Mainkan Sensapi di Rumah Oettara Banjarbaru, Uma Delis Diberi Gelar Maestro

Rumah Oettara yang diwakili He Benyamine baru-baru ini memberikan gelar 'maestro' kepada Uma Delis, tokoh budaya Dayak pelestari alat musik sensapi.

Uma Delis, tokoh sensapi asal Tabalong diberi gelar maestro usai tampil di Rumah Oettara Banjarbaru. Foto-Novy for apahabar

apahabar.com, BANJARMASIN - Rumah Oettara yang diwakili He Benyamine baru-baru ini memberikan gelar 'maestro' kepada Uma Delis, tokoh budaya Dayak pelestari alat musik sensapi.

Pemberian gelar itu sebagai sebuah penghormatan agung kepada Uma Delis atas dedikasi dan daya juangnya untuk melestarikan dan mengembangkan sensapi hingga sekarang.

"Semangat dan nilai juangnya ini adalah spirit yang harus kita semai bersama dalam pemajuan kebudayaan Banua," kata HE Benyamine, dalam rilis yang diterima apahabar.com, Sabtu (8/10).

Uma Delis merupakan seniman besar dari daerah Upau, Tabalong. Dia adalah seorang pemain Sensapi, sebuah instrumen tradisional yang biasanya digunakan untuk mengiringi ritual Babalian di wilayah budaya Deah.

Di Rumah Oettara, Uma Delis tidak sekadar datang dan memainkan sensapinya. Dia juga datang untuk memberi pengetahuan, nilai-nilai dan praktik bermain Sensapi itu sendiri.

Dibantu oleh salah satu muridnya yakni Palui, Uma Delis juga memberikan secara langsung workshop tentang sensapi. Ada 10 peserta yang hadir dalam program Blueprint #1 hasil kolaborasi Rumah Oettara dengan @gekrafs.kalsel. Mereka datang dari latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari pelajar, mahasiswa, akademisi, hingga peneliti.

Novyandi Saputra selaku manager program Rumah Oettara mengatakan sejak awal memang targetnya hanya 15-25 peserta saja yang akan diterima pendaftarannya.

Hal ini berkaitan dengan agar pengetahuan yang dibagikan mudah diterima dan mudah disampaikan oleh Uma Delis sendiri.

Uma delis telah menciptakan puluhan lagu baru yang tidak jauh dari irama-irama klasik sensapi itu sendiri.

"Lagu-lagu baru ini bagi Delis memiliki dua arah, arah pertama adalah untuk memancing para generasi muda mau memainkan sensapi dan puji syukur itu telah berhasil," ucapnya.

Arah kedua, kata Novy, adalah agar lagu sensapi yang dipertunjukan tidak sama dengan yang digunakan saat ritul sehingga tetap menjaga nilai-nilai dan pakem asli saat ritual itu sendiri.

Cara bepikir yang maju ke depan ini adalah nilai luhur yang tak banyak dimiliki orang. Uma Delis, lanjut dia, adalah gambaran dari menjaga dan mengembakan Sensapi agar semakin nyaring bunyinya.

Uma Delis dan Palui memainkan hampir 15 reportoar karya-karya ciptaannya sendiri. mulai dari lagu yang berkisah tentang keniscayaan hidup, nasib-nasib hutan di Deah, hingga tentang hubungan manusia-alam-Tuhan. karya-karya uma Delis dinikmati dengan tenang malam itu.

Suara khas dari Uma Delis yang melengking dan petikan sensapi yang merdu dan rancak saling ikat kait dengan sensapi palui menambah mistis nan romantis suasanya bunyi malam itu.

Uma Delis begitu tenang dan menikmati setiap nyanyiannya hingga membawa kami seperti sedang berada di Upau, kampung halamannya Uma Delis.

Banyak penonton tak percaya bahwa instrumen sensapi itu hanya memiliki dua buah senar dan bahkan melodinya banyak dimainkan dalam satu senar saja. kepiawaian Uma Delis dan Palui dalam memainkan sensapi ini membawa penonton larut dalam suasana. tak terasa lagu demi lagu berlalu begitu saja. Riuh tepuk tangan dan pujian pun mengalir menimpali setiap lagu selesai dimainkan oleh uma Delis dan Palui.

Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Firman Yusi, yang merupakan waga asli Tabalong menyampaikan kegiatan semacam ini harus didorong hadir terus menerus.

Ruang kreatif yang memanggungkan seniman-seniman seperti ini harus selalu bergeliat menjadi ruang kompetisi dan kolaborasi dengan pemerintah.

"Tentu ini juga merupakan gerakan yang sangat sehat dalam upaya pemajuan kebudayaan khususnya di ibukota Kalimantan Selatan hari ini," sebut dia.

Firman Yusi juga menambahkan bahwa pegiat seni harus mengawal Uma Delis agar bisa diajukan untuk mendapatkan Anugerah Kebudayaan Kemendikbudrisetkdikti.

"Kalsel harus mulai aktif dalam pengajuan ini karena hari ini kita banyak kehilangan tokoh-tokoh seniman besar yang menjadi tiang kebudayaan banua," ucapnya.