Tak Berkategori

Masjid Noor (2), Dindingnya Sempat Jebol Disebabkan Qari Tampan Ini

apahabar.com, BANJARMASIN – Masjid Noor Banjarmasin yang didirikan sekitar tahun 1950 itu menjadi saksi banyak peristiwa…

Shalat berjemaah di kawasan Masjid Noor di tahun 1965. Foto-dok Masjid Noor

apahabar.com, BANJARMASIN - Masjid Noor Banjarmasin yang didirikan sekitar tahun 1950 itu menjadi saksi banyak peristiwa bersejarah. Satu di antaranya, adalah akhir perjalanan Abah Guru Sekumpul (Tuan Guru H Muhammad Zaini bin Abdul Ghani) menjadi qari'.

Diceritakan Tuan Guru H Syaifuddin Zuhri, pada sebuah acara peringatan hari besar Islam di tahun 1970, Abah Guru didaulat menjadi qari' mendampingi guru beliau, Tuan Guru H Abdul Hamid Husin yang diminta menjadi penceramah dalam acara tersebut.

"Guru H Abdul Hamid Husin adalah seorang muballig. Beliau dicalonkan menjadi Anggota DPR dari NU di tahun 1971. Namun, beliau lebih dulu meninggal tahun 1970," ujar Guru Banjar Indah -Guru Syaifuddin Zuhri dikenal-.

Acara di Masjid Noor itu menjadi tempat terakhir Tuan Guru H Abdul Hamid Husin berceramah. Karena tak lama kemudian, beliau sakit hingga meninggal dunia.

Masjid Noor tidak saja menjadi tempat terakhir Tuan Guru H Abdul Hamid Husin, Abah Guru pun kemudian memutuskan berhenti menjadi qari' yang mendampingi ulama-ulama tua bedakwah.

Ada cerita menarik di Masjid Noor saat itu. Ketika Abah Guru menyenandungkan surah Al Isra, dinding masjid jebol. Penyebabnya adalah jemaah wanita berebut melihat sosok sang qari'.

"Bacaannya kekurang labih aja lawan ampun kami di sini, cuma rupa kababaikan (Dari segi pelafalan, kurang lebih seperti qari-qari di tempat kami, akan tetapi rupa beliau yang begitu tampan, red)," ujar Guru Syaifuddin mengutip perkataan jemaah wanita kala itu.

Abah Guru tak lama kemudian menggelar majelis maulid di kediaman beliau di desa Keraton Martapura.

Baca Juga: Masjid Noor (1), Saksi Bisu Dua Peristiwa Kelam

Baca Juga: Ulama ini Dianugerahi Keistimewaan Layaknya Mukjizat Nabi Sulaiman AS

Masjid Noor sendiri didirikan sekitar tahun 1950 dari bangunan musalla bernama "An Nur". Pelopor yang merintis perubahan status musalla tersebut menjadi masjid adalah Tuan Guru H Ahmad Zainal Aqli atau yang juga dikenal Tuan Guru H Ahmad Jagau.

Semula ada yang menyanggah usulan Guru Ahmad Jagau dengan alasan Banjarmasin sudah memiliki masjid yang jaraknya berdekatan, yakni Masjid Sabilal Muhtadin dan Masjid Miftahul Ihsan.

Guru Ahmad Jagau pun memberikan alasan. Menurut beliau, penduduk Banjarmasin semakin banyak, tidak ada salahnya untuk membangun masjid baru.

"Bangun saja, urusan lainnya biar aku yang mengurusnya," ujar Guru Syaifuddin mengutip perkataan ulama yang pernah didaulat menjadi Imam Tentara Indonesia itu.

Apa yang dikatakan Tuan Guru Ahmad Jagau itu kemudian terbukti sekarang, penduduk di kawasan itu sangat padat. Sehingga, Masjid Noor yang dibangun dua lantai pun kerap tak sanggup membendungnya.

Masjid Noor di tahun 1950. Foto-dok Masjid Noor

Baca Juga: Dikira Pemalas, Ternyata Seorang Waliyullah

Baca Juga: Ini 'Kesaktian' Tuan Guru Bangil yang Dikagumi Guru Tuha

Reporter: AHC12Editor: Muhammad Bulkini