Kalsel

Makin Populer, Pendapatan Wisata Pariangan HSS Tembus Rp 23 Juta Sehari

apahabar.com, KANDANGAN – Wisata Sungai Pariangan di Desa Batu Bini, Kecamatan Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai…

Wisata Sungai Pariangan di Desa Batu Bini makin berinovasi dan terus didatangi wisatawan. Foto-apahabar.com/Ahc27

apahabar.com, KANDANGAN – Wisata Sungai Pariangan di Desa Batu Bini, Kecamatan Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) terus menjadi tujuan favorit liburan keluarga di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Saking populernya, pengunjung wisata Sungai Paringan di akhir pekan sampai penuh. Bahkan sebagian dari mereka tidak bisa masuk lagi.

“Minggu kemarin, mobil kami sampai tidak bisa masuk karena sudah penuh sampai luar. Terpaksa mengurungkan niat, dan menunda kunjungan untuk lain kali saja,” ucap Sofan, warga asal Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), yang hendak berlibur ke Wisata Sungai Pariangan.

Ketua Pengelola Wisata Sungai Pariangan Muhammad. Foto-apahabar.com/Ahc27

Meski sudah menjadi populer dan dikunjungi ratusan wisatawan tiap harinya, pengelola terus berbenah dan melakukan inovasi baru.

Sebelumnya, terdapat 20 meja beserta kursi disewakan di tengah sungai untuk mendapatkan sensasi berbeda.

Namun, justru pihaknya kewalahan dan terus menambah jumlahnya, lantaran melihat makin banyaknya pengunjung.

Kini, sudah ada total 32 meja yang disewakan seharga Rp 20 ribu rupiah.

Bahkan, sudah ada 32 perahu rakit bambu atau lanting yang juga tersedia meja untuk makan. Naik lanting itu, wisatawan akan dibawa mengarungi sungai beberapa ratus meter ke hulu hingga kembali lagi, dengan durasi waktu sepuasnya.

Lanting itu bisa dinaiki sampai 7 penumpang, wisatawan cukup membayar Rp 10 ribu per orang untuk memakai jasa tersebut.

Pengelola juga memungut sumbangan masuk kawasan wisata. Pengguna kendaraan roda 2 dipungut Rp 8 ribu, dan roda 4 Rp 10 ribu.

Ketua Pengelola Wisata Pariangan, Muhammad mengungkapkan, jumlah pendapatan setiap harinya berbeda-beda, kotornya antara Rp 1-2 juta. Namun, saat akhir pekan pendapatan lebih banyak.

“Pernah sekali, saat hari Minggu pendapatan mencapai Rp 23 juta rupiah,” beber MD, sapaan akrabnya.

Pendapatan itu jelasnya, 50 persen disumbangkan untuk masjid, dan 50 persen untuk pengelola.

MD menerangkan, pengelola wisata tersebut semuanya warga Dusun Pariangan yang bergiliran. “Tiap hari jumlahnya hampir 50 orang petugas, dan orangnya berbeda-beda,” terangnya.

Pihaknya menempatkan petugas mulai dari pintu masuk menuju Dusun Pariangan, yakni di Desa Mawangi. Lalu, di sepanjang jalan menuju lokasi wisata, lokasi parkir, hingga di objek wisata.

Seorang wisatawan, Risma mengaku puas dengan kualitas wisata Sungai Pariangan.

Ia berujar, tidak rugi datang jauh-jauh langsung dari Kota Marabahan. Sebab terangnya, selain menikmati keindahan objek wisata, pelayanan dari pengelolanya maksimal, kebersihan terjaga dan merasa keamanan terjamin.

Menurutnya, tarif yang harus dibayar wisatawan sesuai dengan kualitasnya, bahkan cukup terjangkau.