Pegunungan Meratus

Lembaga Adat Dayak Labuhan Kecam Aktivitas Tambang di Pegunungan Meratus!

Kepala Lembaga Adat Dayak Desa Labuhan, Suan mengecam dan menolak aktivitas pertambangan batu bara dan kelapa sawit di Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan.

Pegunungan Meratus, salah satu destinasi wisata di Kalsel. Foto: Geopark Meratus

apahabar.com, JAKARTA - Kepala Lembaga Adat Dayak Desa Labuhan, Suan mengecam dan menolak aktivitas pertambangan batu bara dan kelapa sawit di Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan.

"Kami menolak keras pertambangan batubara baik legal maupun ilegal, kemudian perkebunan kelapa sawit yang berskala besar," ujar Suan saat deklarasi Forum Kalimantan Bangkit, Sabtu (20/5) kemarin dilansir apahabar.com Jakarta.

Baca Juga: Demi Bendungan, Pemprov Kalsel Bakal Babat Meratus

Ia menilai aktivitas pertambangan batu bara di pegunungan Meratus telah menghancurkan alam dan lingkungan masyarakat suku Dayak.

"Kami bernafas di Meratus, jadi sikap kami kepada semua instansi yang berkepentingan dengan sangat agar Meratus yang tersisa, jangan dirusak, karena kami hidup di alam yang penuh dengan kedamaian," ujarnya.

"Keberadaan penambang merusak kehidupan di pegunungan Meratus, maka kami sebagai masyarakat pegunungan Meratus akan tersingkirkan," sambungnya.

Baca Juga: Demi Bendungan Riam Kiwa, Pemprov Kalsel Ingin Bebaskan 753 Hektare Hutan Meratus

Maka Suan akan mengambil langkah tegas untuk berhadapan dengan perusahaan pertambangan yang beroperasi di kawasan hutan lindung di Pegunungan Meratus.

Salah satunya PT Mantimin Coal Mining (MCM) yang diduga berambisi mengeruk isi perut bumi pegunungan Meratus.

"Jadi sikap kami jelas, bahwa kalau memang itu terjadi (perusahaan tambang beroperasi) di Meratus, kami siap perang, kami masyarakat Dayak sekarang akan menggerakkan elemen-elemen paling bawah untuk berperang melawan korporasi tambang," pungkasnya.