Lika-liku Pedagang Mukena Banjarbaru Pasarkan Produk Secara Online

Pedagang mukena dan sajadah asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), Tiwik Dwi Hardjanti (53) terus mencoba mempelajari strategi pemasaran secara digital.

Pedagang mukena dan sajadah asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), Tiwik Dwi Hardjanti (53). Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Pedagang mukena dan sajadah asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), Tiwik Dwi Hardjanti (53) terus mencoba mempelajari strategi pemasaran secara digital alias online.

Meskipun kesulitan, ia terus mencoba. Salah satunya dengan mengikuti pelatihan dari sejumlah instansi swasta maupun pemerintahan.

“Kemarin pernah mengikuti pelatihan dari Dinas Koperasi Banjarbaru,” ucap Tiwik kepada apahabar.com, Minggu (18/6) kemarin.

Kendati demikian, saat ini dirinya hanya memasarkan produk melalui media sosial seperti WhatsApp, Facebook dan Instagram.

“Saat ini memasarkan produk melalui galeri dan media sosial seperti WA, IG dan FB,” kata anggota Koperasi Usaha Kreatif Banjarbaru ini.

Baca Juga: Berkat BRI, Mantan Buruh Bangunan Jadi Bos Sayur di Palangka Raya

Sementara untuk marketplace masih belum. Alasannya lantaran terkendala waktu untuk mempelajarinya.

“Kalau marketplace belum. Saat ini saya keterbatasan waktu,” ujarnya.

Menurutnya, terdapat tantangan dalam memasarkan produk secara online. Misalnya harus mendiskripsikan produk secara detail.

“Dari bahan baku hingga produk jadi harus dideskripsikan secara detail,” ungkapnya.

“Sedangkan hal positifnya bisa memasarkan produk lebih cepat,” lanjutnya.

Berkah di Bulan Haji

Pedagang mukena dan sajadah asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) yang juga pemilik usaha Pernik Ditha, Tiwik Dwi Hardjanti (53). Foto-Istimewa

Walau hanya via media sosial, ia mampu menjual produk sebanyak 5-10 buah per bulan.

Penjualan ini meningkat 50 persen dibandingkan beberapa bulan sebelumnya.

“Alhamdulillah sejak bulan Ramadan hingga mendekati Iduladha, permintaan mukena lumayan bagus,” beber Tiwi.

“Apalagi produk saya ‘one product one design’, jadi bukan produk massal,” tutupnya.

Baca Juga: Gandeng UMKM, 40 Ribu Agen BRILink Tersebar ke Penjuru Kalimantan

Di sisi lain, Koordinator Pemasaran Koperasi Usaha Kreatif Banjarbaru, Retno Esty mengaku belum bisa membantu memasarkan produk anggotanya melalui marketplace

"Masih belum ditentukan karena harus dengan kesepakatan anggota," ungkapnya. 

Saat ini, pihaknya telah membantu pemasaran secara offline dan online. Misalnya menjalin kerja sama dengan Rumah BUMN Banjar milik Bank Rakyat Indonesia (BRI).

“Juga dipasarkan melalui Instagram resmi koperasi," bebernya.

"Rencana ke depan kita juga ingin memasarkan lewat Shopee," pungkasnya.