Kalsel

Mayat Mengapung di Sungai Muara Kelayan Diduga Korban Pembunuhan!

apahabar.com, BANJARMASIN – Samblan (19) warga Kelayan B Gang Kunang Kunang RT 10, No 24 yang…

Jenazah Sablan (19) telah dievakuasi ke ruang jenazah RSUD Ulin Banjarmasin. Foto – apahabar.com/Bahaudin Qusairi

apahabar.com, BANJARMASIN – Samblan (19) warga Kelayan B Gang Kunang Kunang RT 10, No 24 yang ditemukan tewas mengapung di Sungai Muara Kelayan pada Sabtu (24/08) siang diduga merupakan korban pembunuhan.

Berdasarkan keterangan Amat (24) saudara korban, di tubuh Sablan yang sehari-hari bekerja sebagai pengamen itu, ditemukan sejumlah luka lebam dan luka akibat tusukan senjata tajam. Sehingga kuat dugaan sebelum tewas korban dianiaya.

“Mungkin korban dipukuli hingga wajahnya babak belur,” ujar Amat yang beraktivitas sehari hari sebagai tukang besi.

Amat menceritakan, adik bungsunya dari tujuh bersaudara tersebut terakhir terlihat pukul 23.00 Wita pada Jumat kemarin (23/8).

Samblan tinggal di rumahnya hanya untuk berganti baju dan mandi saja. Ketika menyelesaikan aktivitas, ia kerap bermain bersama teman temannya di Teluk Kelayan hingga tak kenal waktu pulang.

“Begitulah dia sehari hari, kemungkinan yang memukul itu orang sana juga,” ujar Amat menduga terkait kematian adiknya.

Sementara Amat mengetahui adiknya meninggal itu baru-baru saja. Sebab saat gempar di kawasan Muara Kelayan adanya temuan mayat mengapung, dirinya tertidur lelap karena kelelahan bekerja.

“Baru saja, tadi ada warga bilang bahwa adik kamu meninggal. Jadi aku langsung bangun melihat,” ujarnya.

Ketika berada tempat kejadian perkara (TKP), dirinya sempat terkejut tak berdaya setelah mengetahui adik bungsunya tinggal jasad.

Sampai berita ini diturunkan, Satpolair Kota Banjarmasin tengah menyelidiki penyebab kematian korban. Apakah benar ada motif pembunuhan, terkait penemuan mayat di Sungai Muara Kelayan itu.

Baca Juga:BREAKING NEWS! Warga Muara Kelayan Geger Ada Temuan Mayat Mengapung

Baca Juga:Dua Kali Sebulan, Api Bertamu di Kawasan UKA Banjarmasin

Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Aprianoor