Sepak bola nasional

Match Fixing Tak Kunjung Hilang, Pengamat: Banyak Faktor Pemicunya

Pengamat sepak bola Indonesia, Kesit Budi Handoyo menilai banyak faktor yang memicu terjadinya tindakan match fixing di kompetisi sepak bola Tanah Air

Ilustrasi match fixing di kompetisi sepak bola (Foto: dok. apahabar.com)

apahabar.com, JAKARTA – Pengamat sepak bola Indonesia, Kesit Budi Handoyo menilai banyak faktor yang memicu terjadinya tindakan match fixing di kompetisi sepak bola Tanah Air.

Sebelumnya, pecinta sepak bola Tanah Air digemparkan dugaan kasus match fixing yang melibatkan club x dan y, di tambah lagi dugaan kejanggalan laga PSBS Biak vs Persiba yang diviralkan akun Instagram “Mafiabolanasional”.

“Ya kalau soal match fixing, kenapa masih diindikasikan banyak terjadi di (kompetisi bola) Indonesia ya banyak faktor-faktornya,” kata Kesit saat dihubungi apahabar.com, Sabtu (7/10).

Ia menilai, masih adanya klub yang ingin lolos dari degradasi sekaligus ingin promosi ke kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia yang membuat match fixing masih kerap mewarnai sepak bola Tanah Air.

Baca Juga: Diduga Terlibat Match Fixing di Liga 2, Persiba Buka Suara

“Salah satunya misalnya memang ada klub yang butuh kemenangan. Mereka mau promosi degradasi dan ada juga klub-klub yang penting dia tetap bertahan di Liga 2 misalnya,” jelasnya.

Meski begitu, Kesit juga tak menampik adanya faktor-faktor lainnya yang menyelimuti dugaan match fixing sepak bola Tanah Air.

Pasalnya, pihak klub secara tidak langsung akan dihubungi oleh para mafia bola untuk melakukan tindakan match fixing.

Baca Juga: Match Fixing Liga 2 Terkuak, Kepercayaan Publik Menurun?

“Biasanya klub-klub seperti itu nanti sama mafia-mafia itu coba dideketin gitu loh, ditawarin, itu salah satunya. Tapi kan banyak faktor bukan Cuma itu aja,” tuturnya.

Lebih lanjut, Kesit berharap agar pihak terkait seperti PSSI dapat mendalami dan membongkar dugaan match fixing yang masih menyelimuti sepak bola Indonesia.

“Harus didalami oleh PSSI, oleh Satgas Anti Mafia Bola lah khususnya untuk membongkar kenapa match fixing itu masih terjadi,” pungkasnya.