Mahasiswa se-Kalsel Mencari Supian HK, Datangi Kantor DPRD Suarakan Kerusakan Lingkungan

Ratusan mahasiswa se-Kalimantan Selatan (Kalsel) mendatangi kantor DPRD Kalsel. Kedatangan mereka untuk mencari dan bertatap muka dengan Supian HK

Ratusan mahasiswa se-Kalimantan Selatan (Kalsel) mendatangi kantor DPRD Kalsel pada Senin (12/6/2023).Foto-apahabar/Bahaudin Qusairi

apahabar.com, BANJARMASIN - Ratusan mahasiswa se-Kalimantan Selatan (Kalsel) mendatangi Kantor DPRD Kalsel pada Senin (12/6/2023).

Kedatangan mereka untuk bertatap wajah dengan Ketua DPRD Kalsel, Supian HK, terkait kasus pencemaran lingkungan. Sayangnya Supian beserta 54 wakil rakyat lainnya tak ada di tempat karena sedang melakukan reses.

“Kami ingin ketemu dengan Supian HK. Apakah reses lebih penting daripada tuntutan rakyat?” ujar Koordinator Wilayah BEM se-Kalsel, M Yogi Ilmawan.

Baca Juga: Sidak Kantong Parkir, Dewan Banjarbaru 'Cium' Potensi Peningkatan PAD!

Ungkapan kekecewaaan setelah gagal bertemu dengan wakil rakyat itu pun diluapkan lewat berbagai cara. Di antaranya mereka memperlihatkan poster dengan tulisan "Dicari", lengkap dengan foto politisi Golkar itu. 

“Bukan hanya raga, tapi tanggung jawabnya juga tidak ada. Sudah satu periode Supian HK, tapi tidak ada dampaknya bagi kepentingan rakyat,” ucapnya.

Dalam postingan Instagram-nya BemseKalsel menceritakan soal kerusakan lingkungan di Kalsel yang makin parah. Dari soal limbah berbahaya dan beracun, beragam jenis sampah yang mengotori lingkungan, termasuk soal eksploitasi alam yang terjadi di Kalsel.

Baca Juga: Sekjen PDIP dan Demokrat Bertemu, Matangkan Silaturahmi Puan-AHY

Para mahasiswa, dalam postingan Instagram yang lain, langsung menunjuk telunjuk mereka ke dua wajah yakni Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dan Ketua DPRD Kalsel Supian HK. Keduanya dinilai memiliki bertanggung jawab atas semua masalah lingkungan yang terjadi di Banua. 

Hal lain yang menjadi sorotan mahasiswa adalah soal nasib Jalan Nasional kilometer 171 Kecamatan Satui, Tanah Bumbu, yang longsor akibat tambang batu bara hingga mengganggu aktivitas masyarakat.