Tak Berkategori

Macet Parah di Gampa Asahi Batola, Warga Swadaya Tutupi Lubang Jalan

apahabar.com, MARABAHAN – Kemacetan parah ruas jalan nasional di Desa Gampa Asahi, Kecamatan Rantau Badauh, memantik…

Tumpukan kayu galam yang digunakan warga Desa Gampa Asahi untuk menutupi lubang di bahu jalan. Foto-Istimewa

apahabar.com, MARABAHAN – Kemacetan parah ruas jalan nasional di Desa Gampa Asahi, Kecamatan Rantau Badauh, memantik keprihatikan warga setempat, Minggu (7/2).

Mereka berswadaya mereka menutup lubang-lubang di bahu jalan menggunakan puluhan batang kayu galam, terutama sebelah kanan menuju Banjarmasin.

Tidak cuma kayu, warga mengerahkan beberapa pick up batu split untuk menguruk lubang yang cukup dalam.

Kendati tak semua lubang ditutupi, upaya itu sedikit membantu. Setidaknya sejumlah mobil-mobil berkapasitas kecil yang mengantre lebih dari 1 jam, perlahan bisa keluar dari kemacetan.

“Cuma itu yang bisa dilakukan untuk mencoba membantu pengguna jalan. Masalahnya lubang semakin dalam dan antrean bertambah panjang dibandingkan sebelumnya,” ungkap Misran, Kepala Desa Gampa Asahi.

Kemacetan di jalan sepanjang sekitar 3 kilometer dan lebar 4 meter itu memang kian parah, seiring peningkatan lalu lintas kendaraan-kendaraan bertonase besar.

Tercatat sudah 3 truk yang amblas di bahu jalan, sehingga menutup akses dari depan dan belakang.

Namun masih terdapat 2 truk yang belum dapat dievakuasi, sehingga kendaraan bertonase besar tertahan di kawasan itu hingga malam.

Ironisnya bahu jalan yang digunakan truk-truk besar ketika berpapasan dengan kendaraan lain, sudah tidak bisa lagi dilintasi.

Kondisi bahu jalan semakin amblas hingga lebih dari 30 sentimeter, lantaran tidak sanggup menahan beban dan air hujan.

Semua pengemudi pun mesti berhati-hati melintas agar tidak menyenggol mobil lain. Sekali saja meleset, nasib mereka bakal seperti mobil pengangkut semen yang terbalik, Minggu (7/2) siang.

Akibat kerusakan di ruas Gampa Asahi, juga membuat sejumlah pengendara mengambil jalur alternatif.

Pengemudi mobil yang menuju arah Marabahan, dapat melalui Desa Beringin Jaya di Kecamatan Anjir Muara, kemudian melintasi wilayah Kecamatan Belawang dan Barambai.

Jalur lain yang notabene jalan provinsi adalah melalui Anjir Pasar Kota. Selanjutnya melintasi kawasan Kecamatan Belawang, Wanaraya dan Barambai, sebelum tiba di Marabahan.

Sementara jalur alternatif lain untuk pengendara sepeda motor dan mobil kecil bisa melalui Sungai Bamban di Kecamatan Rantau Badauh.

Kemudian memasuki kawasan Jejangkit dan keluar di Ray 7 Desa Tabing Rimbah Kecamatan Mandastana.

“Namun harus tetap hati-hati melewat Sungai Bamban, karena air masih menggenangi jalan hingga mendekati lutut,” papar Ahmad Faizal, anggota relawan setempat.

“Sementara pengendara mobil juga harus lebih pelan, karena ombak dari jalan menyebabkan air masuk rumah warga,” tandasnya.