Kisah Inspiratif

Margaret Sanger, Pejuang Hak Reproduksi dan Keluarga Berencana Modern

Margaret Higgins Sanger dikenal dengan sosok pelopor yang memperjuangkan hak wanita lewat kontrasepsi dan keluarga berencana.

Sosok Margaret Higgins Sanger yang mencetuskan alat KB modern. Foto: wikimedia commons

apahabar.com, JAKARTAMargaret Higgins Sanger dikenal dengan sosok pelopor yang memperjuangkan hak wanita lewat kontrasepsi dan keluarga berencana.

Margaret adalah seorang tokoh berpengaruh dalam perjuangan hak reproduksi perempuan, lahir pada 14 September 1879, di Corning, New York.

Ia merupakan salah satu pendiri gerakan perencanaan keluarga modern yang membawa perubahan besar dalam pandangan masyarakat tentang kontrasepsi dan hak reproduksi perempuan.

Dirinya tumbuh dalam keluarga yang besar dan miskin, yang mengalami kesulitan ekonomi selama masa kecilnya.

Pada 1902, ia menikah dengan suaminya, William Sanger, dan memiliki tiga anak. Meskipun demikian, pernikahan mereka berakhir dengan perceraian.

Baca Juga: Kisah Youyou Tu, Temukan Obat Malaria yang Terinspirasi dari Bahan Tradisional Cina

Margaret Higgins dan para wanita. Foto: the irish america

Sejak dini, Margaret Sanger tertarik pada isu-isu sosial dan kesehatan perempuan.

Ia bekerja sebagai perawat dan merawat banyak perempuan yang mengalami komplikasi akibat kehamilan yang tidak diinginkan.

Pengalaman ini memotivasinya untuk berjuang memperjuangkan hak perempuan dalam mengendalikan kelahiran.

Pada awal abad ke-20, Margaret memulai perjuangan untuk hak perempuan untuk mengendalikan kelahiran mereka sendiri.

Baca Juga: Ratu Wilhelmina, Kisah Kehidupan dan Jejaknya dalam Era Penjajahan di Indonesia

Ia adalah salah satu pendiri gerakan perencanaan keluarga di Amerika Serikat dan mendirikan klinik-klinik kontrasepsi ilegal di New York City.

Pada 1917, ia mendirikan dan menjadi editor The Birth Control Review, sebuah publikasi yang membahas isu-isu kontrasepsi dan hak reproduksi perempuan.

Dirinya tidak hanya memperjuangkan hak perempuan untuk mengendalikan kelahiran, tetapi juga berusaha mengubah pandangan masyarakat tentang kontrasepsi.

Margaret Higgins mengembangkan alat kontrasepsi untuk keluarga berencana. Foto: the oregon encyclopedia

Margaret dan sekutu-sekutunya terus memperjuangkan legalisasi kontrasepsi di Amerika Serikat.

Usahanya akhirnya berhasil, dan pada tahun 1936, hak perempuan untuk menggunakan kontrasepsi diakui di beberapa negara bagian Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Kisah Tri Suseno, Penghayat Kepercayaan asal Solo

Pada 1942, Margaret Sanger bergabung dengan pergerakan perencanaan keluarga dan mendirikan organisasi yang sekarang dikenal sebagai Planned Parenthood Federation of America.

Organisasi ini menyediakan perawatan kesehatan reproduksi dan pendidikan tentang kontrasepsi kepada perempuan di seluruh Amerika.

Penemuan Margaret dianggap kontroversial. Foto: pinterest

Meskipun menjadi sosok kontroversial yang mendapat banyak kritik, terutama karena pendiriannya terhadap sterilisasi paksa dan pandangannya tentang eugenika, ia dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam perjuangan hak reproduksi perempuan dan perencanaan keluarga.

Baca Juga: Kisah Sayuti Melik, Pengetik Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Warisannya terus hidup melalui Planned Parenthood, yang tetap menjadi salah satu organisasi terbesar di dunia yang menyediakan layanan kesehatan reproduksi kepada perempuan.

Sepeninggalannya pada 6 September 1966, namun dampak besar terjadi pada perjuangan hak reproduksi perempuan dan memberikan perubahan yang berarti dalam masyarakat terkait dengan kontrasepsi dan hak-hak perempuan.

Meskipun kontroversial, upayanya telah membantu memajukan kesadaran akan pentingnya hak reproduksi perempuan di seluruh dunia.