Masa Tenang Pilkada Banjarmasin, Kampanye Masih Riuh di Medsos

Meski memasuki masa tenang Pilkada 2024, akun pribadi hingga relawan masih bebas mendukung salah satu Paslon di media sosial (Medsos).

Meski memasuki masa tenang Pilkada 2024, akun pribadi hingga relawan masih bebas mendukung salah satu Paslon di media sosial (Medsos). Foto: Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Meski memasuki masa tenang Pilkada 2024, akun pribadi hingga relawan masih bebas mendukung salah satu paslon di media sosial (medsos).

Mereka tetap bekerja sama seperti saat masa kampanye Pilkada 2024.

Ketua Bawaslu Banjarmasin, M Fachrizannoor mengatakan, pihaknya telah mengirimkan surat resmi kepada setiap Liaison Officer (LO) pasangan calon untuk memastikan kepatuhan.

"Akun-akun paslon yang dilaporkan wajib dinonaktifkan selama masa tenang. Jika masih ditemukan pelanggaran, akan ada sanksi, mulai dari teguran administratif hingga pembatalan pencalonan," tegasnya.

Selama masa tenang ini, Fachri meminta semua pihak untuk menjaga kondusivitas dan menghormati aturan yang berlaku. Masa tenang Pilkada dari tanggal 24 hingga 26 November 2024.

“Ini adalah momen penting untuk memberikan ruang bagi masyarakat agar bisa menentukan pilihan tanpa tekanan atau pengaruh dari aktivitas kampanye,” tuturnya.

Konsultan politik, Sirajuddin Kahfi mengungkapkan kewenangan mendukung di medsos ini berarti bicara soal etik atau etika yang berlaku di lingkungan sosial.

Baginya, siapapun yang terdidik maka akan mudah memahami apa itu masa tenang. Namun dalam politik kadang etika itu dikepinggirkan demi untuk membela tuannya.

"Tentu tidak masalah jika seorang simpatisan mencoba meyakinkan pilihannya untuk dipilih kapanpun waktunya asalkan jika itu dilakukan di ruang privat, contoh menginformasikan melalui grup WA keluarga atau saat makan malam bersama keluarga," ucapnya.

Yang jadi masalah, kata dia adalah kemudian melakukan secara terbuka, prilaku yang hanya bisa dilakukan di ruang privat. Sehingga banyak mata yang bisa melihat menjadi saksi.

"Yang mereka tidak sadari adalah, prilaku seperti ini memiliki efek kontradiktif dengn semangat ajakan yang ingin dilakukan," tuturnya.

Ia menjelaskan karena pada akhirnya orang akan menilai bahwa prilaku menyimpang yang dilakukan oleh simpatisan tentu juga merupakan cerminan prilaku calon pemimpin yang akan mereka pilih.

"Karena di masa tenang ini saya yakin setiap orang sudah memiliki pilihannya masing-masing dan sudah tidak ada gunanya untuk menggoyahkan pilihan orang di menit akhir," pungkasnya.