Literasi Digital

Literasi Digital di SD dan SMP Kabupaten Ogan Ilir, Jaga Data Pribadi dengan Baik

Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Ogan Ilir telah bergulir pada Kamis 09 Maret 2023 dengan melibatkan 600 peserta daring.

Webinar Literasi Digital di Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan digelar pada hari Kamis, tanggal 09 Maret 2023, pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB dengan tema “Mengenal Literasi Digital Sejak Dini”. Foto: KemenKominfo

apahabar.com, JAKARTA - Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan telah bergulir pada Kamis 09 Maret 2023 dengan melibatkan 600 peserta daring yang berasal dari siswaSD dan SMP se-Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Webinar bertajuk "Mengenal Literasi Digital Sejak Dini" itu dimulai pada pukul 10.00 WIB dan berakhir pukul 12.00 WIB. Webinar diinisiasi dan diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan tujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Dengan begitu kemampuan kognitif akan meningkat untuk mampu mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. Pasalnya, pengguna internet di Indonesia pada awal Tahun 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya.

Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko. Untuk itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat.

Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 menunjukkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia berada pada angka 3,49 dari 5,00.

Baca Juga: Literasi Digital di SMPN 1 Lubuk Pakam, Narasumber: Jarimu Harimaumu

Kemudian pada tahun 2022, hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional mengalami kenaikan dari 3,49 poin menjadi 3,54 poin dari skala 5,00. Hasil ini dianggap menunjukkan bahwa literasi digital masyarakat Indonesia saat ini berada di kategori sedang dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementrian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan, dalam paparannya secara daring, menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik.

“Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” ungkapnya.

Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menjadi agenda yang sangat strategis dan krusial, untuk membekali seluruh masyarakat beraktivitas di ranah digital.

Menjaga keamanan data pribadi

Arief Rama Syarif membahas mengenai pentingnya menjaga privasi dan keamanan data pribadi dalam penggunaan teknologi digital. Arief mengatakan atribut data pribadi digital yang tidak boleh dibagikan adalah tanggal lahir, riwayat kesehatan, NIK, rekening bank yang dimiliki, dan jumlah anggota keluarga. Foto: KemenKominfo

Pada sesi pertama, Founder Yayasan Komunitas Open Source Arief Rama Syarif berbagi kisah tentang pentingnya menjaga privasi dan keamanan data pribadi dalam penggunaan teknologi digital.

Baca Juga: Literasi Digital di SMPN 3 Kotabumi Lampung, Narasumber: Cyberbullying Harus Dihentikan

Menurut Arief, atribut data pribadi digital yang tidak boleh dibagikan, diantaranya tanggal lahir, riwayat kesehatan, NIK, rekening bank yang dimiliki, dan jumlah anggota keluarga.

Penyebab terjadinya kebocoran data pribadi digital karena kurangnya kesadaran diri terhadap penyebaran data sensitif, kemudian oleh malware yaitu program yang dirancang untuk merusak dengan menyusup ke sistem komputer ketika kita mendownload apapun secara sembarangan.

Serta social engineering merupakan penggunaan manipulasi psikologis untuk mengumpulkan data digital pribadi melalui media elektronik dengan menyamar sebagai pihak yang dapat dipercaya.

Cara mencegah kebocoran data pribadi digital, kata Arief adalah dengan waspada saat menerima email dari sumber tidak diketahui dan tidak buka lampiran email atau tautan di dalamnya, gunakan 2FA (Two Factor Authentication).

"Juga hindari aplikasi ilegal/ belum berizin dari Pemerintah agar tidak terjadi penyalahgunaan data, tidak sembarangan menggunggah data-data pribadi, begitupun aktivitas kita tidak boleh dibagikan di media sosial," terang Arief.

