Kalsel

Lawan Pandemi, Batola Mulai Genjot Jejangkit Ecopark

apahabar.com, MARABAHAN – Sekalipun berimpitan dengan penanggulangan pandemi, Barito Kuala (Batola) mulai mengerjakan pembangunan Jejangkit Ecopark…

Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, bersama kepala SKPD terkait, memperhatikan maket Jejangkit Ecopark. Foto-apahabar.com/Bastian Alkaf

apahabar.com, MARABAHAN – Sekalipun berimpitan dengan penanggulangan pandemi, Barito Kuala (Batola) mulai mengerjakan pembangunan Jejangkit Ecopark di Kecamatan Jejangkit.

Jejangkit Ecopark dibangun di atas lahan eks Hari Pangan Sedunia (HPS).

Menggunakan anggaran sekitar Rp25 hingga Rp30 miliar dari APB murni, proyek ini didirikan di atas lahan seluas 5 hektar.

Sedikitnya, 2,2 hektar di antaranya merupakan bekas lokasi parkir HPS. Sedangkan 2,8 hektar lagi berupa lahan eks venue pelaksanaan HPS.

Direncanakan lahan eks parkir tetap menjadi lokasi parkir, ditambah pembangunan pusat kuliner dan cendera mata.

Dari lokasi parkir, pengunjung diantar menggunakan kendaraan khusus menuju lahan eks venue HPS.

Di lahan ini direncanakan didirikan kantor pengelola, gedung serbaguna, musala, open hall, amphi theatre mini dan rumah kaca.

Kemudian wahana wisata air, taman bermain, kolam pemancingan, taman labirin, mini farm, kebun binatang mini, camping ground, pohon harapan dan kios jajanan.

“Melalui Jejangkit Ecopark, kami berharap sektor ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata Batola ikut terdorong,” ungkap Bupati Batola. Hj Noormiliyani AS, seusai ground breaking Jejangkit Ecopark, Kamis (9/7).

Termasuk program menata kota yang digaungkan Noormiliyani, Jejangkit Ecopark juga merupakan salah satu pemanfaatan ratusan hektar lahan eks HPS.

“Jejangkit dipilih lantaran beberapa faktor pendukung. Tak hanya lahan yang luas, Jejangkit Ecopark juga berada di ruas jalan provinsi,” timpal Saberi Thanoor, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Batola.

Kendati memiliki prospek yang cerah, bukan berarti pembangunan Jejangkit Ecopark tanpa kendala. Salah satunya relokasi anggaran untuk penanganan penanggulangan Covid-19.

“Akibat penanganan pandemi, hampir separuh anggaran pembangunan infrastruktur dialihkan,” beber Saberi.

“Namun demikian, kami tetap menargetkan pembangunan Jejangkit Ecopark dirampungkan September atau Oktober 2022, sesuai keinginan Bupati,” tegas Saberi.

Guna mengejar target, pematangan lahan dan saluran-saluran air mulai dilakukan menggunakan anggaran sekitar Rp1 miliar dari APBD 2020.

Kemudian dalam anggaran 2021, dilakukan penyelesaian pematangan lahan dan memulai pembangunan sarana prasarana.

“Pembangunan sarana dan prasarana terus berlanjut sampai 2022. Dalam fase ini, kami juga melibatkan SKPD terkait untuk melengkapi fasilitas Jejangkit Ecopark,” beber Saberi.

“Untuk pembangunan mini farm, kami melibatkan Dinas Pertanian. Demikian pula mini zoo dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan,” tandasnya.

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin