun empat unit," ujar Amran.

Eks mentan ini kemudian mencoba mengalkulasikan keuntungan daripada keberadaan smelter ini.

"Kami punya pengalaman 10 tahun di nikel itu hanya USD 30. Setelah kami melakukan processing, itu bisa naik 70 kali lipat," kata dia.

Investasi total di kawasan industri Jhonlin mencapai Rp11 triliun. Pabrik biodiesel yang baru terbangun diproyeksikan menyerap 2.320 tenaga kerja.

"PT Jhonlin sendiri telah mempekerjakan karyawan langsung 20 ribu orang, tidak langsung 40 ribu orang. Total 60 ribu orang," ujar Amran.

Realisasi investasi total sampai hari ini mencapai Rp29 triliun. Dan hal inilah yang menurut Amran merupakan manifestasi ide Presiden Jokowi: membangun dari desa, menciptakan lapangan kerja, mendorong program hilirisasi industri yang memberikan nilai tambah.

Oleh karenanya, Amran meminta Presiden Jokowi untuk menjadikan daerah industri yang terletak di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Pernyataan Amran tersebut secara tak langsung mengamini Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang lebih dulu sepakat jika nantinya kawasan industri Jhonlin fokus pada pengembangan industri pengolahan batu bara, semen, kelapa sawit dan kepelabuhan.

Pengembangan KEK diyakini akan berdampak secara ekonomi dan sosial serta pemerataan pembangunan kewilayahan.

"Bahkan diperkirakan akan menyerap tenaga kerja hingga 96 ribu orang," ujarnya.

Sejalan dengan pengembangan KEK Batulicin, kata Birin, maka pembangunan jalan lintas Batulicin-Banjarbaru kiranya dapat dibangun secepatnya.

Jalan lintas ini akan menghubungkan wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, Banjar, Banjarbaru, dan Banjarmasin serta menghubungkan dua pusat pertumbuhan ekonomi Kalsel, yakni KEK Batulicin dengan kawasan strategis nasional wilayah metropolitan Banjarmasin.

"Jalan lintas ini mempersingkat waktu tempuh dari kisaran lima jam menjadi 2 jam, dibandingkan jalan nasional yang ada," ujarnya.

Karenanya, Birin meminta dukungan Jokowi untuk KEK Batulicin dan jalan lintas Batulicin-Banjarbaru menjadi proyek strategis nasional atau PSN.

Kata Pemprov Soal Megaproyek 4 Smelter Haji Isam di Kalsel