Baca Juga: Literasi Digital di SMAN 1 Indralaya, Kominfo: Waspadai Cyberbullying

Ia menambahkan, "Banyak bapak/ibu menerima SMS atau whatsapp penipuan, itu bukan karena dicuri datanya, tapi kita sendiri yang membagikannya. Harusnya data kita aman, tapi kita bagikan ke orang lain melalui sosial media." 

Aktivitas juga sering dibagikan secara tidak sengaja. Contohnya saat jalan-jalan keluar negeri, atau riwayat pembelian barang tertentu.

"Padahal itu rahasia loh, tetapi kita bagikan, sehingga kejahatan bukan terjadi karena adanya niat pelaku, tapi adanya kesempatan. Kesempatan yang kita bagikan sendiri untuk orang lain,” ujar Arief.

Pentingnya literasi digital

Prayoga Putra Utama memberikan pemaparan bahwa literasi digital di sekolah mampu membuat siswa, guru, tenaga kependidikan dan kepala sekolah, memiliki kemampuan untuk mengakses, memahami, serta menggunakan media digital, alat komunikasi dan jaringannya. Foto: KemenKominfo

Giliran narasumber kedua, Prayoga Putra Utama mewakili Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Ilir memberikan pemaparan bahwa literasi digital di sekolah akan membuat siswa, guru, tenaga kependidikan dan kepala sekolah memiliki kemampuan untuk mengakses, memahami, serta menggunakan media digital, alat komunikasi dan jaringannya.

Kata Prayoga, melalui literasi digital, dunia pendidikan akan memiliki pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan dan memanfaatkannya secara sehat, cerdas, bijak, dan patuh hukum. 

"Langkah yang harus implementasikan oleh setiap pemangku kebijakan sekolah adalah melakukan pengontrolan yang ketat terhadap siswa, sehingga mereka dapat memanfaatkan perangkat digital dengan bijak, kreatif, dan bertanggung jawab," papar Prayoga yang juga Kepala Seksi Kurikulum di Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Ilir.

Baca Juga: Literasi Digital Ajak Siswa Cintai Produk dalam Negeri

Pengontrolan yang dimaksud, tidak dapat dilakukan oleh sekolah semata, "Namun harus mendapat dukungan dari setiap orang tua siswa dan masyarakat."

Membuat konten positif

Endy Agustian selaku Key Opinion Leader (KOL) memberikan pengalamannya selama bermain sosial media. Menurutnya semua orang harus beradaptasi dengan media digital, harus membuat konten dan berbagi serta menerima agar menjadi orang yang cakap digital. Foto: KemenKominfo

Selanjutnya, giliran Endy Agustian selaku Key Opinion Leader (KOL) membagikan pengalamannya selama bermain sosial media. Menurutnya semua orang harus beradaptasi dengan media digital dan harus membuat konten serta berbagi atau menerima agar menjadi orang yang cakap digital.

Endi juga menekankan tentang pentingnya memiliki etika ketika berselancar di media sosial. Menjunjung tinggi nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

"Perbedaan akan selalu ditemui di sosial media, karena itu kita harus bisa menoleransi perbedaan tersebut," terangnya.

Endi menambahkan, kehadiran followers di sosial media dapat membangun kepercayaan diri pemilik akun. Karena itu pengguna media sosial harus mampu menghasilkan konten yang baik dan bisa dipertanggungjawabkan.

Baca Juga: Webinar Literasi Digital di SMPN 1 Kotabumi Lampung, Kemenkominfo: Indeks Kita Masih Rendah

"Akhirnya ada satu followers saya waktu itu, ternyata dia sangat menunggu-menunggu konten yang saya buat dalam bentuk q&a setiap weekend. Nah karena mendapatkan respon yang positif saya sadar bahwa bukan seberapa banyak konten kita diberikan engagement dari follower kita, tetapi saya merubah mindset bahwa seberapa pengaruhnya dari konten yang kita buat itu kepada followers," ungkapnya.

