Kalsel

Malam Tahun Baru 2022, Jangan Sampai Pandemi Meledak Lagi!

apahabar.com, BANJARMASIN – Momentum malam pergantian tahun di Kota Banjarmasin diwanti-wanti. Anggota Tim Pakar Covid-19 dari…

Oleh Syarif
Ilustrasi malam tahun baru 2022. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Momentum malam pergantian tahun di Kota Banjarmasin diwanti-wanti.

Anggota Tim Pakar Covid-19 dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin mengingatkan jangan sampai terjadi kembali ledakan di tengah corona yang kian melandai.

Apalagi saat ini Kemenkes sudah mengonfirmasi adanya varian omicron di tanah air.

Omicron diketahui punya kecepatan transmisi yang lebih tinggi dari varian Delta. Meski dari laporan awal resiko infeksi varian ini hanya bergejala ringan.

Kasus varian Omicron yang terdeteksi di Indonesia sudah sebanyak 67 orang berdasarkan data GISAID per 30 Desember.

Menurutnya, jumlah kasus tersebut kemungkinan akan bertambah secara cepat di tengah masyarakat yang tidak melakukan pembatasan mobilitas dan kurang dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Agar ledakan kasus Covid-19 di daerah kita tidak terulang, maka kita perlu melakukan pencegahan dini," katanya dihubungi apahabar.com, Jumat (31/12).

Meskipun sebenarnya, lanjut dia, langkah pencegahan harus sudah dilakukan oleh pemerintah pusat sejak akhir November lalu melalui pembatasan perjalanan internasional dan persyaratan ketat perjalanan domestik melalui bandara dan pelabuhan.

Adapun langkah antisipasi di Kota Banjarmasin, selain melarang adanya kerumunan dan kegiatan perayaan tahun baru serta menutup sementara tempat pariwisata, perlu diterapkan sejumlah restriksi yang dulu pernah diberlakukan pada masa PPKM Level 3 dan 4.

"Seperti pembatasan jam operasional kegiatan ekonomi untuk memperlambat mobilitas penduduk," ujarnya.

Pembatasan tingkat keterisian restoran dan tempat belanja seperti minimarket, super market, dan pusat perbelanjaan.

"Untuk warung makan dan restoran lebih baik sementara menggunakan pelayanan beli dibawa pulang (take away)," tambah Muttaqin.

Untuk tempat tertutup di atas, menurutnya sangat penting penerapan aplikasi Peduli Lindungi guna mengurangi risiko konsumen yang masuk tidak membawa bibit virus Corona.

Penutupan sementara ruang terbuka publik seperti Taman Kamboja dan Siring Tendean.

Secara umum, penegakkan protokol kesehatan diperkuat baik melalui kampanye di media sosial maupun media lokal juga dengan patroli aparat berwenang di tengah-tengah masyarakat.

Penyediaan masker gratis diperlukan di ruang publik sebagai bentuk fasilitas edukasi bagi masyarakat.

Testing dan tracing pun, lanjut dia, menjadi sangat penting untuk memastikan ada tidaknya penduduk yang terinfeksi Covid-19 dan kemudian melakukan isolasi jika ditemukan warga yang positif.

Tetapi, bagian dari strategi 3T ini tidak akan cukup jika varian Omicron masuk mengingat sebelumnya kita sudah sangat longgar. Karena itu sangat penting penekanan pengendalian mobilitas penduduk.

Sebagai gambaran kasus Omicron di Jakarta sudah sebanyak 48 kasus. Sebagian besar adalah warga yang baru saja melakukan perjalanan dari luar negeri, yakni pulang berwisata dari Turki.

Temuan tersebut juga tidak menutup kemungkinan dari pelaku perjalanan luar negeri kemudian menular ke penduduk sehingga terjadi transmisi lokal.

Jika itu terjadi dan terlambat terdeteksi, maka ada kemungkinan varian ini mulai menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.

"Sementara jarak Jakarta – Banjarmasin hanya 1 jam 45 menit melalui penerbangan. Artinya meskipun saat ini kasus di daerah kita sangat minim, tetap ada potensi penyebaran varian Omicron," tutupnya.