Nasional

Longsor Kotabaru Tewaskan 4 Warga Maradapan, Cek Faktanya

apahabar.com, KOTABARU – BNPB melaporkan insiden tanah longsor di Desa Maradapan, Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru merenggut…

Kebenaran informasi BNPB mengenai empat warga tewas dalam longsor di Pulau Sembilan, Kotabaru dipertanyakan. Foto: Ist

apahabar.com, KOTABARU – BNPB melaporkan insiden tanah longsor di Desa Maradapan, Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru merenggut empat nyawa. Nyatanya, informasi tersebut belum sepenuhnya benar.

Sebagai upaya percepatan penanganan, BPBD Kalsel – sebut BNPB – bersama TNI, Polri, Basarnas, Tagana, lintas instansi terkait, media dan relawan telah berangkat menuju lokasi kejadian.

“Menggunakan kapal milik TNI AL dari Lanal Kotabaru,” kata BNPB lewat beberapa utas di akun Twitter miliknya, 10 jam lalu.

Laporan tersebut, masih dari laporan BNPB, diterima berdasarkan pendataan BPBD Kalsel per Selasa (30/11) pukul 19.15 WIB.

Sebanyak 125 warga dilaporkan mengungsi di Kantor Desa Maradapan, setelah 32 rumah yang mereka tinggali rusak akibat pergerakan tanah.

BNPB mengimbau kepada warga Maradapan untuk tidak kembali ke rumah masing-masing mengingat kondisi di lokasi masih berpotensi longsor.

Di samping itu, informasi prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG menyebut bahwa hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan dan sekitarnya,” demikian laporan resmi BNPB tertanda Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Kisah Dokter Zainal: Disayang Warga, Dibuang ke Pulau Sembilan, Dewan Pasang Badan

Lantas, benarkah informasi tersebut? apahabar.com yang menelusuri kebenaran laporan BNPB menemui sederet kendala di lapangan.

Saat mengontak Iptu Sumarno, sejak siang tadi panggilan seluler ke kapolsek Pulau Sembilan itu tak juga terhubung.

Diketahui Pulau Sembilan merupakan kawasan terluar Kotabaru yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa dan Selat Makassar.

Terbatasnya sinyal telekomunikasi menjadi kendala terbesar setiap operasi penanganan bencana di sana.

Akses menuju Pulau Sembilan hanya dapat ditempuh melalui transportasi air yang memakan waktu kurang lebih 7 sampai 13 jam.

Namun begitu, media ini berhasil mengontak Sekretaris BPBD Kotabaru, Rahmadi Jaya. Hasilnya, Rahmadi tegas membantah adanya korban jiwa dalam longsor di Maradapan Pulau Sembilan.

“Informasi ada empat korban jiwa dalam peristiwa longsor di Maradapan itu tidak benar, atau hoaks,” tegas Rusian dikontak apahabar.com, Rabu malam.

Rahmadi hanya membenarkan jika sebanyak 32 warga terdampak longsor mengungsi ke sejumlah titik di Maradapan.

“Warga, atau para pengungsi dalam keadaan sehat walafiat,” ujarnya.

BPBD Kotabaru melaporkan pengungsi terbanyak berada di kawasan Teluk Lere, Matasirih. Selain makanan, mereka juga membutuhkan pakaian.

“Jadi, sementara ini, keperluan sandang, dan pangan menjadi prioritas,” terangnya.

Untuk menguji kebenaran laporan BPBD Kotabaru, apahabar.com kemudian menghubungi BPBD Kalsel.

Senada, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kalsel, Abriansyah Alam mengaku belum mendapat laporan korban jiwa.

"Karena tim kami diarahkan ke HST dan sekarang ke Balangan," katanya dikonfirmasi apahabar.com, Rabu (1/12) malam.

Sama, Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Dinsos Kalsel, Achmadi juga mengonfirmasi tak ada korban jiwa.

“Kami tidak terima laporan,” ujarnya.

Diketahui pergerakan tanah secara tiba-tiba terjadi di Desa Maradapan, Pulau Sembilan pada Senin (29/11) sekira pukul 13.15.

Longsor yang terjadi di kawasan permukiman tepi laut itu menyebabkan puluhan rumah rusak hingga ambruk. Dua orang yang sempat terjebak berhasil diselamatkan warga.

"Untuk korban dua orang sudah ditemukan selamat. Satu orang anak-anak, dan satu lagi orang tua," terangnya.

Sejauh ini, pihak BPBD terus berupaya memasok logistik sebagai bantuan korban terimbas longsor Maradapan. (*)

Dilengkapi oleh Syaiful Riki