Kerja Sama Internasional

Luhut Kunjungi 3 Negara Afrika Bahas Kerja Sama Bidang Strategis

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi 3 negara di Afrika membahas isu strategis dan kerja sama di sejumlah bidang.

Pertemuan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan Perdana Menteri RDK Jean-Michael di Kongo, Senin (23/1). Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke tiga negara di Afrika yakni Republik Kenya, Republik Demokratik Kongo (RDK), dan Zimbabwe untuk membahas beberapa isu strategis dan kerja sama di sejumlah bidang.

Kunjungan kerja (safari) yang dilakukan pada 20-24 Januari 2023 itu membahas kerja sama bidang kesehatan, pertambangan, infrastruktur, energi transisi, kehutanan, hingga Archipelagic and Island States (AIS) Forum.

Melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (26/1), dalam kunjungan pertama pada Jumat (20/1), Luhut beserta rombongan mengunjungi Kenya dan melakukan serangkaian pertemuan dengan Presiden Kenya William Samoei Ruto.

Beberapa isu strategis dibahas seperti industri pertambangan berkelanjutan dan pengembangan infrastruktur pelabuhan hijau dan pintar (green and smart port). juga turut dibahas kerja sama perkebunan kelapa sawit, transisi energi, sistem digitalisasi, AIS Forum, kerja sama pertahanan, dan hubungan perdagangan.

Baca Juga: Luhut Yakin 2045 Indonesia Tak Lagi Impor Bahan Bakar Fosil

“Saya ingin mengenang kunjungan resmi Otoritas Pelabuhan Mombasa pada tahun 2021 lalu untuk membentuk kerja sama ‘sister-port’ dalam sistem pelabuhan hijau dan smart," ujar Luhut.

Untuk itu Luhut menugaskan Direktur Utama Otoritas Pelabuhan Indonesia (Pelindo) untuk membahas secara detail dengan Otoritas Pelabuhan Mombasa. 

Luhut menambahkan, Indonesia dan Kenya ingin meningkatkan kerja sama dalam mempromosikan sektor energi berkelanjutan dan transisi energi yang adil untuk mendukung pembangunan hijau dan pertumbuhan ekonomi.

Melalui pertemuan itu, Luhut menyambut kolaborasi Kenya di AIS Forum. Forum itu diprakarsai Indonesia sejak tahun 2017 untuk menyatukan 47 negara kepulauan dalam menghasilkan solusi yang inklusif, cerdas, dan inovatif pada lingkungan laut termasuk blue financing dan kerja sama penelitian dari berbagai universitas.

Baca Juga: Produksi Akuakultur Tempati Posisi Kedua Dunia, Luhut: Dapat Antisipasi Ketidakpastian Global

“Dalam konteks ini, Indonesia menyambut baik pemerintah Kenya untuk berkolaborasi dengan AIS Forum dan mampu mengakselerasi inovasi yang mendorong visi kami untuk bergerak menuju masa depan laut yang berkelanjutan,” katanya.

Pada Senin (23/1), Luhut menyampaikan empat isu strategis dalam pertemuan dengan Perdana Menteri RDK Jean-Michael. Ke empat isu meliputi; kerja sama terkait hutan tropis berkelanjutan dan aksi iklim, percepatan energi terbarukan, industri pertambangan yang berkelanjutan, dan pengembangan infrastruktur.

Luhut juga menindaklanjuti penandatangan pernyataan bersama antara tiga negara, yaitu Indonesia, Brazil, dan Kongo yang setuju untuk memprakarsai The Forest Climate Initiative dan akan berkolaborasi dengan negara lain seperti The Forest and Climate Leaders Partnership.

Luhut percaya bahwa kerja sama terkait ketahanan pangan, ekowisata, agroforestri, dan jasa lingkungan seperti penangkapan karbon atau kredit karbon akan memberikan manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat di ketiga negara ini.

Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Luhut Soal OTT, Jubir KPK: Kerjanya Terukur dan Holistik

“Indonesia dan RDK dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam implementasi penetapan harga karbon,” tambahnya.

Selanjutnya, pada Selasa (24/1), Luhut beserta rombongan bertemu dengan Presiden Republik Zimbabwe Emmerson Mnangagwa dan mendiskusikan lima isu strategis untuk memperkuat kerja sama ekonomi, di antaranya industri pertambangan berkelanjutan dan transisi energi, bidang kesehatan, pengembangan infrastruktur transportasi, kerja sama hutan lestari, dan ekonomi digital.

Terkait pembangunan infrastruktur transportasi, pemerintah Indonesia ingin mengusulkan kerangka kerja sama dalam bidang perkeretaapian baik pertukaran pengetahuan, teknologi, dan kerja sama kelembagaan termasuk peningkatan kapasitas, persinyalan, dan sistem komunikasi di perkeretaapian.

Indonesia juga mengusulkan kerja sama sistem digitalisasi dalam hal pembiayaan inovasi dan pemberdayaan kewirausahaan digital, peningkatan kapasitas dan pengembangan tenaga kerja, dan mempromosikan infrastruktur digital.

“Pertemuan ini tidak diragukan lagi, karena akan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam menyusun strategi yang layak untuk kemakmuran bersama with our people, for our people,” pungkas Luhut.