Masjid Tinggi, Rekam Jejak Kehebatan Orang Banjar di Malaysia

Orang Banjar dikenal hebat di Malaysia. Setidaknya pengkuan terlontar dari tokoh masyarakat Bagai Serai, Malaysia, Haji Jamaludin Asaari.

Masjid Tinggi, jejak kehebatan Orang Banjar di Malaysia. Foto-Antara

apahabar.com, BANJARMASIN - Orang Banjar dikenal hebat di Malaysia. Setidaknya pengakuan ini terlontar dari tokoh masyarakat Bagai Serai, Malaysia, Haji Jamaludin Asaari.

Rekam jejak kehebatan orang Banjar yang kini jadi warga Malaysia menurutnya ada di Masjid Tinggi. Masjid yang dibangun sekitar 1901 itu berada di Distrik Kerian, Negeri Perak.

Masjid Tinggi dibangun oleh pendatang dari Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), Indonesia. Betapa tidak hebat, bangunan masjid terbuat dari kayu ulin dibawa langsung dari Kalimantan.

"Hampir semua bahan bangunan terutama kayu ulin (kayu besi) didatangkan dari Kalimantan (Borneo) Indonesia," kata Jamaluddin dikutip dari Antara, Senin (6/3/2023).

Sebanyak 16 batan tiang guru Masjid Tinggi itu terbuat dari kayu ulin. Pun dengan papan diding, dan atap juga terbuat dari ulin.

Kayu ulin itu, kata Jamaludin, juga sempat jadi tudung (atap) Masjid Tinggi, sebelum diganti seng tebal karena rusak.

Jamaluddin menuturkan jumlah tiang besar masjid yang disebut tiang guru itu terbuat dari kayu ulin sebanyak 16 batang, kemudian papan, dan atap juga terbuat dari ulin.

Bahkan awalnya tudung atau atap masjid terbuat dari sirap, namun kini sudah diganti seng tebal karena banyak yang rusak pada bagian atap.

Jika Masjid Tinggi dibangun 1901, maka kata Jamaludin, kedatangan Orang Banjar dari Kelua, Kabupaten Tabalong, sebelum masa itu.

Pengasuh Pondok Pesantren di samping Masjid Tinggi tersebut, mengungkapkan Orang Banjar juga dikenal sebagai warga pendatang yang membuka hutan. Kemudian membuat persawahan atau warga setempat menyebut; Bandang.

Bentuk masjid itu dengan bubungan tinggi hingga disebut Masjid Tinggi karena kala itu, tak ada masjid di wilayah itu yang setinggi masjid tersebut.

Bentuk dan ornamen masjid sama persis dengan Masjid Tinggi yang ada di Kampung Banua Lawas, Kelua, Kalsel.

Tetapi seiring perkembangan zaman, penduduk kian banyak, maka Masjid Tinggi itu tak mampu menampung jamaah Bagan Serai.

Maka pada 1966 dibangun masjid yang lebih besar di samping Masjid Tinggi itu, namanya Masjid Al-Athar.

Jamaluddin menambahkan Masjid Tinggi yang disebut juga sebagai Masjid Lawas (lama) sekarang hanya digunakan untuk shalat jenazah, atau untuk pengajian.

Keterangan lain menyebutkan, masjid ini setelah dibangun pada 1901 baru diresmikan pemakaiannya untuk umum sekitar 1928 sewaktu pemerintahan Sultan Iskandar Shah (Sultan Perak ke-30).