Endi menambahkan, "Cukup satu yang terpengaruh dari apa yang kita lakukan, daripada banyak kuantitasnya tapi dia tidak terpengaruh. Itu pengalaman yang membuat saya untuk konsisten menyebarkan konten-konten di sosial media karena keberdampakan yang diberikan."

Ia juga mengingatkan bahwa sebagai penghasil konten, dirinya tidak bisa memaksakan orang lain harus suka dengan apa yang dibuat. "Tapi pesan saya dari pengalaman tersebut, lakukanlah hal yang positif. Lakukanlah hal yang bisa memberikan informasi yang informatif,” ujarnya.

Tanya jawab

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Kemudian moderator memilih tiga penanya yang berhak mendapatkan e-money. Foto: KemenKominfo

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar. Terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Kemudian moderator memilih tiga penanya yang berhak mendapatkan e-money. 

Pertanyaan pertama diajukan Een Kurnia yang bertanya tentang pencurian data. Dia juga bercerita tentang pengalaman saat menjadi korban pencurian data, ketika media sosialnya diclone oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: Empat Pilar Literasi Digital, Kominfo: Problematika Masih Besar

"Menggunakan nama dan foto-foto saya namun di media sosial tersebut membuat status yang mengumbar kebencian ke beberapa orang yang juga saya kenal. Bagaimana cara agar media sosial tersebut dapat kita hilangkan, karena jejak digital yang ditinggalkan amat buruk bagi saya," tanya Een.

Menanggapi itu, Arief Rama Syarif menjelaskan bahwa apa yang diupload itu sebagai milik mereka. "Kita bisa membuat pengaduan ke facebook tapi sangat lama prosesnya. Selama memakai sosial media sangat mudah untuk diakses dengan orang yang tidak bertanggung jawab," paparnya.

Pertanyaan kedua dari Fenisa agata; bagaimana cara menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain terutama orang yang ada di sekitar kita.

Menurutnya, berekspresi di dunia digital seringkali dijadikan sebagai tempat untuk menyalurkan emosi entah dalam bentuk negatif maupun positif. Karena itu, Fenisa bertanya soal bagaimana bersikap serta bertindak agar tetap aman dan nyaman saat bermedia sosial.

Menjawab pertanyaan itu, Prayoga Putra Utama mengingatkan untuk selalu bertindak cerdas saat menggunakan media sosial.

Baca Juga: Tahun 2022, Literasi Digital Masyarakat Indonesia Meningkat

"Dalam bermedia sosial kita harus mempelajari dan kita amalkan dengan baik. Cukup diri kita saja yang tahu data pribadi kita. Jika kita posting di media sosial, kita harus pandai mengolah data kita," ujarnya.

Pertanyaan terakhir dilontarkan Amelia yang bertanya cara menghindari penipuan seperti pinjaman online. Narasumber Arief Rama Syarif menanggapi sembari mengingatkan, justru orang terdekat yang sering kali berpotensi menggunakan data kita untuk berbagai keperluan.

"Karena itu, jangan mengonfirmasi apapun yang kita dapat dari nomor asing. Hati-hati dalam data pribadi kita," jelasnya.

Usai menjawab pertanyaan, moderator memberikan kesimpulan dari pemaparan para narasumber dan mengumumkan tujuh pemenang lainnya yang berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000.

Baca Juga: Literasi Digital Masih Rendah, CORE Indonesia: Jadi Penghambat Digitalisasi UMKM

Moderator mengucapkan terima kasih kepada narasumber, Key Opinion Leader (KOL) dan seluruh peserta webinar. Pukul 12.00 WIB webinar literasi digital selesai, moderator menutup webinar dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui website: literasidigital.id (https://literasidigital.id/) dan media sosial Instagram: @literasidigitalkominfo (https://www.instagram.com/literasidigitalkominfo/),  Facebook Page: Literasi Digital Kominfo/@literasidigitalkominfo (https://www.facebook.com/literasidigitalkominfo), Youtube: @literasidigitalkominfo (https://www.youtube.com/@literasidigitalkominfo).