Tak Berkategori

Makin Menggairahkan, Nilai Tukar Petani di Kaltim Naik

apahabar.com, SAMARINDA – Badan Pusat Statistik mencatat nilai tukar petani di Provinsi Kalimantan Timur pada Agustus…

Ilustrasi petani. Foto-Istimewa

apahabar.com, SAMARINDA – Badan Pusat Statistik mencatat nilai tukar petani di Provinsi Kalimantan Timur pada Agustus 2019 sebesar 94,53, naik 0,2 persen dibanding bulan sebelumnya 94,33.

“Peningkatan NTP disebabkan oleh meningkatnya indeks harga yang dibayar petani (Ib) lebih kecil ketimbang peningkatan indeks harga yang diterima petani (It),” kata Kabag Tata Usaha Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Nur Wahid di Samarinda, Selasa.

Angka keseimbangan NTP adalah 100. Jika NTP di bawah 100 berarti petani masih merugi. Tepat 100 berarti seimbang. Antara pendapatan dan pengeluaran. Namun jika di atas 100 berarti petani memperoleh keuntungan dari produk pertaniannya.

Jika dilihat NTP per subsektor, lanjutnya, maka pada Agustus 2019 yaitu nilai tukar petani tanaman pangan (NTPP) sebesar 93,49 dan nilai tukar petani hortikultura (NTPH) sebesar 93,83.

Kemudian nilai tukar petani tanaman perkebunan rakyat (NTPR) sebesar 81,30, nilai tukar petani peternakan (NTPT) sebesar 110,61, serta nilai tukar nelayan dan pembudi daya ikan (NTNP) sebesar 104,76.

Pada Agustus 2019, lanjutnya, ada 4 subsektor pertanian yang mengalami peningkatan NTP, yaitu tanaman pangan naik 0,26 persen dan tanaman perkebunan rakyat naik 0,13 persen.

Kemudian subsektor peternakan naik 0,32 persen, perikanan naik 0,34 persen, sedangkan untuk hortikultura mengalami penurunan NTP sebesar 0,02 persen.

Seiring dengan itu, kata dia lagi, nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) Kaltim pada Agustus 2019 tercatat 106,69 atau naik 0,2 persen dibanding NTUP pada Juli 2019 yang tercatat sebesar 106,33.

Menurutnya, NTP yang diperoleh dari perbandingan It terhadap Ib merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat daya beli petani di perdesaan.

“NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat daya beli petani,” katanya.

Baca Juga: Nilai Tukar Petani Kalsel Turun, Harga Produsen Gabah Naik

Baca Juga: Faktor Alam dan Tingginya Operasional Rumah Sakit Menjadi Pemicu Inflasi di Kalsel

Baca Juga: Hadir di Banjarmasin, The Palace National Jeweler Tawarkan Perhiasan Terlengkap

Baca Juga:Ketegangan Dagang AS-China, Rupiah Ikut Melemah

Sumber: Antara
Editor: Fariz Fadhillah