Pemilu 2024

Masuk Tahun Politik, Perputaran Uang di Indonesia Bakal Dahsyat!

Memasuki tahun politik, perputaran uang bakal cukup dahsyat. Totalnya bisa menyentuh Rp100 triliun. 

KPU saat menggelar Deklarasi Kampanye Pemilu Damai tahun 2024 di kantor KPU Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin 27 November 2023. Foto: Dok.apahabar.com

apahabar.com, JAKARTA - Memasuki tahun politik, perputaran uang bakal cukup dahsyat. Totalnya bisa menyentuh Rp100 triliun. 

"Perputaran uang ini menjadi sinyal positif bagi ekonomi," ujar Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2024 di Jakarta, Rabu (6/12).

Perputaran uang luar biasa itu berasal dari pengeluaran anggaran pemerintah. Berasal dari belanja makanan, minuman, akomodasi, hotel, transportasi, hingga logistik.

Baca Juga: Perputaran Uang di Festival Buah dan Florikultura Kalbar Capai Rp1 Miliar

Termasuk belanja pemerintah untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Yang totalnya mencapai sekitar Rp50 triliun hingga Rp60 triliun.

“Pertama, kita melihat akan ada belanja konsumsi yang luar biasa besar, kalau kita lihat mungkin sekitar 50-60 triliun anggaran pemerintah ke luar,” ucapnya.

Kendati demikian, tantangan yang akan dihadapi adalah suku bunga yang masih tinggi. Yang mana masih terdapat ketidakpastian mengenai arah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

Baca Juga: Perputaran Uang di Borobudur Marathon 2023 Capai Rp4,7 Miliar

Pasalnya, dia masih belum tahu apakah Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunganya. Atau masih bertahan dalam level saat ini. 

“Meski demikian tantangannya adalah tahun depan merupakan masih dalam situasi era suku bunga tinggi,” jelasnya.

Selain itu, perang Rusia dan Ukraina yang masih berlanjut, krisis di Timur Tengah, serta pelemahan harga komoditas, turut menjadi ketidakpastian yang harus dihadapi perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

Baca Juga: PPATK Catat Perputaran Uang Judi Daring Capai Rp81 Triliun Tahun 2022

Tantangan lainnya bagi ekonomi domestik datang dari perlambatan perekonomian China. Yang berpotensi menurunkan nilai ekspor dan impor Indonesia.

"Mau tidak mau tahun depan situasi global akan sangat mendera kita," tuturnya.

Dengan berbagai ketidakpastian tersebut, berbagai lembaga internasional pun memperkirakan ekonomi dunia hanya akan tumbuh sebesar 2,7 persen pada 2023. Sedikit naik menjadi 2,8 persen di 2024.

Oleh karenanya, Tauhid berharap seluruh pihak bisa membangun optimisme. Sembari mengatasi beragam tantangan yang akan dihadapi Indonesia.

"Ya asalkan kita jeli bisa melihat sektor mana yang memiliki peluang yang lebih bagus di masa pemilu ini," tandas dia