Transportasi Publik Baru

LRT Jabodetabek Resmi Beroperasi, Warga: Mirip di Luar Negeri 

Pasca beroperasinya LRT Jabodetabek pada Senin (28/8), pukul 14.00 WIB, respons warga sangat beragam.

Stasiun LRT Harjamukti. Rubiakto/apahabar.com

apahabar.com, DEPOK - Pasca beroperasinya LRT Jabodetabek pada Senin (28/8), pukul 14.00 WIB, respons warga sangat beragam. Secara umum mereka mengakui keandalan transportasi massal tersebut.

Salah satu warga Cibubur, Artasya Dea mengungkapkan, fasilitas yang tersedia di LRT Harjamukti sudah setara dengan yang ada di luar negeri. Hal itu terlihat dari sisi kebersihan dan fasilitas penunjang lainnya.

Dia juga menyarankan, mengingat operasi LRT masih terbilang baru, akan lebih baik jika staf yang bertugas di stasiun diperbanyak, termasuk sosialisasi kepada masyarakat yang masih kurang paham tentang penggunaan LRT Jabodetabek.

"Karena jika sosialisasinya masih belum banyak, jadi saya sendiri pun masih bingung soal jalur naik ke arah tujuan. Karena LRT ini agak berbeda dengan MRT dan KRL, yang biasa digunakan kebanyakan orang," jelas Dea.

Baca Juga: Hari Pertama Pengoperasian LRT Jabodetabek, Warga Masih Coba-Coba

Berkaitan dengan akses kendaraan pribadi, menurut dia, akses yang disediakan sudah cukup baik dan mudah. Itu terbukti ketika mobil maupun motor bisa diparkir di sekitar LRT Harjamukti.

Sebagai informasi, saat ini, tarif LRT Harjamukti sedang promo hingga akhir September 2023. Cukup dengan membayar Rp5.000, masyarakat sudah bisa menggunakan fasilitas dan layanan LRT dari Stasiun Harjamukti, Depok.

Apabila promo berakhir, tarif yang akan dikenakan jika berangkat dari Stasiun Harjamukti hingga Dukuh Atas sebesar Rp20 hingga Rp21 ribu.

"Kalau berbicara keberatan atau tidak, itu kebutuhan masing-masing ya. Kalau menurut saya tidak terlalu mahal bagi saya yang memilih opsi untuk menghindari kemacetan," terang Dea.

Baca Juga: Resmi Beroperasi! LRT Jabodebek Makan Anggaran Rp32,6 Triliun

Namun, imbuhnya, tarif tersebut bagi sebagian masyarakat akan dianggap terlalu mahal dan memberatkan jika dibandingkan dengan tarif KRL. Hal itu, sangat mungkin menjadi salah satu alasan warga untuk tidak menggunakan LRT.

"Kayanya kurang bisa membuat orang-orang beralih ke sini, khususnya para pekerja," tutur Dea.

Dia menambahkan, "Kalau setiap hari berangkat kerja mengeluarkan tarif segitu, lumayan juga. Apalagi misalnya tujuannya jauh-jauh. Bisa-bisa beralih lagi ke kendaraan pribadi."