Serba-serbi Ramadan

Makan Sahur dengan Mi Instan Bikin Cepat Lapar, Benarkah?

Jika mengonsumsi mi instan saat sahur, bukan tak mungkin tubuh akan kehilangan tenaga menjelang siang hari saat puasa.

Sajian mie instan. Foto: Insert.

apahabar.com, JAKARTA – Mi instan merupakan salah satu makanan kegemaran orang Indonesia. Sajian ini mudah dibuat kapan saja, sehingga tak jarang dijadikan pilihan untuk makan sahur selama Ramadan.

Dalam dunia kesehatan, mi instan terkenal sebagai makanan kurang sehat lataran hanya mengandung kalori dan karbohidrat. Di sisi lain, tubuh membutuhkan asupan nutrisi yang cukup, seperti serat, mineral, vitamin, protein, dan lemak, selama berpuasa.

Jika mengonsumsi mi instan saat sahur, bukan tak mungkin tubuh akan kehilangan tenaga menjelang siang hari saat puasa. Hal itu dikarenakan mi instan terbuat dari tepung, bentuk gula sederhana yang sangat mudah dicerna tubuh.

Semakin cepat karbohidrat dicerna tubuh, maka kian cepat pula seseorang merasa lapar. Itulah sebabnya, perut lebih mudah terasa lapar dalam waktu singkat ketika mengonsumi mi instan di waktu sahur.

Penulis Kesehatan dan Nutrisi di Healthline, Rachael Ajmera, juga menyebut mi instan rendah serat dan protein, berbanding terbalik dengan kebutuhan nutrisi tubuh. Karena itulah, sajian ini membuat seseorang merasa tidak sepenuhnya kenyang.

Berpotensi Meningkatkan Sindrom Metabolik

Selain membuat lebih cepat lapar, mengonsumsi mi instan saat sahur secara reguler berpotensi meningkatkan sindrom metabolik. Ini adalah kondisi yang membuat  seseorang berisiko terjangkit penyakit jantung, diabetes, dan stroke.

Potensi yang demikian sebagaimana diungkapkan sebuah studi pada 2014 lalu. Penelitian itu membuktikan konsumsi mi instan selama dua kali dalam seminggu dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik di kalangan perempuan.

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa mengonsumsi mi instan saat sahur sebaiknya dihindari. Kalau pun ingin makan mi, pilihlah alternatif yang lebih sehat. Salah satunya, mi yang terbuat dari biji-bijian.

Sebut saja shirataki, mi yang terbuat dari tepung berbahan dasar konnyaku (Amorphophallus konjac) atau umbi-umbian yang umum ditemukan di Jepang. Santapan ini mengandung nol persen lemak dan 97 persen air. 

Tingginya kadar air yang demikian bisa membantu seseorang tetap terhidrasi selama berpuasa. Mi shirataki juga kaya akan serat, yang notabene mampu memperlambat proses pengosongan perut, sehingga akan merasa kenyang lebih lama.

Selain itu, bisa pula memilih pasta gandum utuh sebagai alternatif mi instan. Jenis mi yang satu ini terbuat dari bahan utama biji-bijian utuh, sehingga lazimnya mengandung 5 gram serat dan 7 gram protein dalam porsi sedang.

Jumlah protein itu ternyata lebih tinggi daripada yang ada pada telur. Kandungan serat di dalamnya juga bisa melancarkan sistem pencernaan dan menjaga kesehatan jantung.