Pemprov Kalsel

Libatkan 8 Perusahaan, Kalsel Kembangkan Integrasi Sawit-Sapi

apahabar.com, BANJARBARU – Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) terus melakukan pengembangkan…

Ilustrasi kebun sawit. Foto-net

apahabar.com, BANJARBARU – Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) terus melakukan pengembangkan integrasi sawit-sapi.

Program tersebut sebagai salah satu cara untuk mendorong aspek multi manfaat dari perkebunan sawit dan peternakan sapi.

Langkah konkret berbasis kemitraan tersebut tertuang dalam sebuah nota penandatanganan MoU perjanjian kerjasama/pelaksanaan Program Integrasi Sawit Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma, antara Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel dengan 8 perusahaan perkebunan, Jumat (2/7).

Kedelapan perusahaan itu adalah PT Saka Kencana Sejahtera, PT Citra Putra Kebun Asri, PT Hasnur Cipta Terpadu, PT Smart Tbk, PT Gawi Makmur Kalimantan, PT Candi Artha dan PT Buana Karya Bakti.

Pj Gunernur Kalsel, Safrizal memgatakan, integrasi ini diharapkan dapat membantu pertumbuhan ekonomi Banua melalui peningkatan produksi sapi, dengan memanfaatkan lahan perkebunan sawit.

“Integrasi ini juga diharapkan dapat membantu menurunkan angka penggangguran di Kalsel,” ujarnya.

"Kalau peternakan sapi dikembangkan nanti juga bisa mengikuti untuk pengembangan bisnis produk turunannya. Seperti misalnya bisnis pengolahan daging menjadi produk lain, yang tentu dapat menyerap tenaga kerja," ujarnya lagi.

Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar menambahakan, permasalahan terkait sawit dan program gabungan sawit dan peternakan menjadi perhatian pemerintah ke depan.

Hal ini dikarenakan, perkebunan kelapa sawit sendiri menyumbang devisa terbesar bagi Kalsel setelah pertambangan, sehingga menjadi prioritas.

"Untuk produksi pedet (anak sapi ternak) sudah cukup besar, namun perkembangannya tidak jelas kemana,” bebernya.

Roy berharap ke depannya bisa lebih maksimal, sehingga harga sapi bisa lebih murah dibandingkan dari harga sapi yang didatangkan dari luar agar perputaran ekonominya lebih cepat di wilayah Kalsel.

Strategi yang disiapkan untuk mendukung hal tersebut, adalah pemanfaatan lahan sawit, pemanfaatan limbah industri sawit dan kelapa sawit untuk pakan.

Selain itu penguatan infrastruktur untuk peternakan, penguatan pasok ternak dan hasil ternak, serta regulasi dan deregulasi.

"Benefit yang diharapkan adalah terciptanya korporasi antara pekebun dan peternak sehingga menghasilkan produksi sapi berbiaya rendah, meningkatan produksi sawit, peningkatan pendapatan perkebunan,” beber Roy.

Sedangkan untuk masyarakat, ujar dia, tercukupinya kebutuhan protein hewani serta menumbuhkan usaha kegiatan penunjang bisnis inti.

“Selain itu, pengolahan industri serta terciptanya tahanan pangan dan kesejahteraan untuk pekebun dan peternak," pungkasnya.