Aplikasi Pinjaman Online

Maba UIN Surakarta Keluhkan Registrasi Pinjol, Rektor Akui Kecolongan

Mahasiswa baru (Maba) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta mengeluhkan soal registrasi aplikasi pinjaman online (Pinjol).

Ilustrasi pinjaman online atau pinjol. Foto-Unsplash/Benjamin Dada

apahabar.com, JAKARTA - Mahasiswa baru (Maba) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta mengeluhkan soal registrasi aplikasi pinjaman online (Pinjol). Peristiwa itu diduga terjadi akibat partisipasi pinjol sebagai sponsor untuk kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2023.

Keluhan tersebut banyak diadukan dalam akun instagram Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Raden Mas Said. Salah satu pemilik akun Adri_Gunawan12 mempertanyakan, "Mana nih tanggung jawab moralnya kok kabur gitu aja ? Para maba udah terlanjur nyemplung ke RIBA, suruh verif foto wajah dan KTP juga. Mencoreng nama baik institut Islam dengan riba."

Pemilik akun lain, iqbalsyahrul juga mengeluhkan hal serupa. Ia menuliskan, "Yaa meskipun kita semua berharap bahwa data para MABA ini aman. Tapi adanya ini tetap berpotensi merusak citra lembaga, baik lembaga kampus atau DEMANYA sendiri. Mesti dadi guyonan kampus-kampus liyo. Hati-hati penyesalan itu selalu datang di akhir. Kalau di awal namanya pendaftaran, pinjol."

Saat dikonfirmasi, Rektor UIN Surakarta, Prof. Mudhofir mengaku bahwa dirinya belum mendapatkan laporan terkait adanya hal tersebut. Pihak kampus dipastikan akan menyelidiki hal tersebut.

Baca Juga: Anggota DPR Dipanggil KPK Terkait Kasus Suap Mahasiswa Baru UNILA

"Pihak kampus tidak tahu menahu. Ini saya sedang melakukan koordinasi untuk menyelidiki. Tapi ini mahasiswa bertindak sendiri, ini akan diselidiki apakah ini ada yang dirugikan," katanya.

Terkait sanksi, Mudhofir menegaskan hal itu nantinya akan ditentukan oleh dewan kode etik mahasiswa. Itu pun dengan proses yang tidak mudah.

"Makanya ini sedang dipelajari. Nanti ada dewan kode etik. Apakah itu pelanggaran mencari sponsorship, tanpa koordinasi dan itu betul-betul pinjol. Itu tanpa koordinasi dengan kami meskinya tidak ada paksaan, ini kami kecolongan," imbuhnya.

Sementara itu Presiden Dema, Ayuk Latifah saat dikonfirmasi apahabar.com belum dapat memberikan komentar. Dia mengaku perlu merapatkan hal itu.

"Ini kami rapatkan dulu dengan teman-teman," terangnya.